Gue mendapatkan info bahwa Handy sudah punya pacar, anak kriya tekstil kelas 11. Ceweknya temen gue waktu kelas 10 dulu. Gue dan Handy udah mulai contak an lebih dari satu bulan dan membuat gue semakin ingin mendapatkannya. Pacarnya juga udah tau gue suka Handy karena gue yang ngasih tau secara langsung. Dia terkejut, wajar.Pada satu hari, Handy ngajak gue jalan setelah pulang sekolah, gue sih mau mau aja.
Kita pergi kesebuah kedai kopi, memesan secangkir kopi dan Handy mulai membuka pembicaraan.
"Ris, gue putus sama cewek gue" kata Handy tanpa aba aba membuat gue tersedak dengan kopi yang barusan gue minum.
Gue memamdang Handy dengan tatapan shock menunggu penjelasan, tapi dia tidak kunjung membuka suara lagi.
"Lah, kenapa ?" Akhirnya gue bertanya. Gue berharap jawabannya bukan karena gue. Gue belum pernah rasain rasanya jadi pelakor.
Dengan tampang datar, Handy jawab "karna elu lah" membuat gue seperti disambar petir. Gue tersenyum masam, selama notabene gue menjadi badgirl, gak pernah gue membuat hubungan orang lain hancur. Gue gak tau posisi ini apa gue harus senang ? Atau sebaliknya ?
"Lah apaan sih lu. Gak lucu" ucap gue gak percaya sambil menutupi kesialan gue. Sungguh gue berharap Handy meralat perkataannya tadi. Minimal putus nya bukan karena gue, udah itu aja.
"Gak ngelucu. Lu kan bilang sama pacar gue, kata lu 'gue tunggu putus lu sama Handy' gitu kan ?" Kata Handy lagi dengan tampang yang termat normal, sedangkan gue merasa dihantam batu besar. Dua juta rupiah buat kalimat Handy barusan. Iya, kalimat itu yang gue bilang ke pacarnya, gue berhasilkan ?
Menutupi kegugupan, gue berdehem dan kembali meminum kopi, dan bertanya lagi "terus ?"
"Ya sekarang gue milih lo"
"Kenapa gak pacar lo ?"
"Dia beban buat gue, makannya gue lepas"
"Lah terus sekarang lo jomblo gitu ?"
"Elu pacar gue" kalimat terakhir Handy sambil mengacak acak pucuk rambut gue.
Dalam hati gue berbisi "emang sejak kapan gue nerima lo sebagai pacar ?"
Situasi ini bingung menurut gue, lebih bingung daripada saat balap liar dikerjar polisi, lebih bingung daripada saat kabur dari sekolah ketauan guru bk, lebih bingung daripada saat harus menjelaskan ke teman sekelas kalau gue bukan cowok dan gue bukan istrinya Pasha.
Pelakor ? Apa sekarang gue pelakor ? Gue jadi gak respon Handy bilang gue pacarnya. Emang enak gitu punya pacar bekas orang lain ? Lagipula Handy gue baperin dikit langsung putusin pacarnya dan milih gue, kepikiran dia playboy banget.
Handy mengantar gue sampai depan kosan. Setelah insiden di kedai tadi, gue jadi gak banyak bicara. Menjawab saat di tanya saja.
"Lain kali kalok suka sama orang jangan nekat kayak gitu lagi ya" kata dia lembut sambil tersenyum manis. Gue terkekeh miris.
Handy pamitan pulang, gue gak lupa berterimakasih.
Handy menghilang dibelokan. Gue memukul kepala seraya merutuki kebodohan, gue malu banget sumpah. Gue jadi ribut sendiri di depan kosan sampai sampai tetangga gue keluar lihat keadaan diluar.
Hari besoknya seperti biasa, lagi lagi gue kesiangan, tapi masih bisa nyelusup ke kelas tanpa diketahui guru bk.
Brak! Pintu kelas gue dorong keras karena lari gue yang terbirit birit barusan. Kaget, pantes saja gue gak lihat guru bk di gerbang, toh dia udah dikelas gue sedang melakukan bimbingan.
Menyadari gue di muka pintu dengan muka merah dan nafas ngos ngosan, guru bk sudah tersenyum mematikan, gue tau lah apa arti senyumannya.
"Lolos mulut harimau masuk kandang buaya" bisik gue dengan raut wajah yah begitulah. Gue minggigit bibir bawah saat senyuman guru bk semakin melengkung.
"Hallo. Selamat pagi. Anak baru yah ? Atau salah masuk kelas ?" Sapa guru bk dengan sangat ramah.
Gue manggaruk tengkuk dan mulai melangkah mendekatinya. "Hehe ibu bisa aja" ucap gue saraya menyalimi tangannya. Jangan tanyakan, semua perhatian murid dikelas ini sudah terfokus pada gue saat gebrakan pintu tadi.
Tanpa penjelasan apa apa, gue langsung duduk dibangku seperti biasanya.
"Siapa yang suruh kamu duduk ?" Tanya nya dengan lantang, lantas gue menelan ludah sendiri.
"Ga ada bu" ucap gue dengan pelan.
"Sini kamu" kemudian gue bangkit dari duduk dan kembali menghampirinya.
"Kamu niat sekolah gak sih ?"
"Emm fifti fifti sih bu"
Guru bk memijat kening nya "coba jelaskan, kenapa bisa telat ?"
"Semalam banyak fikiran bu"
"orang kayak kamu mikirin apa ?"pertanyaan barusan membuat gue merasa gagal menjadi makhluk di bumi ini.
"Mikirin sabun mandi sama air minum" jawab gue bohong. Mana ada gue mikir begituan, emang gue bolos karena telat bangun dikit.
"Ngapain mikirin gitu Rizka Risandy" ucap guru bk dengan geram, buktinya dia menekankan setiap kata dalam kalimatnya.
"Loh, ibu pernah lihat sabun mandi ? Atau air minum ?" Tanya gue pura pura ingin tahu.
Ibu guru mengambil tuperware dari tasnya, "nih! Ini air minum. Kalau sabun mandi saya gak bawa" jawabnya sambil mengacungkan botol tuperwarenya. Idih sombong amat, masih bagusan tumblr visbar.
"Gimana mandinya bu ? Itu air minum, minumnya pakek apa ?" Tanya gue sekalian itu kalimat terakhir gue. Seisi kelas langsung dipenuhi tawa yang terbahak bahak, kasian guru bk, dia semakin geram, mukanya memerah.
"Berdiri dengan satu kaki sampai jam pelajaran selesai !" Setiap kata yang terucap dia tekankan. Membuat tawa teman teman gue semakin keras dan terbahak bahak.
"Elu kenapa sih Ris ? Doyan banget kesiangan. Perasaan waktu kelas sepuluh lu anak bae bae" tanya Pasha waktu jam istirahat dia nyamperin gue. Duduknya serius di kursi menghadap gue, sedangkan zayyin dia duduk diatas meja.
Gue melirik sekilas, wajahnya menunggu jawaban. Wajah itu yang pengen gue cipok. Pasha memiliki wajah yang bikin kaum hawa klepek klepek. Kulit putih, alis tebal, hidung mancung, bibir tipis kemerahan bukan hitam abis ngerokok surya, apalagi kalau dia udah buka baju, gue yakin dah cewek cewek selain gue pasti udah kerasukan saat liatnya. Dan murah senyum semakin Pasha dikagumi oleh kaum betina.
"Gada. Pengen aja kesiangan" jawab gue dengan malas malasan.
"Bisa gak sih lo jawab lebih dari empat kata ?" Tanya Zayyin sembari teriak ditambah lagi mulutnya dia dekatkan ke telinga gue membuat pendengaran gue semakin tegang.
"Bisa gak sih lo ngomong gak usah tereak tereak ?" Kata gue gak kalah kencengnya.
"Gak bisa!" Jawab Pasha dan Zayyin berbarengan, gue sedikit rertohok tapi geli lihatnya, kayak mirip kartun Ehsan Fizi. Menurut gue mereka ada sifat kecewek cewekan dikit, itulah yang membuat gue betah sama mereka, gue seneng aja jahilin mereka, cuma sama mereka gue ketawa tawa disekolah ini, selebihnya kan gak ada yang berani ngajak gue becanda. Btw, ada yang bilang Pasha dan Zayyin itu cowok banget, cewek yang mengagumi mereka cuma bisa menjerit dalam hati saat Pasha atau Zayyin terlihat. Lah, perasaan waktu sama gue mereka banci wqwqwq.
"Apa jangan jangan lu masih kepikiran apa kata gue waktu PKL dulu ?" Tanya Pasha kemudian, membuat pandangan gue horor. Gue memejam untuk beberapa detik, sial.
**********
Heyouuuuuuu!!
Thanks for reading^^
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan cara vote dan comment ya(^,^)
Bantu aku biar bisa up date setiap hari:'
See you next chapter<3
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Bad Girl [ O N G O I N G ]
Teen FictionCerita panjaaaaaaannnggggggg - - SLOW UPDATE - - Gue ke kantin bersama Zayyin, lagi lagi gue bertemu Handy. Dia sedang asik berkumpul dan bercerita dengan banyak cewek, gue baru tahu dia se bajingan itu. Tanpa aba aba, gue samperin dia di bangkunya...