7

624 92 28
                                    

Errr~~

Alba menguap besar. Ia berdiri lalu merenggangkan tubuhnya hingga bulu lembut nya ikut berguncang.

Alba mengeong selayaknya dia kucing besar. Ia mengangkat kakinya di pinggir sofa, mengelus-elus lengan Rose minta makan dan susu seperti biasa.

" Wait Alba~~aku masih mengantuk." Gumam Rose yang membenarkan posisi tidurnya dengan tangan yang menarik geser tubuhnya ke atas sedikit. Wajahnya di sembunyikan. Belum sadar juga kalau dia berada di atas tubuh Wendy. Pria ini juga nyenyak sekali tidurnya. Tidak terasa saat Rose berguncang hebat di atas.

Kepala Rose bergerak lagi. Ia sedikit mendongak, bersembunyi di leher Wendy bahkan bibir sudah tidak wajar lagi mencium leher putih itu sambil ia peluk Wendy. Sungguh, tidurnya sangat nyenyak. Keduanya tidak sadarkan diri beberapa jam kemudian sampai harus menunggu jam dinding besar di dinding ruang tengah berbunyi.

Ding Dong!!!!

" Eng!" Wendy terkejut. Tapi tidak membuat matanya terbuka. Ia mengangkat tangan kanannya kemudian menarik kepala Rose sambil ia elus-elus. Tangan sebelah ia jadikan bantal kepala. Jadi tidak bergerak dari semalam sampai sekarang. Nggak keram ya?

Kepala Wendy menoleh ke sisi kanannya. Perlahan mata terbuka merasa sekarang sudah pagi. Bahkan Alba sibuk memainkan kaki Wendy dan ia guling-guling mengenai kaki Rose.

" Ya~~Alba~~!" Kesal Rose membuat Wendy membuka kejut matanya. Menatap Rose tepat di hadapannya bahkan tangan memeluk wanita ini.

" Ottoke?" Gumamnya sambil menoleh ke sisi kiri. Melihat ke arah dapur kalau belum ada pembantu Rose bekerja.

" Ottoke!?" Wendy panik sekali. Ia menoleh ke arah Rose hingga kedua bola mata itu saling beradu pandang. Rose terbangun dan menatap Wendy di sampingnya.

Wendy memperhatikan wajah cantik Rose. Ia berkedip beberapa kali membuat matanya melirik bibir itu.

Rose sadar dari lamunan. Ia bergerak bangun cepat dari tubuh Wendy kemudian di susul orangnya.

" Sorry." Ucap Rose. Wendy jadi salah tingkah. Ia bingung sendiri dan hanya mengangguk sekilas.

" Alba! Come on..." Panggil Rose yang berlalu ke dapur sambil di kejar oleh Alba karena dia lapar dan haus.

Wendy mengusap wajahnya. Dia tidak ngiler kan pas tidur dengan Rose? Malu sekali kalau sampai ngiler!! Tapi Wendy sudah memastikannya. Dia tidak ngiler sama sekali.

" Sudah jam 7. Kamu sekolah kan?" Tanya Rose.

" Nee..."

" Mandilah disini aja. Akan aku antar."

" Ta-tapi, seragam ku di rumah."

Rose melirik jam dinding. Kemudian ia menoleh ke arah Wendy lagi.

----

" Selamat datang."

Rose berhenti di depan Wendy yang bingung saat Rose malah membawanya ke butik seragam sekolah.

Disini butik semua seragam sekolah. Mulai dari SMA jenguk, Sopa, SM hingga YG. Jadi pelayan butik hapal betul dengan Rose. Mereka melayani wanita itu dengan sangat cepat dan sopan.

" Seragam SM untuk cowok." Pinta Rose sambil terduduk di kursi, melipat kaki kanannya sekali.

" Ayo tuan." Ajak mereka pada Wendy yang bergerak mengikuti pelayan itu untuk memilih seragam baru.

Mata Rose melirik aksesoris SM. Itu yang baru dan Rose mulai tertarik.

" Sepatu, dasi biru dan hitam, rompi, jas. Aku mau yang paling mahal."

Lightning Love ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang