Extra Chapter (1) : What Happened in September

2.6K 280 176
                                    

Guys... Maaf ya... Aku gak berniat badut, but I cant control my self to not post anything this morning due to ur superb comments and theory that really burst up my mood huhu... So... Enjoy! 🤗

_____




A few months after Joana's wedding

"Lo beneran mau check out pagi ini, Ren?" Tanya Rayan sambil meniup perlahan kopi hitam di hadapannya. Hari ini adalah hari terakhir Renata dan Rayan berada di Royal Ambarukmo, Jogja. Yang diutus langsung mewakili Alphabeta untuk mengikuti seminar terkait kebijakan baru Dinas Pendidikan dalam melaksanakan Ujian Nasional dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi, yang dijadikan panduan berbagai jajaran sekolah baik formal maupun informal.

Renata hanya menggumam sambil menikmati hidangan bubur kacang hijaunya.

"Gak mau extend aja? Lumayan loh Jumat ini tanggal merah. Kapan lagi kan bisa santai dikit mumpung long weekend di Jogja."

Renata hanya menggeleng perlahan sebelum mengeluarkan suara, "udah pernah. Enakan juga rebahan di rumah."

Rayan tersenyum kecut mendapati respon tak acuh Renata. Sepertinya apa yang pernah dikatakan Kanina ada benarnya. Gadis ini sekilas memang tampak baik-baik saja, namun hanya dengan sekali duduk sambil bertukar suara cukup mampu membuat Arrayan peka. Sesuatu yang kurang menyenangkan pastilah telah mengganggu teman satu timnya. Lihat saja hasil pekerjaan Renata tidak sebaik biasanya. Tidak jarang juga Feby mengeluhkan hal ini kepadanya.

"Gue perhatiin beberapa bulan terakhir lo lesu banget, Ren." Laki-laki itu membuka.

"I'm sorry, I don't have any intention by saying so. Moreover I have no right here, but whatever it is, hope you can deal with your issues." Ucap Rayan berujar tulus.

Renata hanya tersenyum masam menanggapinya. Mungkin jika yang diperlakukan manis seperti ini adalah Kanina, sudah pasti gadis berponi ala-ala kekoreaan itu kegirangan setengah sadar, hingga membahasnya terus sampai beberapa pekan ke depan. Ada kalanya sikap lembut teammatenya ini dapat membuat siapa saja salah paham.

"Is something really bothering you, Renata?" Imbuhnya. "Please don't get me wrong. I purely say it as a friend wishing all the best for mine."

Renata mengalihkan perhatiannya dari mengaduk-aduk bubur di hadapannya, menatap lurus Arrayan yang tampak sedikit banyak mengkhawatirkan dirinya.

"Everything is fine, but thanks." Jawab Renata seadanya.

"Excuse me young lady... May I have a seat?" Suara parau wanita tua terdengar mengintrupsi ke duanya. Mengalihkan dua orang ini menghadap wanita tua yang terlihat cukup renta meminta izin mereka.

"Sorry for bothering you, we cant find another place to sit. My Oma needs to get enough sunlight." Ujar gadis muda yang menggamit lengan wanita paruh baya di sampingnya. Ah, paruh baya tampak terlalu muda untuk wanita renta di seberang meja yang sedikit banyak mengingatkan Renata pada nenek Coco yang pernah membuatnya berderai air mata.

"If you do not mind, I wonder whether we would bother you or not if I and my Oma join your table, since this is the best spot to get the sunlight."

Imperceptible Boundary [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang