38. Kekacauan.

458 67 25
                                    

Publik dihebohkan dengan beredarnya sebuah foto yang memperlihatkan gambar sepasang pria dan wanita tengah berpelukan di tepi pantai. Gambar tersebut diyakini adalah anggota dari dua grup idol terpopuler di korea selatan.

Meski wajah keadua idol tersebut nampak tidak terlalu jelas, tapi publik meyakini kalau gambar itu adalah Taehyung BTS dan Jeongyeon Twice.

Para reporter sudah memenuhi area luar gedung BIGHIT ent dan JYP ent guna untuk mendapatkan informasi terkait foto yang telah beredar luas di masyarakat. Tidak sedikit yang penasaran tentang hubungan Taehyung dan jeongyeon, sedangkan yang mereka ketahui bahwa Taehyung merupakan tunangan dari member Twice lainnya yakni Tzuyu.

"Bagaimana foto itu bisa muncul kepublik, bukankah kalian sudah berjanji tidak akan menyebarkannya".- ucap manager BTS dengan amarah yang membunca kepada perwakilan dispatch.

"Kami juga tidak tau kenapa ini bisa terjadi. Foto tersebut sudah kami hapus dan filehard sudah kami musnahkan".-

Hal ini semakin membuat pusing kedua agensi karena berakibat pada saham mereka yang menjadi merosot. Keduanya sedang melakukan pertemuan untuk membahas dan mencari solusi tentang masalah ini.

Sementara Jimin yang mengetahui masalah ini, langsung menuju kediaman jeongyeon. Ia sangat mengkhawatirkan gadis itu. Jimin tau bahwa hati jeongyeon sangat sensitif. Tentu kejadian ini akan membuatnya sedih dan jimin tidak menginginkan hal itu terjadi.

Ting. . . Jimin menekan bel berkali-kali dengan tidak sabaran. Selang berapa waktu, pintu terbuka dan menampilkan kakak jeongyeon.

"Jimin. . .ada apa??" kakak jeongyeon sedikit kaget, apalagi melihat keadaan jimin yang seperti orang sehabis maraton.

"Dimana jeongyeo??".-ucap jimin dengan nafas memburu

"Dia didalam".-

"Apa dia sudah mengetahuinya?? ".-

"Masalah itu??? ".-

Jimin mengangguk membalas ucapan kakak jeongyeon.

"Tentu saja dia sudah tau, dan sekarang dia hanya mengurung diri dikamar. Bahkan seharian ini, dia belum makan".-

"Aku harus menemuinya".-

"Baiklah, dan tolong bujuk dia untuk makan. Aku takut dia akan sakit nantinya".-

Jimin sudah berada didepan kamar jeongyeon, mengetuk pintu kamar tersebut namun tidak ada yang merespon. Ia memutar gagang pintu tersebut yang ternyata tidak terkunci. Perlahan jimin membukanya dan menampilkan sosok jeongyeon yang tengah menatap lurus keluar jendela. Mungkin ia belum menyadari keberadaan jimin.

"Jeongie. . ".- ucapan jimin membuyarkan lamunan jeongyeon.

Jeongyeon berbalik dan menatap jimin yang mulai berjalan menghapirinya.

"Ada apa kamu kesini".- ucap jeongyeon sedikit ketus.

Jimin menarik sebuah kursi dan duduk ditepat dihadapan jeongyeon "Bukankah aku sudah berjanji kalau aku akan selalu ada disisimu saat kamu dalam masalah".-

"Tapi saat ini aku hanya ingin sendiri".-

Meski mendapat penolakan, jimin tetap akan berada disini. Ia sangat tau keadaan jeongyeon sekarang. Jimin yakin saat ini jeongyeon membutuhkan seseorang untuk selalu bersamanya."Biarkan aku menemanimu".-

"Tolong jangan membuat suasana semakin runyam, aku butuh ketenangan".-

"Plis jeongie, aku tau kamu sangat membutuhkan seseorang untuk berada didekatmu".-

"Nggak usah sok tau kamu jim".- ucap jeongyeon semakin ketus.

Namun jimin tetap bersikukuh untuk tertap berada disamping jeongyeon. " Nggak jeongie. Aku tetap akan disini"-

Jeongyeon yang semakin jengah dengan sikap jimin, akhirnya berdiri dan berjalan menuju pintu kamarnya. "Keluar sekarang juga".- ucap jeongyeon setelah membuka pintu tersebut.

Sementara jimin hanya menggelengkan kepala tanpa beranjak dari tempat duduknya membuat jeongyeon menghampiri jimin untuk menariknya keluar. Namun usahanya sia-sia, bahkan sedikitpun jimin tak bergerak dari tempatnya. Kekuatan jeongyeon tak sebanding dengan yang dimiliki jimin.

Meski begitu, jeongyeon tetap menariknya dengan segala tenaga yang ia miliki. Tapi usahanya tetap sia-sia. Ia semakin jengah dan perlahan matanya berkaca-kaca karena sikap jimin yang sangat keras kepala.

Jimin yang melihat itu, langsung berbalik menarik jeongyeon kedalam pelukannya, membuat pertahanan jeongyeon akhirnya runtuh. Air mata mulai mengalir deras dipipi jeongyeon.

Dielusnya punggung jeongyeon untuk menenangkan gadis tersebut " Bukankah kamu sendiri yang bilang, kalau kamu ingin aku disisimu dan memelukmu seperti ini saat kamu ada masalah ".-

Jeongyeon mulai membalas pelukan jimin "Aku capek jim, aku capek. Kenapa Tuhan selalu mempermainkanku. Salah aku apa?? ".-

"Kamu nggak boleh ngomong seperti itu, aku yakin Tuhan punya rencana baik untukmu. Kamu hanya perluh melewati semua ini".-

"Tapi gara-gara aku, semua ikut terkena masalah. Perusahaan dan Twice bahkan Grup kamu juga ikut terkena imbasnya".-

Jimin semakin mengeratkan pelukannya " Kamu tidak boleh menyalahkan dirimu sendiri. Semuanya sudah ditakdirkan seperti ini. Kita hanya perluh melewatinya".-

"Tapi jim. . . .".-

"Nggak jeongie, jangan terus menyalahkan dirimu. Aku nggak mau melihat kamu semakin terluka".-

"Makasih jim".- ucap jeongyeon kemudian membenamkan wajahnya didada bidang milik jimin.

"Ini bukan salahmu jeongie, andai ada seseorang yang patut disalahkan dengan kejadian ini. Maka akulah orangnya. Akulah penyebab dari awal semua masalah ini. Sibrensek inilah yang menjadi penyebab semua kesedihanmu. Maaf jeongie. . Maaf karenaku kamu mengalahmi semuanya".- batin jimin lalu mengecup puncak kepala jeongyeon.

****

"Mau kemana kamu v".- ucap RM setelah melihat taehyung akan keluar dari Dorm dengan memegang kunci mobil.

"Aku harus menemui jeongyeon".-

"Jangan gila kamu v, apa kamu ingin membuat masalahnya semakin runyam ha?? ".-

"Tapi hyung. jeongyeon pasti sangat terpukul dengan masalah ini".-

RM menjadi kesal karena sikap taehyung ini " Terus apa dengan kehadiranmu disana, bisa membuat keadaan menjadi lebih baik. Jangan membuatnya semakin runyam v".-

"Aku hanya ingin memastikan keadaannya".-

"Kamu tidak perluh melakukan itu, lagipula jimin sudah kesana sedari tadi".-

Deg. . Ucapan RM membuatnya sadar. Ia lupa bahwa sudah ada jimin. Jimin yang juga sangat mencintai jeongyeon. Tentu saja tidak akan membiarkan terluka dan bersedih seorang diri.

Taehyung meletakkan kembali kunci mobil ketempatnya dan berjalan masuk kedalam kamar.

"Maafkan aku jeongie. . . .aku membuat dalam masalah. Maafkan aku yang bahkan tidak tau harus berbuat apa untuk mengeluarkanmu dari masalah ini".-

"Maafkan aku yang tidak tau diri ini, tapi aku cemburu mendengar jimin bersamamu. Aku sakit jeongie. Aku ingin kamu bahagia dengan pria lain, tapi aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku sakit jeongie, hatiku perih melihat itu semua".-

Taehyung mengambil ponsel miliknya, membuka gambar-gambar dirinya bersama jeongyeon saat masih menjadi sepasang kekasih. Seutas senyum terukir diwajahnya ketika melihat dirinya tengah memegang jemari jeongyeon saat menikmati semilir angin di sebuah pantai. Ia sangat merindukan moment tersebut. Merindukan jeongyeon untuk berada disampingnya.

Setetes air bening jatuh dipipinya, mengingat itu tidak akan pernah terjadi lagi. Taehyung merai sebotol soju yang berada disampingnya, meminumnya dengan sekali tegunakan. Berharap sedikit bisa menenangkan hatinya.

============================

Halooo. Haloo...

Seperti biasa, aku selalu menunggu respon kalian.

See you next time.

LOVE LINE  (JeongMin X VJeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang