🍷 01. Suami Yang Tak Diinginkan 🍷

19.4K 1.2K 117
                                    

Malem temans. Yang belum pernah baca cerita dr. Satrio langsung merapat yess. Mumlung saia lagi baik hati 🥰🤭

Hampir tengah hari ketika pernikahan mendadak itu selesai dilakukan. Satria Samudera atau yang akrab dipanggil dengan nama Satrio baru saja melepas masa lajangnya dan menyisakan jeritan patah hati hampir 80% makhluk berjenis kelamin perempuan. Sialnya ... pernikahan tanpa direncanakan itu terjadi murni karena perilaku impulsifnya yang tiba-tiba bertemu dengan Ocean.

"Dokter Satria Samudera, selamat menempuh hidup baru." Alfredo menyalami tangan Satrio sedangkan wajahnya terlihat dingin dan menyebalkan. "Untuk ukuran seorang playboy, cara pernikahanmu benar-benar luar biasa."

"Cara menikah yang sangat hina untuk standarmu yang biasanya cerewet." Raphael yang biasanya cenderung malas berbicara, kini bisa menyela.

"Jangan minta untuk dipanggil Satrio lagi karena Satria lebih cocok buatmu setelah pernikahan spektakuler tadi," Alfredo meneruskan.

"Kalian berdua benar-benar menyebalkan. Aku kira kalian selalu mendukungku." Satrio memprotes kelakuan temannya seraya meninju lengan mereka bergantian.

"Kami memang mendukungmu, jangan khawatirkan hal itu. Ayo, Al, kita kembali kerja. Biar saja pengantin baru ini bulan madu di sini." Raphael berlalu tanpa merasa perlu menunggu jawaban.

Alfredo menyusul kemudian setelah menepuk bahunya sekilas seolah memberikan dukungan. Satrio yang paham dengan kelakuan ajaib teman terbaiknya itu cuma bisa mengedikkan bahu. Setelah semua reaksi temannya barusan, pada akhirnya dia menyadari sikap spontannya yang setuju begitu saja untuk menikahi Ocean bisa jadi adalah sebuah kekeliruan.

Bukan perkara mudah bagi Satrio begitu bertemu lagi dengan Ocean setelah 6 tahun berlalu. Satu-satunya gadis yang pernah menolak cintanya dengan alasan dia terlalu ramah pada wanita. Benar ... Satrio memang terlalu ramah pada wanita, tetapi Ocean meninggalkan Satrio tanpa mendengarkan penjelasan apa pun.

Satrio kembali ke dalam ruang rawat mertuanya dan mendapati Ocean tengah bersandar di bahu ibunya, khas gadis-gadis rumahan yang hanya tahu segala sesuatu dari sang ibu. Bapak mertuanya yang tertidur pulas seolah memberitahukan bahwa dia tidak bisa berada di sana untuk waktu yang lama.

"Ada yang ingin kamu sampaikan, Ocean?" Satrio menoleh ke arah Ocean dengan pandangan mata yang sedikit tajam. Bibirnya terkatup rapat setelah kalimatnya berakhir dan menyisakan ekspresi tanya.

"Ya." Hanya satu kata itu yang diucapkan oleh Ocean. Kepalanya yang tertunduk membuat Satrio sedikit berang. Memangnya dia tidak tampan, hingga istri yang belum genap satu jam dia nikahi sudah tidak mau melihat wajahnya?

"Ayo, ikut aku," ajak Satrio seraya melangkah keluar dari ruang rawat mertuanya diikuti oleh Ocean.

Satrio yang pada dasarnya sangat ramah kini terlihat dingin. Melangkah sepanjang koridor rumah sakit dengan tangan sang istri dalam genggaman dan hanya memperlihatkan anggukan kecil manakala seseorang menyapanya. Tidak ingin repot-repot bepikir Ocean mampu mengimbangi langkah lebarnya atau tidak, pada kenyataannya gadis yang baru diperistri olehnya itu tengah berjalan setengah berlari mengikutinya.

Sinar matahari menyelinap melalui jendela dengan vertical blind berwarna hitam. Sebuah ruangan berukuran 32 meter persegi yang dilengkapi dengan kamar mandi dalam di pojok kiri. Satu set sofa hitam terletak di pojok sebelah kanan berseberangan dengan meja kerja yang juga berwarna hitam. Agak ke tengah hingga menempel dinding kamar mandi ada lemari tinggi berisi banyak buku dan berkas. Sedangkan di seberang lemari itu ada wastafel serta jemuran mini di mana sebuah handuk besar berwarna hitam terbentang. Ada juga kulkas berwarna abu-abu di sana yang melengkapi fasilitas ruangan Satrio.

Janji KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang