Wendy mengangkat paper bag yang berisi 10 cake cokelat dan strawberry. Ia mengangkat tangan kanannya untuk melihat alamat yang di berikan bosnya kemarin.
" Ini ya rumahnya?" Tanya Wendy sambil melangkah masuk ke dalam gerbang hitam putih ini dan Wendy terkagum-kagum mendapatkan air pancur di tengah-tengah halaman depan. Sungguh kaya raya yang punya dan Wendy sudah menganga sambil melihat sekitar halaman depan.
" Sangat kaya..." Ucapnya yang kembali berjalan mendekati pintu depan. Memang terlihat sangat kaya namun rumahnya sungguh sepi, tidak ada orang sama sekali terlihat di sekitar depan.
Ting! Tong!! Wendy menekan bel rumahnya. Ia menunggu sambil termundur memberi jarak pada pintu di depannya.
Ceklek!! Pintu rumah terbuka. Wendy mengangkat kepalanya dan terdiam bingung mendapatkan Jennie yang menekuk kerut keningnya.
" Kamu lagi." Tunjuk Jennie. Wendy memberi tundukan sopan nya. Ia memberikan paper bag itu pada Jennie.
" Cake? Siapa yang memesan?" Tanya Jennie.
" Molla. Katanya di suruh antar sini dan alamatnya benar rumah ini." Jelas Wendy. Jennie terdiam kemudian ia menoleh ke dalam sambil berteriak pada seseorang.
" Chaeyoung-ah! Kamu mesan cake!?" Tanya Jennie. Wendy masih diam di depannya sambil berfikir siapa yang di panggil. Tidak tau saja kalau itu Rose yang berjalan ke pintu depan.
" Mhh." Dehem Rose yang berdiri di samping Jennie. Melihat Wendy yang mendelalak melihat pakaian Rose yang kurang bahan ini. Wendy memerah dan dia merunduk malu untuk melihat Rose.
" Gomawo." Ucap Rose. Wendy mengangguk. Ia segera pamit pada kedua wanita ini untuk pergi dari sana.
" Wahh daebak! Enak banget!" Seru Jennie. Rose melihatnya kembali yang terduduk tepat di sebelah.
" Bagaimana kamu tau Wendy bekerja disana?" Tanya Jennie yang tidak berhenti membongkar isi paper bag. Ada minumannya juga dan itu sebagai bonus karena Rose membelinya terlalu banyak cake.
" Hanya memperhatikan."
" Mworago!?" Jennie menoleh cepat ke arah Rose yang membuang wajahnya ke arah lain.
" Kamu suka dia!?"
" Molla~!" Cuek Rose.
" Ya!! Chaeyoung!? Mwoya~~!?"
" Molla!! Jangan kamu tanya hal itu padaku!!"
" Ya! Kamu keterlaluan Rose!" Jennie jadi tidak doyan makan namun ia menghabiskan es coklat hingga tidak bersisa.
" Ottoke? Marah dengan Wendy aja kenapa dia seganteng itu!!" Elak Rose.
" Kenapa aku harus memarahi orang yang tidak aku kenal!! Kamu terlalu sekali suka dengannya!"
Rose terdiam. Dia cemberut kesal sambil mengganti channel TV.
" Ini masalah." Kata Jennie sambil berlalu ke dapur dan di lirik oleh Rose dari jauh.
" Jangan suka dengan Wendy!! Ini pasti bakal jadi masalah. Irene pasti juga suka Wendy!!"
" Molla!! Jangan membuatku tersudut karena Irene!"
" Ya Rose!! Dengarkan aku!!" Jennie berteriak di dekat pantry. Melihat Rose di ruang TV tidak jauh darinya.
" Cukup tahun lalu aja kamu ribut sama Irene gara-gara poster sampul! Sekarang malah suka sama Wendy!! Aku yakin banget Irene pasti suka tuh cowok!! Ntar jadi masalah lagi terus SM sama YG war lagi gimana!?"
" Bodo ah!"
" Heiisss!!!" Umpat Jennie melihat Rose langsung berlalu masuk ke kamarnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Lightning Love ✓ [C]
FanfictionWendy hanya tau dia mencintai seseorang. Seorang pria yang tidak maruk dengan kehidupan. Dia hanya ingin disayang apa adanya. " Wendy, aku mencintaimu." - I " Kamu bisa datang padaku kalau kamu mencintaiku." - R