" Khamsahamnida!" Ucapnya melihat Wendy sudah berlalu ke luar toko sambil memperhatikan hp barunya. Dia baru membeli benda itu. Gaji terakhir bulanan kafe akhirnya bisa terkumpul untuk membeli hp.
Wendy senangnya minta ampun. Dia bisa tersenyum dengan sederhana karena hal hal kecil yang ia dapat.
" Hai! Wendy!!" Wendy berhenti melangkah. Ia melirik ke dalam sebuah restoran, melihat kejut IU yang ia jumpai di sana.
" Hpmu?"
" Ne." IU menyaut benda itu. Wendy tidak fokus melihat ke depan. Tapi ia sibuk menguyah makanannya.
Cekrek!!! Wendy terdiam. Ia melihat IU menyodorkan layar HP-nya, memberitahu foto yang baru saja ia dapatkan. Tepat sekali saat Wendy mengangkat kepalanya, IU tersenyum sambil mengambil foto. Moment nya pas dan dia langsung menjadikan wallpaper hp Wendy.
" Jangan di ganti. Nanti aku marah!" Kata IU. Wendy merunduk cepat. Ia mengangguk karena dia terlalu lemah pada semua wanita. Wendy hanya bisa manut, mengangguk, merunduk jika malu, takutpun dia akan tetap merunduk dan dia mendengar kan.
" Ok. Uhh... tampannya..." IU mencubit kedua pipi Wendy gemas.
" Umurmu berapa?"
" 19 tahun."
" What!?" IU terdiam sejenak.
" Gwaenchanha. Mencari brondong baik untuk kesehatan." Ungkapnya. Wendy bingung dan dia hanya makan sambil mendengar dan sesekali melihat IU yang memperhatikan senyum dirinya.
-----
Ting tong!!! Bel rumah di bunyikan. Pintu segera terbuka dan Rose melebarkan senyumannya sambil menarik tangan Wendy masuk ke dalam.
Alba bangun dari tidurnya. Dia berlari senang di bawah kaki Wendy, ingin main dengannya.
" Kamu...u-udah makan?" Tanya Wendy. Rose memberi gelengannya.
" Emm...boleh aku pinjam dapur?"
" Mau masak?"
" Ne."
" Tentu aja." Wendy melepas Hoodie nya kemudian berlalu ke dapur Rose yang langsung bertemu dengan Bibi keluarga Park.
" Biar saya bantu tuan."
" Ne. Khamsahamnida."
Keduanya sibuk di dapur. Rose melihat terus ke arah dapur, bahkan kepala sampai miring ke samping saat Wendy terhalang oleh Gucci besar di dekat tembok.
" Ini. Maaf kalau nggak enak." Wendy meletakkan sup dan juga dua lauk berbeda di depan Rose duduk. Wanita ini di siapkan piring dan juga nasinya oleh Wendy. Meletakkan cepat semuanya di piring Rose dan termundur selangkah, merapatkan kedua tangan, memperhatikan Rose yang sudah meraih sendok.
Wendy gugup. Takut sekali kalau masakannya tidak enak.
" Mhh!! Ini enak." Kata Rose yang menganggukkan kepalanya sambil menyuruh Wendy duduk di sampingnya, menyicipi masakannya sendiri.
" Enak?"
" Ne..." Rose tersenyum. Dia makan malam dengan Wendy yang tidak akan makan banyak karena dia barusan makan bersama IU di restoran. Dan kenapa juga Wendy mau!?
" Hari ini, menginap aja ya." Pinta Rose. Wendy terdiam bingung. Dia lupa memberi makan Bao di rumah.
" Gwaenchanha Wendy! Aku mendapatkan sosisnya di tasmu." - Bao.
" Mau ya?" Pinta Rose.
Wendy diam menatap Rose menggenggam tangannya.
" Ne." Angguk Wendy seraya dengan Rose yang menarik tangannya agar terduduk bersama di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lightning Love ✓ [C]
FanfictionWendy hanya tau dia mencintai seseorang. Seorang pria yang tidak maruk dengan kehidupan. Dia hanya ingin disayang apa adanya. " Wendy, aku mencintaimu." - I " Kamu bisa datang padaku kalau kamu mencintaiku." - R