[30]. Gavin Aneh

2.4K 216 96
                                    

Happy Reading...

"Siapa?" Lagi-lagi Nara berteriak namun tetap tak ada sahutan, Nara semakin menenggelamkan diri di bawah selimut tapi tiba-tiba terdengar gedoran yang semakin kencang hingga Nara terlonjak.

Ceklek...

Suara pintu terbuka membuat Nara merutuki diri nya sendiri sampai lupa mengunci pintu, ia semakin memejamkan mata nya di bawah selimut dengan ketakutan. Tidak ada suara lagi namun Nara seolah merasakan ada yang berjalan mendekat membuat Nara merinding sendiri.

"Huwaaa!!!!" Nara berteriak kencang begitu selimut nya tersibak namun ia masih setia memejamkan mata nya.

"Brisik!"

"Heh,-" Nara perlahan membuka matanya ketika mendengar suara familiar, ia menoleh ke samping berdiri Gavin yang memakai baju tidurnya dengan memegang ponsel serta membawa bantal.

"Ma-mas Gavin ngagetin, aku pikir ha-hantu." Ucap Nara lirih.

"Saya dari tadi ketuk-ketuk gak kamu bukain."

"Kan aku sudah teriak siapa? Tapi mas Gavin gak jawab ja-jadi aku takut lah mas mau bukain." ucapnya mencebik.

"Saya kan sudah bilang hantu gak suka sama kamu."

"Kaya mas Gavin dong." Celetuk Nara.

"Kamu ngatain saya hantu?"

"Eh,- eng-nggak ma-mas, bu-bukan maksudnya kan mas gak suka sama aku." Gavin mendengus kesal, "mas Gavin ngapain ke sini?"

"Sanaan." Perintah Gavin untuk Nara menggeser tubuhnya, Nara mengernyit bingung namun tetap menurut, Gavin meletakan ponselnya dengan mode senter di atas nakas.

"Eh,- ngapain mas?" Kaget Nara begitu Gavin meletakan bantal di sisi sebelahnya.

"Tidur lah." Jawabnya cuek lalu beranjak menaiki ranjang, membaringkan tubuhnya di samping Nara.

"Kok di sini?" Bingung Nara.

"Nih ya saya kasih tau, kamu jangan kegeeran saya tidur disini. Saya mau tidur di sini juga karena kamu, katanya kamu takut gak berani sendiri jadi saya temani, kurang baik apa coba? Lagian saya gak mau ya kamu gak hidup lagi cuma karena gara-gara takut hantu." Cerocos Gavin membuat Nara mengernyit.

"Mas Gavin ternyata bawel juga ya." Kekeh Nara.

"Kamu ngatain saya?"

"Eh nggak mas, yaudah tidur yuk." Nara buru-buru membalikan tubuhnya saling membelakangi.

"Gak usah merintah, tanpa kamu suruh saya juga mau tidur." Sewot Gavin, Nara hanya mengangguk tak ingin berdebat lagi. Namun di kesunyian Nara merasa jantungnya berdebar kencang, rasanya seperti pertama kali ia tidur bersama Gavin dulu walau ada Arga di antara mereka saat itu, dan kali ini mereka hanya berdua.

"Mas." Panggil Nara. Di situasi seperti ini Nara berpikir ia bisa memanfaatkan kesempatan, berharap Gavin belum mau tidur sehingga ia bisa mengajak Gavin ngobrol sebentar.

"Apa sih berisik." Sahut Gavin.

"Kapan sih lampu nya nyala?"

"Emang saya PLN apa." Dengus Gavin.

"Mas Gavin udah tidur?"

"Kamu pikir siapa yang jawab kalo saya sudah tidur, pertanyaan kamu itu salah." Ketus Gavin, Nara meringis.

"Eh iya mas, mas Gavin udah mau tidur?"

"Ya." Jawabnya cuek.

"Yaudah selamat malam mas." Hening sesaat.

Lembaran kisah (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang