🍷 06 Kebingungan Ocean 🍷

8.3K 952 113
                                    

Sore temans, yang kesayangan dr. Satrio merapat yess🤭🤭

Ocean membuka pintu depan ketika mendengar deru mobil Satrio di luar. Sejak sedikit cekcok yang terjadi di antara mereka berdua tadi, suaminya itu keluar entah kemana dan baru kembali saat jam menunjukkan pukul 10. Ocean tidak menanyakan apa pun selain mengekor Satrio masuk ke kamar mereka. Sementara Satrio mandi, Ocean menyiapkan baju untuk Satrio. Dia menunggu sambil mengerjakan laporan pekerjaannya melalui ponsel.

Terlalu asyik dengan pekerjaannya, Ocean sampai tidak sadar kalau satrio sudah keluar dari kamar mandi dan selesai mengenakan pakaian yang dia siapkan.

"Ada makanan tidak?" tanya Satrio.

"Ada," jawab Ocean. "Aku panaskan dulu." Ocean meletakkan ponselnya di ranjang dan melangkah keluar terlebih dulu. Satrio mengikutinya dari belakang sambil bersiul riang.

Ocean memanaskan sop yang dibuatnya, hanya sekedar hangat supaya Satrio tidak sibuk meniupnya. Sementara menunggu sop hangat, dia menggoreng ayam dan mengambil piring lalu mengisinya dengan nasi. Setelah semua beres, dia membawa makanannya ke meja makan.

Satrio makan dengan lahap, seolah itu adalah makanan enak. Semua yang Ocean masak dia makan tanpa protes dan sedikit banyak hal itu membuat hati Ocean senang. Terlepas dari apa yang sudah dia katakan pada Satrio, suaminya itu tetap ramah dan baik.

"Kamu nggak makan, Cean?"

Ocean menggeleng. "Enggak, tadi aku udah makan jam 6," jelas Ocean.

Satrio berdecak tidak suka. "Kemari," katanya. "Duduk di sebelahku," titahnya hingga Ocean paham dengan maksudnya.

Ocean bergeser dan duduk di sebelah kiri Satrio. Ocean tidak menyangka kalau dia mendapatkan suapan dari suaminya. Penolakannya tidak berarti apa pun karena Satrio benar-benar tidak mengerti arti penolakan. Ketika nasi dalam piringnya habis, Satrio minta tambah dan Ocean mengambilkannya tanpa keberatan. Kembali mereka makan berdua dengan Satrio yang terus menyuapi Ocean.

Setelah makan malam, Ocean menemani Satrio duduk di ruang tengah. Satu kaki pria itu menumpang di atas kaki yang lainnya. Matanya serius menonton film di televisi yang Ocean sendiri malas untuk menontonnya. Dia memilih untuk membaca majalah sambil menemani suaminya meski tanpa ada pembicaraan di antara mereka berdua.

"Besok pelaksanaan operasi bapak. Boleh aku menunggunya?" tanya Ocean setelah keheningan panjang di antara mereka.

"Operasi itu bisa sangat lama, ngapain kamu tungguin? Nganggur di depan OK itu nggak enak, apalagi nganggur dan cemas," terang Satrio.

Ocean membenarkan ucapan Satrio dalam hati, tetapi sebagai anak dia tidak bisa mengabaikan bapaknya, terlebih ibunya yang sudah pasti akan berada di dekat bapaknya, bagaimanapun situasi dan kondisinya.

"OK itu apa?" tanya Ocean dengan kata yang ada dalam kalimat Satrio.

Satrio melirik Ocean. "OK itu dari bahasa Belanda, singkatan dari Operatie Kamer. Kamar operasi kalau kita bilang atau bisa juga ruang operasi, senyamannya orang nyebut pokoknya sama maksud," jelas Satrio.

Ocean manggut-manggut. "Memangnya berapa banyak kata serapan dari bahasa Belanda yang sering digunakan di rumah sakit?" Ocean bertanya lagi saat Satrio memberikan jawaban dengan sabar dan cukup memuaskan rasa ingin tahunya.

"Ada banyak, tapi yang sering digunakan itu seperti tingkat kesadaran seseorang akibat suatu kondisi kesehatan yang biasa disebut koma, dalam bahasa aslinya komma. Ada lagi yang sering disebut orang yaitu besuk, yang artinya kunjungan untuk orang yang sakit, itu bahasa aslinya bezoek."

"Jadi sebenernya secara nggak sadar kebanyakan orang itu aslinya ngomong pakai bahasa Belanda, ya?" Ocean antusias.

"Ya, begitu."

Janji KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang