15. SWEET BUT PSYCHO

162 103 66
                                    

Oh, she's sweet but a psycho
A little bit psycho
At night she's screamin'
"I'm-ma-ma-ma out my mind"
Oh, she's hot but a psycho
So left but she's right though
At night she's screamin'
"I'm-ma-ma-ma out my mind"

Sweet But Psycho ~ Ava Max

~•~

"Hari ini gue tau siapa Lo Nat! Tega Lo bohongin gue!! Tega banget!!!"

"Kebohongan apa lagi yang udah Lo buat???"

Di koridor sekolah yang ramai kayak Pasar Senen, dua orang terlihat berjalan dengan kakunya. Banyak pasangan sorot mata yang menatap mereka dengan ngeri.

"Gak usah diperhatiin tatapan mereka! Gak ada gunanya!" Sentil Guntur dengan tawa riangnya

Nathan tertawa getir "Mesti Herman nanti bakal turun tangan!"

"Bapak-bapak sok ganteng itu pasti sekarang--"

Tidak sempat Guntur meneruskan kalimatnya, sesosok pria bertubuh tegap dan tinggi berdiri dihadapan mereka.

Siapa lagi kalau bukan Pak Herman, kumis tipis habis dicukur sudah dipastikan bahwa itu adalah dia. Nathan hampir salah fokus karena Pak Herman seperti lebih muda 20 tahun.

"Ikut ke ruangan saya sekarang juga!" Perintah tegas dari Pak Herman

"Iya pak!!" Jawab Guntur dan Nathan hampir bersamaan

"Kamu gak usah ikut!" Seru Pak Herman pada Guntur

"Tapi Pak--"

Nathan menghentikan kalimat Guntur. Nathan mengangguk dan langsung berjalan berdampingan bersama Pak Herman.

Guntur sedikit was-was, karena Nathan sangat mudah terbawa emosi. Dia tidak ingin kejadian tahun lalu itu terulang lagi, saat Nathan mengamuk pada guru-guru bimbingan konseling

"Semoga Lo gak papa Nat!" Ucap lirih Guntur

Langkah Nathan dan Pak Herman sedikit santai. Pak Herman sama sekali tidak menanyakan apa-apa kepada Nathan. Namun entahlah nanti.

Sampai di ruangan Pak Herman, Nathan bersiap-siap mengambil nafas. Dia tahu kalau Manusia Serigala itu ingin melihatnya mengamuk.

"Masuklah, jangan sampai ada orang lain yang melihat kamu masuk disini!" Perintah Pak Herman

Nathan mulai memasuki ruangan itu. Sepi, hangat, dan tenang membuatnya sedikit rileks.Pak Herman segara menutup pintu itu dengan rapat-rapat.

"Duduklah Nat! Hari ini Bapak tidak ingin memarahimu, hanya ingin memberitahu sesuatu!"

"Apa Pak?" Tanya Nathan penasaran sambil mulai duduk

Pak Herman melepas kacamatanya, dia menyeka air yang keluar dari dua matanya

"Dulu Bapak ikut SAYAP GARUDA! Walaupun Bapak dulu adalah guru, itu tidak menghalangi Bapak untuk ikut Anak Motor. Karena Bapak dulu masih muda saat diangkat menjadi guru!" Pak Herman memulai ceritanya

RefrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang