Birthday

25 4 0
                                    

Bella terus berusaha menghubungi Aeril,  mungkin dugaannya benar, Aeril tengah bermain di alam mimpinya.  Susana yang gusar membuat Bella, Keisha dan Shella memutuskan untuk pergi menuju rumah Aeril.

Bella menacancap pedal gasnya dengan kecepatan di atas rata-rata.  Pikirannya yang kalut membuat ketiga sahabat itu tak bisa berfikir.

"Ril,  Aeril bangun" ucap Shela dengan menggoyangkan tubuh Aeril,  membuat tidurnya terganggu

"Apasi,  ganggu aja"

"Fandra Ril, Fandra" ucapnya dengan nada yng tak karuan, mendengar nama Fandra membuat Aeril terduduk menghadap Shela

"Fandra kenapa?" panik Aeril

"Dia kecelakaan, sekarang dia kritis. Dia butuh lo"

"kecelakaan? Kritis?"

"iya Ril,  dia butuh lo" sambung Keisha

Aeril memutuskan untuk langsung berangkat,  tanpa berniat untuk ganti baju, Bella menuntun Aeril menuruni tangga, dan memasuki mobilnya.

"kenapa bisa kek gini si" ucap Aeril getar melihat jalanan malam ini

"lo yang sabar ya Ril" ucap Shella menenangkan

"lo jalannya cepetan dikit dong Bel"

"jalanan macet Ril,  mana bisa kebut-kebutan"

Drrrttt.... Drrrtt....

Ponsel Aeril bergetar,  tertera nama Dad pada layar ponselnya.

"Hallo ayah,  kenapa? "

"kamu belum tidur?"

"belum,  kenapa yah?"

"tolong bawain berkas ayah di meja di belakang rumah"

"tapi Aeril la-"

"pokoknya ayah gak mau tau,  buruan yaa ayah mau meeting ini"

"Aeril gak bisa ayah"

"kamu jadi anak tuh harus berbakti sama orang tua"

Tuttt....

Hati dan pikirannya kalut,  ia tak bisa berpikir panjang kali ini, disisi lain ia ingin menemui Fandra yang berbaring lemah, namun dia juga tak ingin di cap sebagai anak yang durhaka.

"kenapa Ril? "

"Bokap gua nyuruh bawain file"

"yaudah bawa aja dulu,  nanti udah itu kita ke rumah sakit"

"tapi Fan-"

"jarak kantor bokap lo sama rumah sakitnya deketan Ril" ucap Shella yang diangguki Aeril

"Yaudah ayo"

******

Aeril berlari menunju tempat yang dimaksud Hendra tadi, langkahnya terhenti ketika melihat sekitaran kolam renang yang gelap hanya ada lilin air di ata kolam itu.

Satu persatu kembang api menghiasi langit yang penuh bintang malam itu. Bak mimpi, ini semua diluar dugaan Aeril.

Semua sahabat Aeril termasuk teman kelasnya datang di acara malam ini. Namun Aeril terlihat gelisah.

"Tiup lilinnya,  tiup lilinnya tiup lilinya sekarang juga... Sekarang juga...  Sekarang juga" Aeril meniup lilin pada kue yang di bawa Bella

"lho kenapa nangis?" tanya Keisha yang melihat air mata Aeril membasahi pipinya

CRAZY BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang