Change up
By
Xia_TaetaeNote
Setiap karakter, perilaku, serta ucapan tokoh dalam fanfiction ini tidak bermaksud memperburuk karakter tokoh. Fanfiction ini benar-benar dari hasil ide author, jika ada kesamaan maka mungkin sebuah kebetulan.Warning!!!
Typo(s), BoyxBoy, Genderswitch.If you don't like this fanfiction, you shouldn't read this fanfiction.
If you like it, Happy Reading :)———————
-CHANGE UP-
———————"Aku tidak tau maksudnya? Seventeen itu terdiri dari tiga belas anggota, tiga unit, dan satu grup. Kalau ada anggota yang keluar filosofinya bakal beda dan tidak lagi disebut seventeen"
Sebuah pernyataan lagi Hansol terucap tiba-tiba. Tentu saja itu membuat Jihoon sangat sedih. Jihoon ingat bagaimana sulitnya ia debut dengan seventeen. Jihoon ingat bagaimana mereka berlatih siang malam hingga dapat berhasil. Jihoon juga ingat kemenangan mereka. Namun, Jihoon tidak ingin ia merusak seventeen seperti ini.
"Dua belas anggota, satu komposer, tiga unit, dan satu grup bisa jadi filosofinya yang baru" ucap Jihoon sambil mengontrol nafasnya.
Hansol mendengar deru nafas Jihoon yang berantakan. Kemudian tangannya terulur untuk menyingkirkan mangkuk makan Jihoon dan kemudian memeluk Jihoon. Ia yakin bahwa Jihoon sedang menahan dirinya, tentu saja itu berkat tangisan Jihoon yang tiba-tiba ketika ia memeluknya. Hansol bahkan masih sempat mendengar beberapa derap langkah kaki menuju kamar Jihoon, mungkin itu anggotanya yang sibuk menguping.
Jihoon semakin mengeratkan pelukannya. Yeoja itu menyembunyikan dirinya di balik tubuh Hansol yang lebih besar darinya. Rasanya bebannya sedikit hilang walaupun masih banyak yang ia pikirkan tentang seventeen.
"Seventeen tiga belas anggota. Tidak akan berubah" lirih Hansol.
Jihoon masih tetap menangis bahkan ia tidak ingin melepaskan pelukannya. Ia tidak ingin adiknya itu melihat wajah jeleknya sekarang. Jihoon tidak punya muka lagi setelah membuat kekacauan grup.
"Kita akan menyelesaikan masalah ini, kami mencintaimu. Jangan khawatir"
Ucapan Hansol berhasil membuat Jihoon menangis semakin keras dan mengguman kata maaf berkali-kali karena membuat semuanya repot.
———————
-CHANGE UP-
———————Hansol keluar dari kamar Jihoon dengan membawa peralatan makan yang sudah kosong. Maniknya menatap malas para member yang pura-pura sibuk di ruang tengah. Ia tahu kalau semua member penasaran dan khawatir tapi mengerjai mereka sedikit tidak apa-apa, bukan?
Setelah Hansol mencuci peralatan makan, ia segera pergi ke ruang tengah dan duduk santai diantara Seungkwan dan Mingyu yang duduk di sofa dan sibuk dengan ponsel masing-masing. Hansol menghembuskan nafas panjang dan mengacak surainya kesal.
"Kalian ini tidak punya tanggung jawab ya?"
Seluruh member yang ada di ruang tengah itu segera menoleh ke arah Hansol yang terlihat frustasi. Beberapa member yang tadinya pura-pura sibuk segera mendekat ke arah Hansol. Ya barangkali Hansol akan menceritakan apa yang terjadi.
Belum sempat Hansol mengucapkan sepatah kata, tiba-tiba Soonyoung menangis dihadapannya. Tentu saja membuat semua member menjadi kalang kabut dan bingung karena salah satu leader mereka tiba-tiba menangis seperti anak kecil.
"Aku minta maaf. Ini pasti gara-gara aku"
Seokmin yang ada disebelah Soonyoung hanya merangkulnya dan memberikan tepukan punggung agara kakaknya itu lebih tenang. Menurut Seokmin mungkin Jihoon bercerita sesuatu pada Hansol yang membuat Hansol mengatakan hal itu tiba-tiba. Jangan lupakan fakta bahwa Jihoon memang lebih senang menghabiskan waktu untuk bertukar pendapat bersama Hansol selama ini.
"Hyung, aku hanya ingin bilang bahwa kalian tidak punya tanggung jawab setelah mendengar Jihoon Noona menangis. Habisnya kalian pura-pura sibuk padahal aslinya menguping. Ini bukan kesalahanmu Soonyoung hyung. Jihoon noona tidak marah padamu"
Hansol yang panik pun segera mengeluarkan alasan dengan nada rap freestyle. Entah kebiasaan Hansol itu tiba-tiba muncul ketika ia panik. Member yang tadinya khawatir dan panik segera memukul pelan Hansol dengan kesal. Hansol hanya terkekeh.
"Kita harus segera menemui peramal itu agar Jihoon noona tidak meminta keluar dari seventeen"
Jisoo yang hanya menyimak tiba-tiba tersedak air minum yang baru saja masuk ke tenggorokannya.
"Jihoon-ie ingin keluar?"
Hansol mengangguk. Semua member tertegun. Jihoon itu bukan tipe orang yang suka merepotkan orang lain dan Jihoon juga bukan tipe orang yang suka sharing masalahnya. Namun jika tiba-tiba Jihoon mengatakan apapun yang menjadi keputusannya, itu artinya Jihoon sudah berada dititik paling ujung. Ia pasti sudah memikirkannya matang-matang sebelum ia mengatakannya.
"Jihoon tidak boleh keluar. Tidak ada yang boleh keluar dari seventeen" ucap Jeonghan.
Semua anggota mengangguk setuju.
"Kita hanya perlu bertemu dengan peramal itu, bukan?" tanya Jun dengan polosnya.
"Tapi tidak sesimple itu" jawab Minghao.
"Sekarang kita harus mencari peramal itu mulai drai sekarang"
———————
-CHANGE UP-
———————Seungcheol, Jeonghan dan Junhui telah bersiap untuk pergi ke Busan. Mereka juga sudah izin manager dan manager mengizinkan asalkan mereka saling menjaga diri satu sama lain. Ya akhirnya mereka sepakat untuk pergi dengan tiga anggota secara bergantian. Yah, agar Jihoon tidak curiga sebenarnya. Sedangkan member yang tidak ikut harus mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing. Seperti Seokmin yang harus latihan drama musikal, Seungkwan yang syuting variety show, Chan dan Hoshi yang membuat koreo, Minghao yang melakukan memotretan majalah, dan Mingyu yang sibuk dengan kegiatan mc-nya.
Jisoo dan Hansol menjaga Jihoon hari ini, ya meskipun akhir-akhir ini Jihoon sangat pendiam dan keluar kamar hanya sebentar. Jihoon menjadi pengangguran dan hanya bisa menulis lirik lagu jika tiba-tiba terbesit dipikirannya. Menyebalkan bagi Jihoon yang ingin segera membuat lagu untuk comeback mereka.
Jisoo sibuk membersihkan dorm mereka dan Hansol sibuk mencuci pakaian. Jihoon sama sekali tidak diperbolehkan oleh member lainnya untuk melakukan pekerjaan untuk dorm. Jadinya Jihoon sangat gabut dan bingung melakukan apapun.
Berbeda dengan Seungcheol, Jeonghan, dan Junhui yang sibuk mencari keberadaan peramal itu. Sudah hampir tiga jam, mereka bertiga berkeliling di daerah yang diberikan oleh ibu Jihoon. Tapi keberadaan tempat yang dimaksud sama sekali tidak ada. Bahkan foto bangunan yang diberikan oleh ibu Jihoon juga tidak ada yang mirip. Seolah-olah bangunan itu tidak pernah ada sebelumnya.
Mereka bertiga hampir frustasi karena tidak kunjung menemukan peramal itu. Ini sudah hampir tengah hari dan mereka sangat kelelahan sekarang.
"Hyung bagaimana sekarang?" tanya Junhui yang telah berkeringat.
"Kita tidak boleh menyerah, tapi ini benar-benar melelahkan" ucap Seungcheol.
Jeonghan hanya menatap malas jalanan dengan beberapa orang yang sibuk dengan kehidupan masing-masing. Mereka kini memang sedang makan siang di salah satu restauran di dekat situ. Jadi, mereka berunding mengenai hasil pencarian yang nihil. Mencari peramal itu benar-benar sulit sekali.
Dan kini mereka tidak tau harus mencari kemana lagi.
———
•TBC•
———수고했어, 나의 청춘 세븐틴!! 사랑해 ❤
#결승선까지_함께_달려온_세븐틴_캐럿
#SVTxCaratsDidWell
![](https://img.wattpad.com/cover/150690082-288-k954529.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE UP!
FanfictionWoozi jadi perempuan?!?! Bagaimana reaksi para member jika Woozi menjadi perempuan? Woozi X All Member