Ya ampun maaf... Bunda lupa kalo ini hari Jumat 😭 keasyikan main laptop sih jadi lupa harus update huhu...
Happy Reading :D
_____
"RENATA GISELLA SALIM... HEY YO LITTLE WITCH, THE SON OF THE BITCH. HOW DARE YOU JUST IGNORE MY CALL." Racau Joana begitu Renata menggeser tombol hijauhnya. Gadis itu sempat menjauhkan ponselnya sambil melirik laki-laki di sebelahnya. Kevin tampak acuh tak acuh meskipun adik kecilnya sedang diumpati sebegitu kasarnya oleh seseorang di seberang sana.
"watch your language, Joana." Tegur Renata.
"gak usah ngomongin watch-your-language-Joana. Etika busuk lo lebih jelek daripada omongan gue barusan..."
"Jo... please. Ada Bang Kevin di sebelah gue." Tawar Renata meminta Joana sedikit lebih sopan dengan ucapannya. Hey dia sedang duduk bersebelahan dengan Kevin Darion Salim, kakak laki-lakinya yang bisa saja memberikannya ceramah soal etika berjam-jam lamanya. Ayolah... keluarga Salim sangat menjunjung tinggi etika mereka.
"I don't fuckin care if you will get beaten by your brother. Biar aja bang Kevin tahu kalo adik kesayangannya itu udah ngejelek-jelekin nama keluarga. Biar nama lo dicoret sekalian dari KK." Kevin sempat melirik Renata dengan ke dua alis yang terangkat seolah bertanya, sedikit penasaran dengan apa yang sudah diperbuat adiknya.
"bisa-bisanya ya lo cuk, gak ngucapin apa-apa waktu gue kirimin undangan nikah. Ngasih selamat pun enggak. Pergi kemana pelajaran etika lo sewaktu sekolah? Kayak gitu masih bisa nyebut diri lo temen gue?"
"..."
"lo ada masalah apa sih cuk? Lo gak suka lihat gue nikah? Lo mau gue ngedosa terus sama laki gue? Lo mau Moreno junior lahir tanpa akta nikah mama papanya?"
"lo hamil Jo?" potong Renata refleks membolakan mata.
"ya enggak lah... lo pikir gue goblok apa gak main aman sama laki gue." Jawab Joana masih mempertahankan nada sinisnya. "eh lo jangan ngalihin perhatian ya. Gue belom selesai ngomel-ngomelnya..."
"Jo... gak usah drama deh. Langsung aja lo ada perlu apa."
"heh... mulai gak sopan ya lo sama gue..."
"Jo... daripada lo ngomong gak jelas gitu, mending lo urusin catring sama sewa gedung deh..."
"anjing ya lo cuk. Kalo ngomong suka bener." Umpat gadis itu lagi melipat bibirnya. "sumpah kesel banget gue sama Viona, sepupu sialan gue itu..." Renata melirik Kevin lagi, masih sedikit khawatir jika mendapati teman adiknya sesinting Joana.
"nyinyir banget mulutnya. Benci gue. Ya terserah gue dong mau ngadain acaranya gimana. Pakai duitnya dia juga enggak tapi resenya udah kayak petasan banting. Emang dari awal gue gak pengen bikin resepsi gede-gedean. Terus jadi masalah gitu buat dia?
"Sorry ya laki gue itu tajir melintir, jangankan buat nyewa gedung, bikin resepsi di Shangri La tujuh hari tujuh malam pun dia pasti sanggup. Nyinyir banget sih mulut itu perawan tua. Emang dasar belom pernah nelen pisang raja. Makanya gatel banget ngurusin hidup orang mulu." Cicit Joana sebal di seberang sana.
Renata hanya mengganguk-anggukan kepala tak banyak membantah. Renata memang sudah dari dulu mendengar pernikahan impian sahabatnya. Joana adalah orang yang pandai menghasilkan juga menghabiskan uang di rekeningnya. Siapapun yang tidak mengenalnya pasti akan keheranan jika impian pernikahan gadis itu tidak seperti gadis-gadis konglomerat crazy rich Surabayan lainnya.
Sejak dulu ia hanya ingin menikah di pinggir pantai dengan orang-orang terdekatnya yang memberikan berkat dan restunya. Benar-benar orang terdekat yang mungkin tidak akan jauh dari angka dua puluh lima. Ia cukup beruntung karena keluarga Moreno tidak keberatan dengan keinginannya itu, meskipun setahu Renata orang tua calon suami Joana menduduki jabatan penting petinggi negeri ini. Mungkin karena bawaan introvert yang mendekati sociopathnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperceptible Boundary [COMPLETED]
Fanfiction"Mas Abrian... aku suka kamu." Ujar gadis itu tiba-tiba, tepat di pinggir lapangan sekolah saat tak ada siapapun di sana. Tepat sebelum Brian melanjutkan langkah menuju hall utama untuk pertunjukan bandnya. Gadis itu terlihat sangat biasa, tanpa ro...