Pro Player

33 3 2
                                    

Hari mulai gelap, anak anak remaja itu masih ditempatnya, lelah, tapi lebih baik daripada beberapa menit yang lalu. Rizka menatap ke sekitar, membenarkan ucapan Derry, mereka tersesat.

Tempat ini tidak terlalu seram, hutan dengan banyak pohon pinus yang menjulang tinggi, cocok untuk mendirikan tenda, tidak ada tanaman manusia jadi otomatis babi hutan tidak akan menginjak kesini.

Banyak ranting pohon cocok untuk membuat api unggun.

Walau begitu, hati Rizka tidak yakin jika harus bermalam disini, ayahnya pernah bercerita kejadian di hutan pinus semacam ini.

Jika hutan pinus itu tidak dijadikan tempat wisata, ada banyak kemungkinan hutan itu tempat pemburu liar bermain dengan pistol dan panah mereka. Jika Rizka dan teman temannya tertangkap, harus ada satu tembakan peluru atau panah yang meloncong, meskipun Rizka berhasil kabur.

"Terserah kalian percaya ini atau tidak. Tapi sekali lagi gue katakan, kita gak bisa bermalam disini" ucap Rizka setelah memikirkan beberapa hal.

Vusa sudah siap dengan kernyitan memprotesnya, sementara yang lain terlihat lelah apalagi Aira, membuat Rizka tidak tega.

"Gue setuju sama Rizka ! Kita gak boleh bermalam disini ! Demi apapun gue gak mau diseruduk hewan mengerikan tadi !"

Dengan tiba tiba, Azkia bangun dan langsung memotong niatan Vusa untuk berkomentar. Binar semangat langsung hadir lagi di wajah nya.

"Good girl !" Kata Rizka.

"Tapi kita gak tahu ini dimana"

"Bentar" Azkia mengeluarkan gadgetnya dari kantong celana nya "sial ! Kenapa jaringannya gak ada ! Gue gak bisa googling" runtuknya kesal.

"Bodoh ! Ini hutan anjir. Mana ada sinyal disini" balas Zayyin.

"Selain google mungkin kita bisa jalan lagi, atau mencari bantuan, kayak nya tempat ini masih ada rumah deh" timpal Pasha.

"Jalan gak tau arah ? Jangan ngadi ngadi lu"

"Zayyin bener. Lo jangan ngadi ngadi Sha" tidak lagi, di situasi ini Rizka tidak ingin berdebat lagi dengan Vusa karena mereka tersesat.

"Yaudah cari bantuan" kata Aira.

"Biar gue yang cari bantuan !" Azkia memekik semangat, dia sungguh sungguh tidak ingin berada disini. Sudah cukup, dari tadi dia terus terbayang bayang dengan rumahnya serta pelayanan maid nya.

"Lo yakin Az ?" Tanya Rizka ragu ragu.

"Gue yakin ! Gue sama Vusa akan cari bantuan ! Orang lain pasti mau ngebantu cewek cantik" ucap nya final.

Azkia menarik lengan Vusa terlalu semangat, kemudian berjalan menjauhi teman temannya. Azkia sangat yakin, pasti ada orang disini, pasti ada yang mau membantunya, tanah ini menggambarkan ada beberapa jejak kaki.

"Az... gue takut..." ucap Vusa dengan tangan terus memegangi Azkia.

"Ck ! Jangan takut Vus ! Kita harus buktiin sama mereka, bukan cuma Rizka yang pemberani, kita juga bisa. Jangan mau di sebut manusia cupu sama cewek tepos kayak dia" 

Ego Azkia benar benar menghilangkan rasa takut di hutan pinus yang mulai dipenuhi dengan kegelapan ini. Yang terlihat hanya semangat, semangat, dan semangat.

Detik selanjutnya Azkia melihat orang di depan sana. Tiga orang cowok berawakan tinggi mengenakan jaket denim hitam. Buru buru Azkia menghampiri nya, begitupun tiga cowok itu langsung berbalik saat mendengar langkah di belakang mereka.

Tidak ada senjata, mereka pemuda, tersenyum ramah.

"Hai nona cantik" sapa salah satu pemuda itu.

I'm Not Bad Girl  [ O N  G O I N G ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang