Sekolah baru

122 12 2
                                    

Aeril duduk di kelas XI Mipa 5, kelas yang mungkin bisa disebut paket komplit, karena sikap yang dimiliki teman barunya ini lebih beragam dibandingkan dengan sekolah dulunya. Ntah kenapa dia merasa nyaman hadir ditengah-tengah teman barunya ini, mereka asik, walaupun Aeril belum mengenalnya.

KBM berjalan dengan lancar, bel istirahat telah berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelasnya menuju kantin. Begitupun dengan kelas Aeril.

"Ril, ikut ke kantin yuu" ajak Bella teman sebangkunya.

"Yuk"

Aeril, Bella, Shinta, dan Keisha berjalan menuju kantin. Oiya sekedar info Bella, Shinta dan Keisha itu sudah bersahabat sejak lama, dan kini Aeril masuk ke kehidupan mereka dan menjadi sahabat baru mereka.

Keadaan kantin sangat ramai, terdengar sangat jelas kolaborasi suara alat makan da riuhnya teriakan para siswa yang sedang memesan makanan. Tidak ada bangku kosong yang tersisa, tapi Bella menarik tangan Aeril menuju salah satu bangku.

"Geser deuh, ikutan" ucap Bella dengan tampang watadosnya

"Kebiasaan lu Bel, tu muka udah makin tembok aja kali ya" ledek Azra

"Berisik lu curut" balas Bella asal

Kini Aeril, Shinta, Bella dan Keisha telah bergabung dengan ke 4 cowo teman sekelasnya itu. Btw, mereka itu masih sahabatnya juga. Mata Aeril bertemu dengan cowo tepat dihadapannya. Ia melirik name tag yang menempel di bajunya.

'Rafandra Aqlan L'

Tapi tatapan itu bukan tatapan biasa, dia seperti mengenal tatapan itu, dia pernah mendapatkannya, tapi dia lupa siapa yang pernah memberinya tatapan seperti itu.

******

Kini Aeril sudah bisa mengobrol baik dengan teman barunya yang  mungkin bisa dibilang sahabat barunya, karena 4 cowo itu sahabatnya Bella. Menurut Bella siapa yang menjadi sahabatnya, dia juga sahabat dari sahabatnya.

Kelas kembali hening karena bel masum telah berbunyi. Fisika bukanlah pelajaran asing untuk anak ipa, itu sudah menjadi sarapannya bahkan sudah menjadi makanan pokok.

Pak Andri selaku guru fisika seperti biasanya, dia menulis soal dipapan tulis, dan siapa cepat maka orang itu akan mendapat point yang bisa digunakan ketika ada remidial.

Aeril yang merasa sudah mantap dengan jawabannya melangkahkan kakinya menuju bangku pak Andri untuk mengambil spidol, akan tetapi spidol itu sudah berada di tangan lelaki yang memiliki tatapan elang itu.

"Gue duluan" ucapnya ketus

Aeril tidak menjawab, dia memilih untuk kembali ke tempat duduknya, akan tetapi pak Andri menahannya dan membuatkannya dia soal baru untuk dikerjakannya. Aeril mengerjakan soal itu pure di depan kelas tanpa bikin coretan di bukunya.

"Itu pake integral bukan turunan" bisik lelaki yang juga sedang sibuk menuliskan jawaban di sampingya

Aeril hanya meliriknya tanpa berucap apapun. Setelah selesei mengisi soal yang diberikan pak Andri, Aeril dan Fandra duduk kembali. Ke duanya dapat menyelesaikan soal itu hanya dengan waktu yang singkat. Bahkan sekarang nama kelas XI mipa 5 semakin harum dengan kehadiran Aeril yang mempunyai otak genius.

Aeril melirik ke meja Fandra, dia cengo, paslanya dia tidak menemukan alat tulis di atas mejanya itu. Ada rasa kagum tersirat di benak Aeril, baru kali ini dia menemukan orang yang bisa ngerjain soal tanoa iya mencatat materi yang diberikan guru.

CRAZY BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang