41. Kejujuran Jimin

984 87 40
                                    

Setelah setengah jam berkeliling kota, akhirnya jimin dan jeongyeon menemukan tempat yang sangat cocok untuk dijadikan tempat bersantai. Sebuah taman yang tidak terlalu luas namun dipenuhi berbagai macam bunga dan tentu juga pohon rindang untuk dijadikan tempat bernaung.

Mereka kemuadian merentankan kain untuk dijadikan alas untuk duduk dan juga tempat untum meletakkan makanan mereka.

"Aku ingin kedepannya kita bisa terus menikmati waktu berdua seperti saat ini".- ucap jimin menetap lekat kedua binar jeongyeon.

Bohong jika jeongyeon tidak menginginkan hal yang sama,  tapi itu mustahil mengingat siapa mereka sekarang. Seorang idol grup populer, yang memiliki banyak penggemar dan tidak sedikit dari mereka sangat fanatik. Menginginkan idolnya hanya untuk diri mereka sendiri.

Tak ada yang salah, hanya saja seorang idol juga hanya manusia biasa. Tentu menginginkan seseorang yang benar-benar istemewa dalam hidupnya.

"Jeongie.   . . .apa hanya aku yang menginginkan hal itu".-

"Tidak jim, aku juga menginginkannya. Hanya saja, kita harus mengingat siapa kita saat ini. .  . . Suatu hal kecil, bisa menjadi sangat besar dan sangat mempengaruhi grup kita.  Aku hanya tidak ingin terus menyeret member lain kedalam suatu masalah karena perbuatanku".-

"Maaf jeongie,  aku selalu berpikir pendek dalam melakukan sesuatu. Bahkan aku tidak sempat memikirkan itu".-  jimim kecewa dengan dirinya sendiri. Setelah mengingat perbuatannya dimasa lampau yang menjadi penyebab utama dari semua masalah yang terjadi saat ini. Itu semua karena dia selalu terburu-buru dalam menutuskan suaru hal

Jeongyeon melihat raut wajah sangat bersalah jimin, membuatnya merasa sedikit tidak enak hati. Terlepas dari apa yang jimin lakukan dulu,  tapi pria inilah yang juga membuatnya kembali bangkit.  Perih jika mengingatnya lagi, namun hal itu telah menjadikannya wanita kuat seperti saat ini.

"Andai aku bisa memutar waktu,  aku tidak akan pernah melakukannya dulu.  Membuat menghadapi kesedihan, sakit hati karena ulahku".- sesal jimin.

"Sudahlah jim, dulu aku memang sangat membenci semua hal yang menimpahku. Namun sekarang aku sadar,  jika semua itu adalah takdir yang harus kulalui untuk membuatku semakin kuat. Kita tidak perluh mengingatnya lagi, cukup kamu berada disisiku seperti saat ini. Meyakinkanku bahwa akulah yang benar-benar kamu inginkan".- jeongyeon tidak lagi bisa membohongi dirinya untuk tidak kembali jatuh dalam pesona jimin.

Hati jimin menghangat sekaligus sedih mendengar ucapan jeongyeon. Ia senang karena jeongyeon menerimah keberadaannya lagi tapi juga kecewa dengan dirinya sendiri, mengingat perbuatannya dulu.

Gadis yang dicintainya memang memiliki hati luar biasa, mau memaafkanya disaat jimin sendiri belum bisa memaafkan dirinya sendiri. "Terimah kasih jeongie, aku takut berjanji tapi aku akan terus bersamamu,  berada disisimu semampuku".-

Jeongyeon tersenyum menatan dalam kepada jimin. Meyakikan pria itu jika saat ini,  dirinya benar-benar sudah menerima dan memaafkan kejadian dulu.

Mereka kembali menikmati suasana taman setelah pergelutan hati masing-masing.

"Jeongie aku ingin membaringkan kepalaku dipangkuanmu,  boleh".- ucap jimin ragu.

Siapa sangka jeongyeon mengangguk dan tersenyum, tentu saja membuat jimin sangat gembira. "Terimah kasih jeongie".- ucap jimin langsung berbaring di pankuan jeongyeon.

Jeongyeon terus mengelus rambut jimin, sementara pria itu memejamkan matanya.  Menikmati perlakuan lembut pujaan hatinya. Namun Tanpa sadar ia meneteskan air mata.

"Jim kamu nangis".- ucap jeongyeon sedikit kaget melihatnya.

Jimin menatap jeongyeon dengan mata berkaca-kaca. Ia kembali duduk,  membuat air matanya kembali terjatuh. Jeongyeon yang melihatnya menjadi agak panik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE LINE  (JeongMin X VJeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang