🍷 17. Bertemu Kembali 🍷

7.2K 921 116
                                    

Sore, temans. Yang kangen dr. Satrio langsung merapat yess😁😁

Dua minggu sejak Ocean bekerja di apotek Satrio, banyak karyawan dipusingkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang menurut mereka membingungkan. Tidak puas dengan jawaban yang didapatnya, Ocean langsung mengadakan perubahan besar-besaran yang dimulai dengan stok opname untuk seluruh produk yang ada.

Beberapa barang jumlahnya ada selisih dengan yang tertera di komputernya. Ocean mendiamkan hal itu dan memasukkan semuanya sebagai stok awal sejak dia mulai bekerja. Dia juga mengganti seluruh kunci lemari pajang untuk produk susu dan vitamin.

"Ini ...," kata Ocean seraya menyerahkan 1 set kunci ke tangan kasir yang saat itu bertugas, "mulai sekarang kunci untuk lemari pajang susu dan vitamin hanya dipegang oleh kasir karena hanya kamu yang tetap berada di ruangan ini. Jangan pindah tangankan kunci itu dalam keadaan apa pun kecuali sesama kasir."

"Iya, Bu," jawab kasir bernama Devi disertai anggukan ramah.

"Ada apa-apa langsung tanyakan ke aku. Seluruh laporan juga tanggung jawabnya langsung ke aku. Paham?"

"Iya, Bu."

Ocean melangkah ke sisi lain apotek. Semuanya tampak rapi dan bersih. Antrean menunggu obat racikan juga tidak terlalu panjang. Ocean mengangguk puas kemudian pergi ke gudang. Di sana dia memeriksa tempat penyimpanan untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua sesuai dengan standarnya. Beberapa pengarahan juga Ocean berikan kepada karyawan yang bertugas mengeluarkan obat dan mengirimkannya ke rumah sakit Alfredo. Semuanya harus benar-benar aman mengingat yang dia tangani sekarang adalah urusan kesehatan dan Ocean tidak mau ada kesalahan sepele yang membahayakan kehidupan banyak orang.

***

Ocean hendak kembali ke ruangannya di lantai tiga ketika langkahnya terhenti mendadak. Di tengah tangga itu, berdiri perempuan yang pernah menjadi mimpi buruknya. Perempuan yang sama dengan enam tahun lalu ... yang pernah dilihatnya di bandara dan menggandeng mesra lengan Satrio. Memanggil Mas Dokter pada Satrio sementara dia yang calon istrinya saja tidak tahu kalau Satrio seorang dokter.

"Jadi ... akhirnya kamu berada di sini, Ocean." Perempuan itu menegur Ocean dengan suara lembut dibuat-buat.

Ocean berusaha berdiri dengan baik. Rasa tidak percaya dirinya seketika muncul dan membuatnya mulai menunduk. Ocean ingin pergi dari tempat itu sesegera mungkin, tetapi keberadaan perempuan itu di tengah tangga membuatnya tidak bisa melangkah ke mana pun.

"Cean, udah mau istirahat? Makan siang bareng, yuk!" sebuah ajakan disusul sentuhan di lengan membuat Ocean menarik napas lega.

Ocean menoleh ke samping dan mendapati Athena tersenyum lebar menatapnya. "Restoran cepat saji, ya? Sepertinya aku pengen." Ocean bertanya ragu-ragu mengingat Athena yang sedang hamil.

Athena mengangguk. "Boleh, kebetulan aku juga lagi pengen makan itu," jawab Athena ringan. "Lalu kamu, ngapain di tengah tangga begitu, Lina?"

Jadi wanita itu bernama Lina, batin Ocean.

"Nggak papa, Bu Athena," jawab Lina. "Saya permisi," lanjutnya.

"Lina," panggil Athena. Begitu Lina menoleh padanya, dia melanjutkan, "Ini namanya Ocean dan dia pemilik apotek ini sekarang."

Lina mengangguk tidak senang. "Ya, Bu," sahutnya dan pergi dari tempat itu.

Ocean berjalan berdampingan dengan Athena. Sesampainya di tempat parkir, Ocean menurut ketika Athena mengatakan untuk menggunakan taksi online saja karena malas menyetir sementara Raphael sedang sibuk dan tidak bisa diganggu. Tidak lama kemudian taksi pesanan Athena tiba dan berdua mereka pergi makan siang.

Dalam perjalanan Ocean mendengarkan celoteh Athena yang menceritakan tentang kehamilannya yang menyenangkan atau tiba-tiba menginginkan sesuatu di tengah malam. Semua keinginan yang langsung dituruti oleh Raphael tanpa bantahan sedikit pun. Ocean mendengarkan semuanya meski pikirannya sedang melayang pada kejadian beberapa saat lalu di apotek.

Duduk berdua dengan 2 potong ayam goreng beserta nasi dan air mineral, Ocean dan Athena makan santai sembari mengobrol ringan. Mereka nambah masing-masing burger dan kentang goreng lagi disertai tawa kecil penuh persekongkolan karena kekompakan itu. Ocean merasa kenyang, tetapi mulutnya tidak bisa berhenti mengunyah. Suasana makan siang itu terasa sangat menyenangkan untuknya.

"Cean ...," panggil Athena ragu.

"Hmm," gumam Ocean. Perhatiannya penuh pada Athena yang dilihatnya sedikit ragu-ragu. "Ada apa? Ragu begitu?"

"Ada apa antara kamu dan Lina?" Athena akhirnya berterus terang dan langsung pada pokok permasalahan.

Ocean terdiam, tidak menyangka pertanyaan itu akan keluar dari mulut Athena. Tatapannya menerawang seolah memutar kembali seluruh kenangan menyakitkan hampir 6 tahun yang lalu.

"Cean?" tegur Athena memutus lamunan Ocean.

Ocean menarik napas panjang dan tersenyum sesudahnya. "Nggak ada apa-apa," sahut Ocean.

"Baiklah." Athena mengangguk tanpa memaksa.

"Thena, aku ...."

Athena meremas jemari Ocean, sebelah tangan mereka bertautan di atas meja. "Nggak papa," kata Athena. "Ceritakan saja kalau sudah siap. Santai dan ingatlah satu hal saja."

"Apa?" Ocean penasaran.

"Apa pun yang terjadi kamu adalah istri Mas Satrio. Jangan biarkan dirimu berpikir buruk atau terintimidasi oleh hal tidak penting."

Ocean mengerutkan alisnya dan menatap ke sekeliling. Suasana restoran yang sepi membuat keduanya bebas bercakap-cakap dengan suara perlahan tanpa khawatir adanya gangguan dari orang lain. Matanya kembali mengarah pada Athena yang duduk di depannya dan masih terus memasukkan kentang goreng berlumur saus sambal ke mulutnya.

"Maksudnya apa?" Ocean tidak mengerti.

"Berpikirlah yang semestinya. Kamu pemilik apotek itu dan bisa berbuat apa saja semaumu. Paham?"

Ocean menggeleng. "Enggak."

Athena tersenyum maklum. "Mas Sat itu suami siapa, sih, Cean?"

"Suamiku," jawab Ocean lugas.

"Artinya apa yang dia punya adalah punyamu juga, kamu bebas melakukan apa pun untuk memajukan usaha itu. Kudengar kamu pandai mengatur manajemen perdagangan, ya? Jadi lakukan saja apa maumu, termasuk menyingkirkan orang-orang yang kamu anggap nggak penting atau tidak mendukung perubahan untuk kemajuan usahamu."

"Iya," ujar Ocean meski dia tak sepenuhnya mengerti ucapan Athena.

Menerka-nerka apa yang dimaksud Athena dalam ucapannya membuat Ocean terdiam dan mencerna kalimat pelan-pelan. Dia hanya menangkap maksud untuk terus memajukan usaha dengan cara yang dia mau. Kemudian apa yang dimaksud dengan menyingkirkan? Kalaupun ada yang perlu disingkirkan, itu siapa? Ocean tidak berpikir untuk menyingkirkan karyawannya karena baginya menegur dan membimbing akan lebih baik mengingat susahnya mencari pekerjaan di waktu sekarang.

"Nggak usah dipikir terlalu dalam," ujar Athena. "Hanya jika keadaanmu tidak menguntungkan, maka ingat saja kata-kataku, ya, Cean. Singkirkan siapa pun yang menjadi penghalang kebahagiaanmu."

"Iya," jawab Ocean. Untuk satu kalimat itu, Ocean memahaminya dengan baik. Dia benar-benar menanamkan hal itu dalam hatinya meski tidak yakin mampu melakukan sesuatu seperti perkataan Athena.

Selesai makan siang itu Ocean tidak kembali ke apotek karena Athena mengajaknya jalan-jalan mengelilingi salah satu pusat perbelanjaan. Meski keberatan, tetapi dia tidak mampu menolak mengingat Athena adalah teman yang baik dan menyenangkan. Sejenak Ocean melupakan pekerjaannya dan tersenyum mencoba beberapa gaun pendek yang ditunjukkan Athena. Tergoda untuk berbelanja, Ocean menarik beberapa potong baju dan memasukkannya dalam tas belanjaannya sebelum membayarnya. Dipilihnya juga beberapa baju untuk Satrio. Kaos santai dan celana pendek, serta beberapa kemeja untuk bekerja.

Huu ... Ocean takut, yakk🤦‍♀️🤦‍♀️

Love, Rain❤

Janji KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang