Suasana di SMA MERAH PUTIH masih sangat sepi hanya ada siswa yang mempunyai jadwal piket hari in, Aeril berjalan santai menyusuri koridor kelas 11 mipa. Sesampainya di kelas Aeril segera mengambil sapu dan membantu Devi menyapu
“pagi Dev” sapa Aeril sambil menyimpan tas.
“pagi Ril”
Jam menunjukan pukul 06.45 sekolah sudah mulai ramai Bella, Shela dan Keisha pun sudah berada di kelas. Begitupun dengan Fandra and the geng.
Keberadaan mereka dikelas jam segini embuat siswa sekelasnya heran, pasalnya mereka selalu berangkat terlambat.
Tet...tet..tet.... bel masuk berbunyi semua siswa memasuki kelasnya masing-masing. Siswa kelas 11 MIPA 5 berjalan menuju lapangan karena kebetulan hari ini mereka ada jadwal olahraga. Fandra, Azra Daniel dan asyik bermain bola basket di tengah lapang, sementara siswa lain menunggu kedatangan pak Indra sebagai Guru Olahraga.
“oke anak anak, kalian pemanasan aja dulu, setelah itu sekertaris absen ya” Pak Indra memberi pengarahan setelah siswanya itu benar-benar berbaris rapih
“iya pak” jawab Sindi selaku sekertaris
“untuk hari ini kalian main basket dulu aja, soalnya bapak ada rapat sama guru lain” ucapan Pak Indra itu mendapat sorakan bahagia para siswa, mereka sangat suka dengan yang namanya jamkos.
Pertandingan basket di mulai, banyak siswa perempuan yang menoonton basket, karena mereka juga sama tidak belajar alias jamkos.
Banyak siswa perempuan yang meneriaki nama Fandra, Aeril yang mendengar teriakan itu merasa risi, pasalnya Fandra tidak memiliki kharisma apapun dimatanya.
Bugh... layangan bola mengenai wajah Aeril, Aeril merasa kaget dan langsung menundukan kepala karena semua pandangan terarah padanya.
“lo gagapa?” tanya Shinta yang duduk di pinggir Aeril
“eu engga kok, gua gapapa” ucap Aeril gugup, pasalnya ia merasa pusing bahkan sangat pusing.
Pandangannya beralih pada seorang lelaki dengan sablon 23 di bajunya itu terus menatapnya. Naumn Aeril acuh
“eh Ril are you oke?” tanya seorang lelaki yang tiba-tiba muncul di belakang Aeril
“Dimas” Ucap Aeril sambil menoleh ke belakang, “gua gapapa kok” jawab Aeril dengan senyum simpul
“gapapa apaan lu, idung kamu berdarah Ril”
“ha? Idung gua?” ucap Aeril sambil memgang hidungnya dia mulai gemetar karena setau dia kalo ada darah yang keluar itu tandanya pembuluh darahnya pecah., dan hal itu membuat Aeril takut. Tanpa berkata apapun Dimas langsung mennggendong Aeril membawanya ke UKS.
******
Suasana kantin mulai rame dengan suara sendok garpu yanng beradu dengan piring. Fandra terus mengedarkan pandangannya mencari seseorang , namun hasilnya nihil. Dia berjalan meninggalkan ke tiga sahabatnya, sementara yang ditinggalkan hanya diam dengan tatapan heran.
Dimas masih sibuk membersihkan darah pada hidung Aeril, sementara Aeril hanya bisa duduk memndangi Dimas dengan rasa takut. Ya memnag Aeril seorang wanita yang terbilang cuek, namunn jika berhubungan dengan kesehatan dia adalah wanita yang paling waswas.
“lo ke kelas aja, biar gua yang disini” ucap seseorang yang membuat Aeril dan Dimas menoleh ke arahnya
“eh Fan gapapa gua aja, lagian gua gak tega liat Aeril kek gini” ucap Dimas santai
“gua bilang biar gua aja, lo gak denger?” tegas Fandra
“eh lo jan so ya, emang lo siapanya Aeril ha?Sampe ngatur-ngatur gua?” ucap Dimas tak mau kalah, Aeril yang meihat ini memilih diam karena kepalanya masih sangat berat
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY BOY
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Gak mau ah, pasti sakit tu" tolak Aeril "Lo gak bakalan tau rasanya kalo lo belom nyoba" jelas Fandra "Tapi sakit kan" "Engga, sini cobain dulu" "Aw ih sakit, pelan-pelan" rengek Aeril yang merasa kesakitan "Ini juga...