Sore, temans ...
Sobatnya dr. Satrio langsung merapat iaaa🤭 🤭Satrio membimbing Ocean masuk ke sebuah apotek yang cukup besar. Begitu memasuki gedung bercat putih itu, Ocean langsung bisa melihat sebuah papan bertulisan beli obat bebas diberi tanda ke sebelah kiri dan bagian kanan khusus yang menggunakan resep. Satrio mengajaknya berjalan lurus dan menaiki tangga menuju lantai 3. Setelah itu berbelok ke kiri hingga ujung lorong sampai menemukan ruangan terakhir. Ocean hanya melihat Satrio membuka pintu kayu berwarna hitam.
Ocean memerhatikan keseluruhan ruangan yang baru saja dimasukinya. Belok kiri dari arah pintu ada satu set sofa hitam lengkap dengan meja kaca yang juga berwarna hitam. Kemudian ada meja kerja besar lengkap dengan komputernya serta sebuah kursi tunggal tepat di dekat jendela. Persis di bawah jendela ada sebuah meja yang dipenuhi berbagai jenis anthurium yang ditanam dengan sistem hidroponik dan sudah berbunga.
Hanya sekali melihat saja Ocean sudah langsung menyukai ruangan itu. Dia membayangkan akan duduk di kursi besar yang tinggi sandarannya pasti melebihi kepalanya dan mengerjakan semua laporan mengenai tagihan, pembayaran, stok, dan permintaan. Ocean tersenyum sendiri memikirkan hal-hal menyenangkan tentang apa yang bisa dikerjakan di ruangan ini.
"Aku suka melihat senyum itu dan mulai sekarang kamu bisa kerja dari ruangan ini."
Ocean tertegun. "Ruangan siapa?" tanya Ocean penasaran."Tiba-tiba bilang aku bisa kerja di sini."
"Ruanganmu, dong," jawab Satrio enteng.
"Apa?" Ocean tertegun. "Ruanganku? Kamu pasti bercanda."
Ocean menurut saat Satrio membimbingnya duduk di sofa. Perhatiannya masih tertuju pada kursi besar di belakang meja yang dari tadi memang menarik perhatiannya. Seolah mengerti apa yang dipikirkannya, Satrio bangkit dan membawa Ocean duduk di kursi kerja sementara pria itu duduk di pinggir meja.
Begitu duduk di kursinya, Ocean langsung jatuh cinta. Tempat yang sangat nyaman menurutnya dan lagi-lagi Ocean membayangkan akan menghabiskan banyak waktu di tempat ini untuk menyelesaikan pekerjaan.
"Aku nggak bercanda. Mulai sekarang ini adalah tempat kerjamu."
Ocean menatap tajam ke arah Satrio. Dia tidak suka suami absurd-nya itu mempermainkan hal-hal yang seharusnya serius. Termasuk urusan pekerjaan ini, tadi pagi Ocean menuruti keinginan Satrio untuk tidak datang ke minimarket. Untuk sementara Satrio harus dibuat tenang supaya emosinya tidak meledak-ledak.
"Nggak lucu," ketus Ocean.
Satrio tertawa dan menarik tangan Ocean dan menggenggamnya. "Begitulah kalau kamu nggak mau tau apa yang dilakukan oleh suamimu, Nyonya Samudera."
Ocean menaikkan bahunya, "Aku tak peduli," sahutnya, "memangnya kenapa aku harus tahu? Pernikahan kita itu ha ...."
"Berhenti sampai di situ," potong Satrio, "aku nggak suka mendengar omongan seperti itu lagi dan lagi seperti kaset rusak. Lebih baik kamu diam karena mulai sekarang kamu akan bekerja di sini."
"Tapi kita itu ...."
"Nggak usah ngucapin omong kosong yang bikin jengkel."
Satrio memang tidak bisa ramah untuk waktu yang lama, itu baru saja diketahui oleh Ocean sekarang. Rasanya sangat miris, betapa dia tidak tahu banyak apa dan bagaimana suaminya. Semuanya terasa membingungkan, saat dia sudah tidak mau tahu tentang Satrio, pria yang sudah menjadi suaminya itu justru lebih membuka diri.
"Nyalakan komputernya dan kamu akan menemukan semua yang harus kamu pelajari. Aku yakin kamu akan mengatasi hal kecil yang akan menjadi masalah. Pekerjaan ini sesuai dengan passion-mu, jadi nggak ada alasan untuk menolaknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Kedua
RomanceCover by @henzsadewa Terkenal cerdas dan bertangan dingin dalam menangani seluruh kasus pasiennya tidak membuat Satria beruntung dalam cinta. Wanita yang dia nikahi mencintai pria lain. Pernikahan yang penuh kesalahpahaman itu membawa Satria menemu...