19

534 79 8
                                    

" Kelas selesai. Kita bisa istirahat sekarang."

Semua siswa berdiri setelah meletakkan alat musiknya di tempat semula.

" Khamsahamnida coach!!" Teriak semuanya penuh senyum pada Wendy yang ikut memberi tundukan sopan karena dia tidak bisa berlagak di atas teman-temannya.

Ceklek!!

Pintu musik terbuka. Irene datang seperti biasa untuk bertemu Wendy di ruang musik.

" Hai Wendy." Sapa Irene. Wendy menoleh ke belakang dengan tangan yang menutup tuts piano.

Wendy tersenyum melihat Irene mengangkat makan siang untuk mereka. Akhirnya keduanya duduk di kursi dengan meja kecil yang di geser Wendy.

" Kamu delivery?"

" Ne." Jawab Irene yang menyodorkan tteokbokki yang sudah di buka untuk Wendy.

" Gomawo." Ucap Wendy. Irene senang kalau Wendy punya waktu untuk makan siang dengannya.

" Wendy, kamu nanti di kafe?"

" Ani. Aku pemotretan nanti."

" Padahal aku mau ke kafe tadinya."

" Besok aku baru kerja." Irene mengangguk pelan. Wendy menikmati makan siangnya sambil sesekali mengobrol dengan Irene.

" Irene."

" Ne?"

" Kamu mewarnai rambut lagi?"

" Ahh...ne." Irene menyentuh rambutnya yang ia warnai hitam lagi setelah kemarin warna cokelat adalah kesukaannya.

" Yeputa." Ucap Wendy. Irene tersenyum tawa. Dia malu dan hanya merunduk melanjutkan kunyahan nya.

Saat Wendy mengangkat sendok, ia terdiam kejut mendengar jantung Irene yang sangat keras berdegup di telinganya. Mata perlahan menatap wanita itu yang makan seperti biasa karena Irene pandai menyimpan rasa.

" Irene, kamu sakit?"

" Mh!? Aniyo. Aku sehat."

Wendy tersenyum kecil. Ia tidak akan bertanya lagi pada Irene. Biarkan dia mendengar jantung Irene selagi bersama wanita ini.

***

Irene berjalan di sepanjang trotoar. Dia tidak membawa sepedanya. Ntah kenapa Wendy rindu jalan daripada menggunakan sepeda selama ini.

Kebetulan sekali Wendy melewati toko fashion. Ia berhenti di depan toko ini dan ia perhatikan sekitarnya. Tidak ia temukan lagi Nayeon di sini membuatnya merunduk perlahan sambil membuang pelan nafasnya.

Teringat oleh Wendy saat 1 Minggu yang lalu, terakhir ia bertemu Nayeon dengan ucapan penuh kejutan kalau Nayeon tau, dia bukan Wendy yang sebenarnya.

Tau apa yang di katakan Nayeon waktu itu?

Flashback on

" Bagaimana kamu--"

" Meski aku buta, kamu pikir bisa menipu?" Tanya balik Nayeon yang menurunkan sentuhannya dari pipi Wendy.

" Kamu menyukai ku lalu kamu pergi begitu saja setelah memilih di antara kami. Benar kan?"

Wendy mendelalak kejut.

" Irene, Rose, IU, Eunha, dan.....aku." Wendy terdiam. Mulutnya kaku untuk bicara. Nayeon tersenyum tulus lagi meski dia tidak bisa menatap kontak mata Wendy. Tapi ia tau kalau pria ini di landa kecemasan tinggi atau bisa di bilang heart attack nya kembali muncul membuat Wendy lupa segalanya. Hanya Bao yang ia ingat dan Wendy lupa siapa yang ada di depannya saat ini.

Lightning Love ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang