🍷 08. dr. Satrio Ngapain 🍷

8.5K 934 80
                                    

Selamat malem temans ... temannya dr. Satrio merapat lagi kuy ... kalian bener-bener luar biasaahhh laff yuhh so much pokoknyaa 😘😘😘

Satrio pulang lebih sore pada hari Sabtu. Dia memasuki rumahnya dengan langkah ringan. Tidak ada lelah yang dia rasakan mengingat biasanya dia masih harus bekerja hingga malam. Satrio duduk di sofa dan melepas sepatu beserta kaos kakinya. Setelah itu bangkit dan pergi ke kamar mandi dekat dapur untuk cuci kaki.

Satrio memasuki kamarnya dan menemukan Ocean tidur di ranjang mereka yang tertutup seprai berwarna merah tua dengan motif garis-garis berwarna perak. Gorden yang tidak tertutup sempurna mengantarkan sinar matahari sore menembus kaca dan jatuh tak jauh di atas kepala Ocean. Satrio melangkah ke jendela dan menutup gordennya. Selesai dengan itu, Satrio menoleh ke arah Ocean, istrinya bergerak sedikit lalu kembali nyenyak dengan memeluk guling.

Satrio berpikir mungkin dia keterlaluan menyuruh istrinya memasak dan mengantarkan makan siang. Perempuan ini jadi tidak punya banyak waktu untuk bekerja dan mengurus dirinya. Mungkin dia harus mempekerjakan seorang pengurus rumah untuk memudahkan pekerjaan rumah tangga Ocean. Dia tersenyum dengan ide yang melintas dalam kepalanya lalu mengganti pakaiannya dan berbaring di samping Ocean.

***

Suara telepon membangunkan tidur Satrio. Dia membuka mata dan tersenyum mendapati Ocean memeluknya. Meski dalam keadaan tidur Satrio tetap bahagia karena itu berarti bawah sadar istrinya itu mengatakan Ocean membutuhkannya. Mulut bisa berkata lain, tetapi pikiran bawah sadarnya telah menunjukkan sebaliknya.

Satrio mencoba meraih ponselnya yang terus berbunyi. Badannya sedikit meregang dan Ocean seolah mengikutinya dan memeluknya lebih dekat. Satrio memeluk Ocean dengan sebelah lengannya sementara tangan lainnya memegang ponsel dan menahannya di telinga. Dengan suara pelan Satrio berbicara supaya tidak mengganggu tidur Ocean.

"Sam, kamu udah pulang?" Ocean bertanya dengan suara malas.

Satrio sedikit menunduk dan melihat mata istrinya masih terpejam. Dia mematikan sambungan telepon begitu saja dan mengaktifkan mode getar sebelum meletakkannya di nakas. Hal menarik yang ingin dia lakukan adalah memandangi wajah Ocean yang tampak damai dalam tidurnya.

Jadi istrinya itu tadi hanya mengigau? Satrio tersenyum geli, Ocean pasti akan menyangkalnya mati-matian jika dia menceritakan apa yang sudah terjadi. Terlebih lagi saat dia terus menggodanya maka Ocean akan mengatakan bahwa pernikahan mereka hanya sementara. Satrio berusaha untuk terus membuat Ocean merasa nyaman hingga suatu saat bercerita tentang apa yang telah membuatnya berubah sedrastis itu.

"Sam ...."

Satrio kembali menunduk dan melihat bulu mata Ocean bergerak-gerak yang menandakan bahwa si pemilik mata sedang berusaha untuk membuka matanya. Sebentar kemudian mata itu kembali diam dan mau tak mau Satrio terkekeh. Ocean sedang malas, itu yang akhirnya disimpulkan oleh Satrio.

"Pulang jam berapa?" Ocean kembali bertanya. "Kenapa nggak bangunin aku? Aku tadi ketiduran abis pulang dari minimarket."

Satrio membelai kepala Ocean. "Ngapain bangunin kamu?" Satrio balik bertanya. "Nggak ada yang perlu dikerjakan, lagian aku juga mau tidur."

"Aku kaya ngerasa tidur enak banget tadi," kata Ocean. "Masih males mau bangun."

"Ya udah, nggak usah bangun. Aku mau kasih tau kalau bapak udah dipindahin kembali ke ruang perawatannya. Kondisinya membaik dan nggak ada indikasi yang membahayakan kesehatannya."

"Apa?" Ocean berusaha bangun, tetapi pelukan Satrio yang tidak mengendur membuatnya kembali berbaring pada posisi semula. "Aku boleh nemenin ibu?"

Satrio tertawa mendengar antusias Ocean. "Ke sana dan melihat bapak boleh. Kalau menemani ibu nggak boleh. Aku sudah mempekerjakan perawat khusus untuk bapak, ibu juga tidak mengerjakan apa-apa di sana. Biar saja tenaga ahli yang merawat bapak."

Janji KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang