[32]. Masih Sakit

2.3K 193 112
                                    

Happy Reading...

Nara diam termenung di dapur, ia masih memikirkan hubungan apa yang terjalin antara Gavin dan juga Anes kalau di mata Nara mereka terlihat sangat dekat walau mereka terlibat pertemanan sejak kecil, ia ingin egois kalau hati nya tak ingin Gavin terlalu dekat dengan wanita lain tapi apalah daya kalau posisi nya adalah istri yang tak diharapkan dan ia tak bisa mengatur hidup yang dijalani laki-laki itu.

"Ck. Ngapain kamu di situ ngelamun?" Suara Gavin menyadarkan Nara dari pikiran nya. Ia menoleh melihat Gavin tengah berdiri bersedekap dada.

"Astaga mas Gavin kok turun sih, kenapa keluar dari kamar?" Ucap Nara tergesa menghampiri Gavin. Sebenarnya dirinya merasa sedikit canggung dan malu dengan kejadian yang Nara sendiri masih terlalu terkejut, sampai-sampai ciuman itu juga masih terus berputar di kepala nya, tak mau enyah dari pikiran nya.

"Saya bosan di kamar terus. Saya pikir kamu kemana, tidak kembali-kembali ke kamar. sekali nya lagi asik ngelamun." Dengus Gavin. Gavin berjalan pelan menuju ruang tamu di bantu Nara yang memapah Gavin walau di rasa Gavin bisa berjalan sendiri tapi laki-laki itu tak mempermasalahkan bantuan Nara membuat Nara cukup senang.

"Mas Gavin yakin mau di sini aja? Mending di kamar." Ucap Nara membantu Gavin mendudukan diri.

"Emang apa yang akan kita lakukan di kamar?" Tanya Gavin memincing.

"Eh,-" Nara tak bisa menghindari semu merah di pipi nya mendengar pertanyaan Gavin membuat ia teringat kejadian yang membuat Nara merasa malu.

"Em maksudnya kan mas Gavin bisa istirahat selagi aku mau masak makan siang." Nara salah tingkah.

"Tidak mau, terus saya sendirian gitu?" Protes Gavin.

"Jadi mas Gavin mau saya temani?" Tanya balik Nara.

"Sebenarnya sih tidak, tapi berhubung saya sakit, ya,- iya. Nanti kalo saya kenapa-kenapa gimana?" Jawabnya dengan membuang pandangan kearah lain.

"Yaudah kalo gitu aku masak makan siang dulu ya mas." Pamit Nara.

"Gak usah, saya sudah delivery makanan. Kamu cukup urus saya saja. Saya ini sakit." Tegas nya.

"Tapi sepertinya mas Gavin sudah cukup membaik." Ucap Nara melihat Gavin yang tak selesu tadi pagi.

"Sok tau kamu, yang sakit kan saya bukan kamu." Sebal Gavin. Nara hanya mengangguk lalu beranjak untuk duduk di sofa seberang Gavin.

"Kamu ngapain duduk di situ?"

"Eh,- ma-maaf mas." Ucap Nara lalu bergerak turun kebawah untuk duduk di lantai.

"Siapa yang nyuruh kamu duduk di lantai? Saya kan cuma tanya kamu ngapain duduk di situ?" 

"Jadi aku harus duduk dimana mas?" Tanya Nara yang sudah pasrah dengan kebingungan nya.

"Lupakan." Gavin sedikit kesal, entah apa yang laki-laki itu kesalkan yang jelas Nara cukup bingung dengan sikap Gavin yang sulit ia pahami sekarang. Nara memutuskan kembali duduk di sofa, matanya menatap Gavin yang tengah bersandar pada sofa dengan memejamkan matanya, namun Nara pastikan bahwa laki-laki itu tak sedang tidur.

"Mas Gavin semalam kok tidur di kamar ku lagi?" Tanya Nara iseng, sebenarnya ia takut kalo Gavin akan menjawabnya marah.

"Kenapa memangnya? Gak suka saya di kamar kamu?" Tanya Gavin sinis.

"Eh enggak mas, bukan gitu. Kan sebelumnya mas Gavin yang mau kita pisah kamar." Jawab Nara takut-takut.

"Jangan geer ya kamu, saya cuma gak mau aja nanti tiba-tiba mati lampu lagi terus kamu ketakutan lagi kan repot. Lagian beruntung kamu, saya tidur di kamar kamu semalam, karena semalam saya masuk kamar kamu, kamu sedang mengigau. Kehadiran saya cukup bikin tenang tidur mu juga kan." Jelas Gavin membuat Nara meringis.

Lembaran kisah (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang