" Bao!!?" Wendy bangun kejut. Memandang langsung cermin di depan kasur.
" Mh!?" Ia menoleh cepat ke samping. Matanya mendelalak kejut sambil menutupi tubuhnya tanpa baju.
Flashback on
" Irene? Na-nanti..."
" Sstt... silent, please." Kata Irene sambil menutup mulut Wendy dan di angguki manut oleh pria ini.
Akhirnya tangan Irene menjauh. Wendy terdiam manut menatap wanita di depannya yang perlahan mendekat.
" Ma-ma-mau apa?" Tanya Wendy sambil termundur-mundur perlahan dan meringis terjatuh duduk di kasur Irene.
" Katanya mau tau susu melon."
" Mw-mwo-mwoya?" Getar Wendy sambil memundurkan kepalanya saat Irene merundukkan sedikit tubuhnya memegang kedua bahu Wendy.
" Wendy, akan aku beritahu apa itu susu melon."
Degdeg! degdeg!
Jantung Wendy berpacu kencang sekali. Keringat dingin hampir datang. Di tambah kegugupan menggila Wendy saat Irene mengangkat tangan kanannya, membuka kancing baju.
Wendy langsung menutup matanya rapat. Irene melepas begitu saja bajunya turun ke lantai.
" Gwaenchanha..." Kata Irene pelan. Wendy menolak sambil memberi gelengan tidak mau.
" Aku tau susu melon!" Kata Wendy.
" Apa?" Tangan kanan Wendy di angkat Irene. Wendy diam saja tanpa mau membuka mata. Tiba-tiba tangannya menyentuh sesuatu.
" Aku yakin dia pasti akan menunjukkannya padamu."
" Apa yang kamu bicarakan Bao!!"
" Aku menjaminnya."
" Ya! Ottoke?"
" Katakan saja kalau kamu tau. Nanti juga kamu ngerti."
" Mworago?"
" Molla! Susah jelaskan suatu hal pada orang pintar tapi otaknya loading lama!!!"
" Ya!!!"
Wendy mengingat jelas pembicaraan pada Bao saat ia sibuk memikirkan susu melon yang di katakan Irene.
Terbukti. Dia mengetahui nya sekarang.
" Irene...andweyoo.."
" Aku mau karena untuk mu." Jawab Irene yang memegang tangan Wendy menyentuh dadanya.
" Rasakan." Ucap Irene. Wendy diam saja. Tubuh Irene perlahan mendekat, membuat Wendy terdorong tidur di kasur empuk Irene.
" Wendy, aku menginginkan mu. Boleh aku memakan mu?" Tanya Irene sambil terduduk di atas perut Wendy.
" Akan aku ajarkan sesuatu padamu."
" Mwo?" Tanya Wendy sambil mendiami tangannya tanpa gerakkan karena takut. Pasalnya tangan kanan itu sudah menyentuh sesuatu yang empuk dan halus. Jadi Wendy sudah keringat dingin namun tidak terlihat karena AC standar kamar Irene.
" Jangan polos sekali. Aku nanti bingung..." Bisik Irene sambil membuka Hoodie Wendy.
" Tekan." Suruh Irene. Wendy menelan ludahnya. Dia menggerakkan kecil tangannya, meremas pelan dada Irene.
" lebih lagi."
" A-aku..."
" Gwaenchanha. Hanya kamu yang boleh melakukannya padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lightning Love ✓ [C]
FanfictionWendy hanya tau dia mencintai seseorang. Seorang pria yang tidak maruk dengan kehidupan. Dia hanya ingin disayang apa adanya. " Wendy, aku mencintaimu." - I " Kamu bisa datang padaku kalau kamu mencintaiku." - R