Kaget gak bunda double update? HAHAHAA
Special dedicates buat yg pada sayang sama renata abrian 😭😭😭
Happy reading 🤗____
Terminal tiga Bandara Soekarno Hatta itu tampak sedikit lengang di jam satu dini hari. Bandara memang tidak pernah sepi, namun tidak akan susah menemui kursi kosong di jam sedini ini. Seharusnya Renata sudah berada di Bali. Hanya jika penerbangan tengah malamnya tidak ditunda dan membuatnya begadang di bandara sendiri. Joana sudah mencak-mencak tidak menemukan Renata di tempatnya, begitupun dengan Kevin yang hampir bertindak bodoh dengan menyusulnya kemari sedangkan laki-laki itu sudah berada di Bali untuk beberapa hari.
Gadis itu lantas memainkan ponselnya. Memperhatikan laman Instagram seseorang yang sudah tiga minggu ini tidak ia temui. Baiklah minggu lalu, Renata masih bisa menemukan kehadirannya di ruang tengah bersama teman-temannya. Terlihat super baik-baik saja tidak seperti dirinya.
Ini adalah rekor Abrian mengabaikannya. Terakhir laki-laki itu menghilang hanya selama seminggu, lalu tanpa malu menemuinya. Namun kali ini jelas berbeda. Level permusuhan mereka tidak dapat dikatakan ringan lagi, dengan Abrian yang bertingkah seolah tak mengenalnya, dan Renata yang mengacuhkannya. Mereka kembali ke zero level seolah-olah tidak pernah mengenal sebelumnya.
Renata menarik nafasnya, mencoba melepaskan sesak di dadanya tiap kali memperhatikan gambar-gambar Abrian di akun social medianya. Tidak ada yang berubah dengan tampilan lini masa laki-laki bassist itu. Masih sama seperti postingan 4 hari lalu saat ia berada di Surabaya bersama Kevin dan tiga temannya. Juga tidak ada postingan baru di Instastorynya. Kalaupun ada pasti tidak jauh-jauh dari repost upcoming activitynya dari beberapa event musik yang menautkan dirinya. Sebenarnya Abrian bukan tipe pengguna aktif sosial media yang akan memposting seluruh aktivitasnya hingga akan membuat titik-titik lembut di atas tampilan storynya. Sedikit berbanding terbalik dengan sifat narsisnya yang selalu ia perlihatkan pada Renata. Di awal-awal mengenal Brian, Renata sempat bertanya-tanya kemanakah perginya sifat menyebalkan laki-laki ini yang tidak kelihatan sama sekali.
"excuse me... may I have a sit?" tanya seorang bule yang membuyarkan lamunannya. Jika diperhatikan laki-laki tinggi dengan kulit pucat dan rambut brunette itu berkewarganegaraan Inggris atau Irlandia. Cukup kental dengan aksen british bagian selatannya. Gadis itu lantas membenahi duduknya yang sempat merosot karena saking asyiknya dengan lamunannya.
"sure." Jawab Renata sekenanya.
'ting' satu pemberitahuan yang masuk ke ponselnya cukup menyita perhatian Renata. Buru-buru ia memeriksa akun Brian yang entah sudah sejak kapan dengan gilanya ia aktifkan pemberitahuannya. Renata benar-benar tidak tahu. Ia hanya merasa benar-benar sebal dan merindukannya di satu waktu. Merindukannya? Tidak benar-benar merindukan yang mengarah ke sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperceptible Boundary [COMPLETED]
Fanfiction"Mas Abrian... aku suka kamu." Ujar gadis itu tiba-tiba, tepat di pinggir lapangan sekolah saat tak ada siapapun di sana. Tepat sebelum Brian melanjutkan langkah menuju hall utama untuk pertunjukan bandnya. Gadis itu terlihat sangat biasa, tanpa ro...