🍷 18. Chat Mesra 🍷

9.2K 1K 162
                                    

Siang, temans, merapat hyuukk ... dr. Satrio mengudara🤭🤭

Satrio sedang menikmati makan siang di kantin klinik yang tenang. Dia terlambat datang ketika salah seorang petugas keamanan mengatakan kalau istrinya pergi makan siang dengan Athena. Itu tidak masalah baginya, malah menurutnya sangat bagus membiarkan Ocean bersosialisasi dengan orang yang tepat sehingga bisa membuatnya mengetahui apa yang telah disembunyikan Ocean darinya.

Menikmati minuman dingin usai makan siang, Satrio mengeluarkan ponsel dari sakunya. Ada beberapa pesan yang dia terima dan segera dia pilih mana yang penting untuk dibalas dan tidak. Senyum kecil terbit bibirnya saat sebuah ide melintas di pikirannya.

"Makan siang apa sampai suaminya ditinggal makan sendirian?"

Satrio mengirimkan pesan itu pada Ocean. Hatinya berbunga ketika Ocean langsung terlihat online dan membaca pesannya. Beberapa saat kemudian Ocean mengetik dan Satrio meneguk es teh campur madu sembari menunggu pesan Ocean sampai padanya.

"Makan ayam goreng di resto cepat saji, nambah burger sama kentang goreng."

Senyum lebar tersungging di bibir Satrio membaca balasan pesan dari Ocean. Dia senang istrinya mulai beradaptasi dengan kehidupan baru yang dia berikan. Membahagiakan Ocean adalah salah satu dari sekian banyak keinginannya yang harus dia wujudkan.

"Bungkusin, ya? Yang black pepper sama paket winger bucket."

Satrio mengirimkan pesan lagi kepada Ocean yang langsung dibalas dengan stiker ibu jari. Satrio tidak menyukai balasan stiker yang dikirim Ocean. Dia ingin balasan dengan banyak kata-kata yang bisa memancing senyumnya. Sesuatu yang tidak jelas juga boleh, intinya ... semakin absurd kelakuan Ocean, maka dia semakin menyukainya.

"Pelit amat balas pesan suaminya, kamu aku hukum nanti kalau terus seperti itu."

Setelah mengirimkan pesan, Satrio menahan senyum demi membayangkan ekspresi Ocean dan balasan yang akan diterimanya. Dia yakin istrinya pasti akan mengeluarkan kata-kata yang sangat menyenangkan hatinya. Ocean tidak akan mengubah kebiasaannya secara keseluruhan, satrio meyakini hal itu.

"Aku akan meninjumu saat ketemu nanti, Sam. Sukanya main hukum aja, memangnya aku mencuri apamu?"

Nah ... dia benar. Satrio tersenyum lebar dan kembali mengetikkan balasan pesan untuk Ocean. Ternyata kegiatan seperti ABG dilanda cinta ini terasa sangat menyenangkan juga. Berbalas pesan atau yang ngetren dengan istilah chatting, benar-benar ampuh untuk mengembalikan mood yang sempat kacau karena pekerjaan yang tidak begitu lancar.

"Meninjuku? Boleh ... sambil mendesah, ya? Di atas tempat tidur kita setelah melempar semua pakaian ke lantai."

Satrio ingin menggigit lidahnya setelah selesai mengirimkan pesan itu. Dia tahu Ocean pasti akan memerah usai membaca pesan mesra yang dikirimkannya. Hari-hari terasa begitu menyenangkan sejak kebersamaannya kembali dengan Ocean. Meskipun ada sesuatu yang harus dia ungkap mengenai perubahan sikap Ocean, dia akan menjalani semuanya dengan senang hati sambil terus berusaha mencari tahu perubahan tak biasa pada diri istrinya.

"Itu memang kesukaanmu, Sam. Pagi, siang, dan malem pokoknya ada kesempatan. Dasar doyan."

Satrio benar-benar tidak bisa menahan senyumnya kali ini. Istrinya itu sungguh menggemaskan. Bisa-bisanya mengatakan hal seperti itu padahal dia tidak pernah menolak untuk urusan yang satu itu. Lebih tepatnya tidak bisa menolak karena Satrio memastikan kalau Ocean harus memenuhi kebutuhannya.

"Mas Dokter, makan siang sambil senyum-senyum sendiri." Suara halus menegur disusul sesosok perempuan duduk di depannya.

Satrio berpaling dari gawainya dan mendapati Lina, perempuan yang menegurnya itu sedang tersenyum kepadanya. Satrio menaikkan sebelah alis pertanda tidak mengerti. Ditatapnya Lina selama beberapa saat sebelum kembali fokus pada benda di tangannya.

Janji KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang