1

2.1K 144 27
                                    

Hari ini dia terlihat cantik. Wendy memperhatikannya di jendela kantin. Melihat Irene ke arah lapangan sana. Berjalan bersama teman-temannya.

Sambil menguyah, Wendy membenarkan kacamatanya. Dia mengusap karena embun baru saja menghalangi pandangan.

Sangat rabun saat melepas kacamata. Jadi Wendy sesekali melihat Irene dengan susah payah selagi ia masih mengusap bersih kacamatanya dengan tisu.

Cepat-cepat ia gunakan. Melihat senyum kecil Irene yang tertawa renyah penuh keindahan di wajahnya.

Wendy melamun. Tangannya meremas-remas roti coklat yang sudah setengah gigit.

" Hai Irene."

Irene menoleh ke samping dengan rambut yang berterbangan saat ia menatap si pemanggil. Semua orang yang berada di dekat Irene diam. Mereka ikut menatap Suho yang datang dengan senyum tampannya.

" Kamu punya waktu nanti malam?"

" Emm... sepertinya nggak."

" Mau jalan denganku?"

" Baiklah." Irene tidak banyak berfikir. Gadis ini tersenyum saat Suho membalas senyumannya lebar.

" Wow..." Seru teman-temannya di ujung sana. Melihat Suho di terima dengan cepat oleh Irene tanpa banyak pikir panjang.

Wendy melihatnya dari jauh. Dia mengangkat layar HP-nya yang sedang mati. Kemudian ia pandang wajahnya dengan tangan yang membenarkan rambut lepeknya.

" Sudahlah Wendy....kamu nggak seganteng Suho. Mana mau Irene denganmu."

Wendy lesu. Ia menoleh lagi ke jendela kantin, melihat Irene pergi berdua dengan Suho memisahkan diri dari teman-temannya yang terus menggoda.

Bruk!!! Wendy menumbur seseorang membuatnya langsung meminta maaf tapi tetap saja dia akan di maki.

Wendy hanya diam. Dia merundukkan kepala, mendengarkan ocehan ahjussi ini yang tidak berhenti sedari tadi.

" Hah~~" Wendy membuang pelan nafasnya. Dia baru saja keluar dari supermarket, membawa 2 sosis di tangannya.

Pria itu sedikit berlari saat melewati zebra cross. Pergi masuk ke gang kecil yang sedikit lembab.

Guk!!!

Suara anjing terdengar. Seekor anjing liar yang di rawat oleh Wendy.

" Hai...aku bawa sosis lagi." Kata Wendy yang melepaskan tasnya. Ia terduduk lesehan, bersandar di tembok saat anjing ini mulai menciumi sosis kesukaannya di tangan Wendy.

Wendy memberikan satu sosis untuk nya. Ia ikut makan sambil sesekali mengelus bulu si anjing.

Hewan ini di temukan Wendy 1 Minggu yang lalu saat hujan deras mengguyur Seoul. Awalnya Wendy hanya memberikan setengah sosis nya pada anjing ini. Namun saat ia pergi, anjingnya malah mengikuti Wendy.

Wendy tidak tega mengusirnya. Jadi dia bawa pulang ke rumah untuk menemaninya setiap hari pulang sekolah.

" Namamu belum ada." Kata Wendy mengelus bulu putihnya. Kemarin baru saja di mandikan Wendy dan dia sungguh seperti anjing mahal. Ukurannya seperti Chihuahua dan imut. Suara gonggongannya terdengar kecil tapi lantang. Wendy menyukainya hingga ia beri nama Bao.

" Bao... Bao.." Panggil Wendy.

Guk!!!

Wendy terkejut. Dia tersenyum perlahan sambil membawa Bao ke pelukannya. Bao menyukai nama barunya dan Wendy ikut senang karena anjing ini nyaman tinggal bersamanya. Meski hidup berkecukupan, tapi Wendy tidak pernah mengeluh. Tinggal sebagai anak yatim-piatu, seorang diri, dan dia mandiri mengurus semuanya.

Lightning Love ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang