[20]. Arga dan Gavin gak akur

2.9K 170 108
                                    

Happy Reading...

"Sarapannya mana Ga? Kamu ngapain duduk di sini kalo sarapannya gak ada? Mama kamu mana jam segini gak masak apa-apa, mana gorden rumah juga belum di bukain." Ucap Gavin melihat Arga duduk terdiam di meja makan.

"Loh Arga kamu kenapa kok malah nangis?" Gavin terlihat panik begitu melihat wajah merah Arga yang menangis.

"Papa jahat, mama sakit pa. Mama pasti kecapekan gara-gara papa, papa marah-marah sama mama kemarin." Tangis Arga pecah membuat Gavin kelimpungan.

"Ma-ma sakit? Mungkin mama kamu pura-pura aja itu gak mungkin mama sakit, pasti dia gak mau ngurusin rumah sama kamu." Sahut Gavin berusaha menenangkan Arga.

"Papa jahat, papa jahat! Mama beneran sakit badan mama panas." Tangis histeris Arga memukuli tubuh Gavin. Gavin tercengang menatap Arga yang terus-terusan menyalahkan nya.

"Terus mama dimana sekarang?" Tanya Gavin.

"Papa gak boleh nemuin mama, papa pasti mau marah-marah sama mama, Arga gak izinin." Gavin lagi-lagi terpaku, sekarang Arga mengecap nya papa yang pemarah itu karena ulahnya sendiri namun tak sejalan dengan pikirannya yang menyalahkan Nara. 

"Enggak-enggak. Papa gak marahin mama, papa mau rawat mama." Gavin langsung terdiam begitu mengucapkan hal yang salah menurutnya, itu adalah ucapan spontan yang Gavin sendiri tak sadari.

"Papa bener mau rawat mama? Gak marah-marah sama mama?" Tanya Arga. Gavin terpaksa menggeleng, tidak mungkin ia menarik ucapannya yang ada Arga akan sangat marah pada nya.

"Bagus pa, karena mama sakit juga gara-gara papa." Gavin hendak menyela namun urung karena Arga juga sudah berlalu pergi, Gavin menghela nafas bergerak melangkah untuk membuka gorden dengan satu tangan yang menempelkan ponsel pada telinga nya.

"Urus kantor, hari ini gue gak masuk." Begitu selesai berbicara Gavin langsung mematikan sambungan telepon tanpa mendengar respon orang di seberang sana, tentu saja hal itu membuat Fajar berdecak kesal.

Setelahnya Gavin kembali berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan, sebenarnya ia tak bisa memasak dan bingung apa yang harus ia lakukan tapi mengingat Arga yang lebih suka masakan rumah di tambah telur mata sapi di pagi hari mau tak mau Gavin harus mencoba nya walau tentu saja selama memasak Gavin terlihat frustasi.

Arga memandangi piring di depannya serta Gavin secara bergantian, sedangkan Gavin hanya tersenyum miris.

"Pa ini telur mata sapi nya kenapa? Warna nya jelek banget." Komentar Arga, Gavin meringis membenarkan ucapan Arga. Padahal ini sudah yang paling bagus di banding beberapa lainnya yang berakhir di tempat sampah.

 Padahal ini sudah yang paling bagus di banding beberapa lainnya yang berakhir di tempat sampah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lembaran kisah (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang