" Em!" Wendy membuka matanya. Dia menoleh ke arah Irene. Merasa sedari tadi tidak sadar diri tidur bersama Irene.
Sudah sekitar jam 8 malam, Wendy baru bangun. Ia berada di atas ranjang Irene, tidur sambil merangkul wanita itu. Mungkin Irene nyaman bersama Wendy sampai dia tidak bergerak selama tidur. Sangat nyenyak dalam mimpi.
Wendy memperhatikan cara tidur Irene. Dia tenang di dekatnya dan Wendy juga senang Irene tidak jauh darinya.
Remang-remang karena lampu kamar belum di hidupkan. Lampu sorot di luar jendela memantulkan cahaya masuk ke kamar Irene. Jadi tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang. Suasananya cukup sunyi karena Wendy baru ingat kalau dia berada di rumah sakit, bukan sekolah!
Dan dia juga harus sadar kalau tidak berada di SM lagi.
" Kamu udah bangun?" Irene terbangun dari tidurnya walau mata masih berat terbuka lebar.
Wendy menggerakkan pergelangan tangannya, ia mengelus lembut rambut Irene. Sedikit berani karena Wendy refleks melakukannya.
Irene mendongak. Ia memperhatikan Wendy yang tersenyum hangat padanya.
" Makan?" Tawar Wendy.
Irene mengangguk. Wendy bangkit dari tidurnya. Ia berlalu turun dari ranjang, menghidupkan lampu kamar seraya dengan Irene yang membenarkan tidurnya.
Wendy menyiapkan semua makanan Irene. Mengupas buah mangga dan juga memotong apel dengan bentuk dadu.
Tidak lama HP-nya berbunyi. Baru saja sebuah pesan SNS masuk. WenRene melirik ke meja sofa serentak. Wendy tau kalau itu balasan Rose. Tapi karena dia bersama Irene, waktunya bersama Irene tidak terlalu banyak seperti Rose, jadi Wendy mengabaikannya sesaat.
" Aaahh..." Irene membuka mulutnya. Wendy menyuapi Irene seperti biasa. Menatap wanita ini menguyah pelan makanannya sambil bersandar nyaman di ranjang.
" Wendy, apa Rose tau?" Tiba-tiba Wendy terdiam. Dia bingung harus menjawab apa.
" Belum." Geleng nya.
" Nanti dia marah padamu. Lebih baik beritahu kalau kamu di sini."
" Gwaenchanha. Aku...dia sepertinya masih marah padaku." Irene bingung saat mendengar penjelasan Wendy.
" Marah kenapa? Kalian ribut?"
" Nggak kok. Cuman salah paham." Irene tidak akan banyak tanya soal itu karena dia tidak mau ikut campur urusan Rose dan Wendy. Meski hatinya tetap sakit dan kecemburuannya sudah tingkat akhir, Irene tetap sabar menunggu.
-----
Klek!! Pintu kamar inap Irene di tutup Wendy setelah ia menemani Irene sampai tidur.
Ia berlalu ke luar rumah sakit mencari udara segar dan duduk sendirian di taman.
Memeriksa pesan SNS yang masuk karena itu benar-benar dari Rose.
Kamu dimana?
Aku mau bertemu.Wendy diam sejenak. Dia memikirkan jawaban yang tepat.
Aku di rumah teman.
Menunggu sebentar saat tau kalau Rose sedang mengetik.
Kirim nomormu. Aku ingin bicara.
Wendy cepat mengetik nomornya untuk di kirim ke Rose.
Tidak lama setelah itu, Rose benar-benar menelponnya. Wendy bukannya mengangkat telpon Rose, tapi ia salfok dengan foto wallpaper yang digunakan Rose.
Itu foto dirinya!!! Sedang menggendong Alba di pinggir kolam karena waktu itu Wendy bermain seharian dengan Alba di rumah Rose. Wendy sama sekali tidak tau kalau Rose diam-diam memfotonya bahkan di jadikan wallpaper KakaoTalk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lightning Love ✓ [C]
FanfictionWendy hanya tau dia mencintai seseorang. Seorang pria yang tidak maruk dengan kehidupan. Dia hanya ingin disayang apa adanya. " Wendy, aku mencintaimu." - I " Kamu bisa datang padaku kalau kamu mencintaiku." - R