30. TENGGELAM

77 44 121
                                    

In another life, I would be your girl
We keep all our promises, be us against the world
In another life, I would make you stay
So I don't have to say you were the one that got away
The one that got away

The one that got away ~ Katy Perry

[Yuk putar mulmed yang sudah disediakan author. Siapa tahu dilain kesempatan nanti kita bisa memiliki sesuatu yang sebatas mimpi kita hari ini]

~•~

"WHAAATTTT!!!" Teriak seorang gadis dengan suara lebih dari 10 oktaf

"INI ENGGAK ADIL! POKOKNYA INI ENGGAK ADIL! KENAPA LO UDAH DAPET CIUMAN, GUE BELOMMM!" Gadis itu menghentakkan kakinya di tanah sambil terus berteriak seperti anak kecil

Seorang laki-laki yang disampingnya hanya diam, pura-pura tidak mendengarkan teriakan gadis gila disampingnya. Dia menikmati waktunya duduk di hamparan rumput hijau dengan melihat danau yang tenang tak beriak.

"Nat!!!!! First kiss gue mana??" Gadis bernama Caca itu berjongkok menjajarkan tubuhnya dengan Nathan

"Lo mau dicium?" tanya Nathan yang dingin dan ketus. Caca mengangguk pelan

"Mendekatlah!" Perintah Nathan

Caca mendekatkan wajahnya pada Nathan, dengan pelan Nathan mengarahkan bibir seksinya mendekati bibir Caca. Nafas mereka sedang beradu sebentar, Nathan hampir berhasil.

PLAAKKK

Sebuah tamparan keras menghujam pipi Nathan, saking kerasnya sampai Nathan tidak kuat untuk menyangga tubuhnya dan jatuh tersungkur di hamparan rumput hijau sambil memegangi pipinya.

"Jijik ngerti enggak Nat. Gue maunya bukan Lo!" Protes Caca seraya melipat kedua tangannya

"Sumpah sakit banget! Ampun Tuhan!" Rintih Nathan yang benar-benar kesakitan

Sekejap kemarahan itu mendadak hilang digantikan dengan tawa keras yang meluncur dari mulut Caca yang melihat Nathan benar-benar kesakitan. Cap lima jari Caca sampai membekas di pipi Nathan. Tapi bukannya merasa bersalah, Caca justru mentertawakan sahabatnya itu.

Nathan berhenti merintih, menghela nafas, menatap langit-langit yang penuh dengan awan hitam tebal. Mentari menghilang, langit begitu gelap. Tak satupun cahaya yang bisa lolos dari kumpulan awan. Nathan memejamkan matanya, menelan ludah untuk meredam sakitnya.

"Udah sakitnya?" tanya Caca yang membuat Nathan langsung meliriknya dengan tajam

"Sialan Lo!" Nathan segera melayangkan tamparannya, namun Caca dengan gesit menghindari dan berlari menjauhi Nathan

"Sukurin," ledek Caca sambil menjulurkan lidahnya

Nathan terdiam, memukuli tanah untuk melampiaskan segala kemarahannya. Setelah puas, Nathan kembali berbaring di tanah sambil tidur sebentar untuk mengatasi emosinya.

Caca yang sudah berada tepat di bawah rumah pohon kembali menyelidiki Nathan yang tidak mengejarnya. Mata Caca meredup, menatap Nathan yang tertidur pulas. Tiba-tiba rencana jahatnya muncul, mulutnya mulai tersenyum licik.

RefrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang