[26]. Takut

2.1K 155 55
                                    

Happy Reading...

"Aaaaaaaa......" Nara berteriak melemparkan ponsel nya ke lantai, gerakan spontan karena Nara ketakutan, ia membekap mulutnya menangis. Tangan nya bergetar kembali mengambil ponselnya yang masih menampilkan gambar yang dikirim oleh nomor yang Nara tak kenali.

Dengan tangan bergetar ia cepat menghapus gambar serta memblokir nomor yang tak dikenal itu, Nara masih terbayang gambar foto dirinya dengan bercak merah yang Nara pikir adalah darah dengan tulisan kau akan lebih menderita, ia benar-benar sangat takut kilasan masa lalu seolah berputar di kepala nya. Apakah ini akan menjadi awal terjadi nya teror kedepan? Tidak, Nara tidak ingin lagi mengalami nya. Kenapa? Kenapa ia harus mengalami nya kembali, sebenarnya siapa yang melakukan nya? atau orang iseng yang hanya ingin menakut-nakuti nya. Tentu saja itu tidak mungkin, bisa saja teror masa lalu akan kembali lagi sedangkan Nara merasa sendiri saat ini. 

"Aaarghhh....." Nara meringis, menjambak rambut dengan kedua tangan nya, rasa pusing kembali menghampiri hingga ia terduduk di lantai dengan isakan yang kembali lolos.

Suara ketukan pintu berubah menjadi gedoran yang semakin kencang tak membuat Nara bangkit, ia memeluk lutut nya dengan kedua tangan nya, ponsel nya tergeletak di lantai membuat ia terbayang-bayang foto itu lagi.

BRAK.....

pintu terbuka paksa dari luar, terlihat Gavin dengan wajah cemas nya berjalan cepat menghampiri Nara.

"Hey kamu kenapa, Nara kamu kenapa?" Gavin berlutut mengguncang pelan tubuh Nara yang masih tak bereaksi, hanya getaran tubuhnya membuat Gavin semakin panik.

"Tidak! jangan lagi, aku mohon." Nara meracau di tengah isakan nya, ia menyeret tubuhnya ke belakang dengan kedua tangan yang mencengkram kaki nya.

"Nara, sadar." Gavin masih menjangkau Nara berusaha menyadarkan Nara dari ketakutan nya.

"Tidak, jangan lagi. Arghhhh...." Nara menjambak rambutnya dengan kedua tangan saat di rasa pusing kembali ia rasakan.

"Hey lihat saya." Gavin dengan cepat menangkup kedua pipi Nara, ia menatap Nara yang menampilkan wajah takut nya, "semua akan baik-baik saja." Gavin berusaha menenangkan walau ia sendiri tak tau apa yang terjadi, ia mengelus pelan kedua pipi Nara dengan ibu jari nya, dengan perlahan Nara langsung menatap manik mata Gavin hingga Nara tiba-tiba dengan cepat menubruk tubuh Gavin, memeluknya erat serta tangis pecahnya.

" Gavin berusaha menenangkan walau ia sendiri tak tau apa yang terjadi, ia mengelus pelan kedua pipi Nara dengan ibu jari nya, dengan perlahan Nara langsung menatap manik mata Gavin hingga Nara tiba-tiba dengan cepat menubruk tubuh Gavin, memelukn...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi)

Gavin sendiri ragu untuk membalas pelukan tiba-tiba itu, namun dengan perasaan ragu nya sebelah tangan Gavin membantu mengeratkan pelukannya sambil mengelus punggung Nara dengan maksud menenangkan wanita itu yang tengah terisak.

"Aku takut." Bibir Nara bergetar mengucapkan nya. Gavin hanya diam, tangan nya tak berhenti mengelus punggung Nara dengan lembut. 

Lembaran kisah (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang