" Huft~~" Wendy berjalan masuk ke SM. Dia memegangi tali tasnya sambil menyingkir dari jalan saat ada beberapa kendaraan masuk.
Sampai di kelas, Wendy memperhatikan semua orang. Mereka seolah-olah terlihat tidak peduli atau bahkan memberikan pusat perhatian pada Wendy.
Pria ini tenang namun sendu datang. Dia rindu Bao. Bukan kehidupan di dunia yang ia inginkan agar memuaskan semuanya. Tapi ia memang sangat merindukanmu Bao. Sudah dari awal bertemu sampai sekarang janji Bao terpenuhi. Wendy tetap akan sendiri akhirnya.
Pria ini menguyah pelan sosisnya. Wendy berjalan di sekitar trotoar untuk ke kafe.
Dia membeli 3 sosis untuk mengisi perutnya. Mengingat Bao sangat menyukai sosis ini dan Wendy akan jadikan makanan favoritnya.
Tiba-tiba langkah Wendy terhenti. Ia melihat sebuah mobil berada di depan gedung Chanel. Wendy hapal betul itu mobil siapa. Apalagi saat supirnya keluar.
Ceklek!!! Pintu mobil di buka seraya dengan Rose yang keluar gedung Chanel sambil diikuti kedua bodyguard nya.
Wendy hanya memperhatikan dari jauh. Rose berhenti di ambang pintu mobil kemudian ia menoleh ke arah Wendy.
Terdiam keduanya saat saling kontak mata. Namun Wendy membuang wajah dan dia berjalan lagi untuk pulang ke rumah. Rose juga terlihat acuh sambil masuk ke dalam mobilnya untuk pergi dari sana.
Mungkin beberapa saat Wendy harus sadar segera. Dia bisa dekat dengan Rose itu karena tubuh orang!! Dia memakai tubuh orang lain bukan dirinya sendiri!! Coba jika Wendy muncul menggunakan tubuh ini, Rose tidak akan meliriknya lagi karena hanya di lihat dari fisik.
***
Lama sekali sampai lumutan menunggu. Akhir Seulgi datang membawa gitarnya.
" Gomawo Wen."
" Ne."
Akhirnya Seulgi pamit pada Wendy untuk ke kelas dance. Di lihat kepergiannya oleh Wendy yang masih berada di kelas yang sepi ini karena jam istirahat sedari tadi berlangsung.
Wendy berjalan di koridor kelas. Ia melangkah melewati pinggir lapangan.
Mata Wendy mendapatkan Irene di ujung sana. Ia memperhatikan wanita itu yang terduduk menatap diam Suho di sebelahnya.
" Terima Rene." Goda Krystal. Yeri dan Joy tersenyum tawa bersama rombongan Kai di dekat mereka.
Suho menantinya. Irene diam sejenak seperti berfikir namun kerut terlihat aneh.
Wendy merunduk sambil membuang wajah. Ia pun pergi dari sana karena tetap saja Irene tidak akan meliriknya lagi.
Ia perlahan tersenyum. Merasa kalau hidupnya seperti tidak ada beban lagi. Dia suka kehidupan apa adanya. Kesederhanaan memang harus di pertahankan daripada kesempurnaan.
Terlintas untuk tetap merasakan nikmat apapun yang di beri tuhan, kembali lagi Wendy tertawa sendiri mengingat tingkah Bao jika dia sudah pulang ke rumah membawakan sosis untuk nya.
" Hahaha." Sepanjang jalan Wendy tubuh berhenti tersenyum. Bahkan ia sesekali berlari kecil menyebrangi zebra cross.
Tidak jauh dari pantauan, mata Wendy terdiam kejut melihat seseorang yang berdiri seperti menunggunya.
" Hai Wendy..." Sapa Nayeon yang menatap Wendy sambil tersenyum lebar.
Wendy menurunkan kedua tangannya yang mengerat memegangi tali tas. Ia terkejut sekali karena bertemu dengan Nayeon lagi.
" Apa yang kamu lihat?" Tanya Nayeon.
" Ani. Kamu bisa lihat sekarang?"
" Aku selesai operasi 1 Minggu yang lalu." Wendy mengangguk pelan. Ia masih memperhatikan Nayeon yang tertawa singkat melihat kelakuan Wendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lightning Love ✓ [C]
FanfictionWendy hanya tau dia mencintai seseorang. Seorang pria yang tidak maruk dengan kehidupan. Dia hanya ingin disayang apa adanya. " Wendy, aku mencintaimu." - I " Kamu bisa datang padaku kalau kamu mencintaiku." - R