[1]. Hal mengejutkan

4.2K 181 25
                                    

Happy Reading

Langkah kaki seorang wanita membawanya masuk kedalam rumah berukuran minimalis yang sudah ditempati bertahun-tahun lamanya, matanya menangkap sosok wanita paruh baya yang tengah duduk di sofa ruang tamu sambil menangis memegang sebuah kertas. Hari ini ia memang pulang lebih awal dari restoran tempatnya bekerja, ia yang sudah tak ada kegiatan apa-apa lagi di luar memilih pulang menemani satu-satu nya wanita yang saat ini hidup bersama nya.

Nara berjalan mendekat hingga wanita paruh baya tersebut menyadari kehadiran orang lain di rumah nya kemudian dengan cepat menghapus air matanya dan menyembunyikan kertas itu ke dalam amplop besar, kening Nara sedikit berkerut merasa ada yang aneh dari mama nya. 

"Kamu sudah pulang nak, tumben cepat sekali?" Tanya Resa tersenyum teduh. 

"Restoran tutup lebih awal Ma, mama kenapa nangis dan apa itu?" Nara menunjuk amplop coklat yang berusaha disembunyikan dari nya.

"Bukan apa-apa, oh iya mama baru saja memasak makanan kesukaanmu, sebaiknya kamu mandi dulu mama akan siapkan semuanya." Seperti sedang menutupi sesuatu Resa bangkit sambil berjalan menuju dapur, Nara hanya mengangguk lalu beranjak menuju kamar nya.

Tak butuh waktu lama, Nara sudah berganti pakaian rumah nya, bergerak menuju meja makan dengan sang mama yang sudah duduk di kursi nya. 

"Ma," Resa tersentak dari lamunan nya, mata nya menatap sang putri lalu tersenyum hangat. 

"Ayo sayang duduk, kamu pasti lapar." Nara mengangguk masih dengan perasaan aneh melihat sang mama yang bertingkah berbeda hari ini. Bahkan sang mama yang biasa nya selalu bertanya atau sekedar mengobrol pada nya mendadak diam.

Nara menghela nafas, makanan nya sudah habis tapi melihat sang mama yang seperti tak ada selera makan membuat Nara harus menemukan jawaban yang ada di dalam otak nya. 

"Ma," Resa mendongak menatap sang putri, menaruh sejenak sendoknya yang sedari tadi hanya berfungsi menyuapkan makanan nya sesekali.

"Mama kenapa? Apa ada yang mama sembunyikan dari Nara?"

Resa tersenyum, "Mama tidak papa, kamu udah selesai? Sepertinya kamu semangat makan nya ya sampe makanan mama aja masih banyak." Kekeh Resa.

"Yaudah kamu langsung istirahat aja besok kan kamu kerja, biar mama yang beresin sekalian mama mau habisin makanan mama dulu." Sambungnya, entah mengapa Nara merasa curiga pada mama nya yang terlihat gusar, namun tetap terlihat jelas ada gurat kesedihan di mata nya yang berusaha ditutupi.

"Ma,-" 

"Pergilah sayang, Mama tidak papa." Senyuman hangat itu mampu membuat Nara mengangguk lemah, mungkin belum saat nya ia tahu, pikirnya.

🌿🌿🌿

Nara menatap bingkai foto yang berada di meja kamar nya, potret keluarga kecil yang nampak sekali bahagia. Nara sangat merindukan papa nya, laki-laki yang selalu menjadi pahlawan nya.

Sejak kepergian papa nya, ia hanya hidup berdua dengan sang mama. Ia yang memang sudah bekerja harus menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga, Resa tak bekerja karena sejak sang papa masih ada mama nya hanya fokus menjadi ibu rumah tangga, terlebih semenjak kepergian sang papa mama nya jadi sering sakit-sakitan sehingga Nara tak mengijinkan mama nya untuk bekerja.

Belum lama, tapi waktu seolah cepat berlalu meninggalkan berbagai kenangan yang masih ingin Nara ulang.

Tok tok tok

"Siapa yang bertamu pagi-pagi seperti ini." Gumamnya berjalan menuju pintu, jam masih menunjukan pukul enam pagi namun tak biasanya ada seseorang yang bertamu di pagi hari seperti ini.

Lembaran kisah (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang