🍷 02. Bukan Istri Biasa 🍷

12.6K 1.1K 101
                                    

Selamat sore ...
Hyukk teman dr. Satrio merapat cari tempat🤭🤭

Memangnya kenapa kalau dia menikah dengan Satrio? Memangnya kenapa rata-rata suster melihatnya dengan tatapan tidak suka? Apa salah Ocean sampai semua orang seolah memusuhinya? Bukankah Ocean tidak membuat kesalahan pada mereka? Ocean juga tidak berhutang apa pun. Seingat Ocean dia justru tidak pernah berbicara selain dengan orang tua dan suaminya.

Pikiran itu berputar di kepala Ocean sepanjang hari dan dia tidak menemukan jawabannya. Mata-mata sinis yang melihatnya itu seolah menunjukkan rasa benci yang tidak ditutup-tutupi. Ocean sungguh ingin tahu apa alasan mereka semua.

Ocean termenung di ruang rawat bapaknya. Satrio menepati janjinya, kini dia menunggui bapaknya di ruang perawatan terbaik. Ocean lega meski sebenarnya bukan itu yang dia inginkan. Dia hanya ingin bapaknya mendapat perawatan terbaik, tetapi siapa yang menyangka jika dia justru bertemu dengan Satrio, pria yang pernah dia tolak dengan tidak baik.

Bertemu kembali dengan Satrio bisa jadi adalah anugerah dan musibah di saat yang bersamaan. Anugerah karena Satrio berjanji akan membantu biaya perawatan bapaknya yang jumlahnya tidak bisa Ocean bayangkan. Menjadi musibah karena bapak yang sudah pasrah akan nasib kesembuhannya menginginkan Ocean menikah. Setidaknya jika terjadi apa-apa saat operasi, bapak Ocean sudah menikahkan anak gadisnya dengan orang yang tepat.

Ocean mandi setelah membantu ibu menyeka badan bapak. Setelah semua rutinitas sore itu, dia harus menemui Satrio dan ikut pulang ke rumah. Suaminya itu juga menyediakan perawat pribadi untuk bapak sehingga Ocean tidak perlu memikirkan apapun saat tidak berada di sana. Semua kemudahan perawatan kini didapatkan bapak.

"Kamu mau pergi ke mana, Nduk?" Ibu bertanya setelah selesai menyuapi bapak.

"Nggak tau, Bu. Sam nggak bilang mau ngajak ke mana," jawab Ocean. Tangannya sibuk mengoleskan pelembut kulit di lengan dan kakinya.

Bahkan dalam imajinasinya pun Ocean tidak pernah berharap akan bertemu kembali dengan Satrio. Sebagai seorang gadis yang merasa dibohongi, tidak seharusnya Ocean memberikan kesempatan kedua kepada Satrio. Satrio bukanlah pria baik di mata Ocean saat itu, mengatakan mencintainya, tetapi juga memiliki orang lain di belakangnya. Mungkin Satrio pikir Ocean bodoh dan tidak akan pernah mengetahuinya. Satrio salah, Ocean tahu dalam seminggu setelah komitmen pacaran mereka.

Pada akhirnya kebencian Ocean kalah oleh kasih sayang kepada orang tuanya. Satrio menemukannya ketika mendaftar untuk rawat inap bapaknya. Bertemu kembali dengan Satrio langsung membuat bapaknya berharap banyak hingga terjadilah pernikahan dadakan itu.

"Nduk ... sana pergi temui suamimu. Jangan buat dia menunggu lebih lama." Ibu menyentuh lengan Ocean lembut dan menyadarkan Ocean dari lamunannya.

Ocean bangkit. "Iya, Bu. Cean pergi dulu," pamitnya seraya melangkah keluar.

Ocean menyusuri koridor panjang dari ruang rawat bapaknya menuju ruang kerja suaminya. Beberapa perawat yang kebetulan mengenalnya mengangguk kecil, ada juga yang saling berbisik saat melihat dia melintas. Ocean melihat baju yang dia kenakan, skinny jeans dengan kaos putih yang ditutup jaket rajut. Ocean tidak merasa penampilannya buruk, tetapi mengapa mata-mata itu melihatnya seolah dia makhluk asing yang tersesat di bumi.

Sebuah rangkulan di bahu membuat Ocean menoleh. Suaminya tersenyum menawan, menoleh pada beberapa perawat yang sempat berbisik melihat Ocean.

"Halo, Suster," sapa Satrio sambil berjalan mendekat ke arah mereka dengan Ocean berada dalam rangkulannya. "Kenalan dulu, ini Ocean Samudera, istriku," ujar satrio memperkenalkan Ocean.

Satu per satu suster yang tadi bergunjing menyalami Ocean dengan enggan. Kalau berbicara tentang enggan, Oceanlah yang paling merasakan hal itu. Tidak pernah ada dalam angan-angannya untuk diperistri oleh Satrio.

Janji KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang