Wendy membawa bukunya. Ia berjalan sambil menutupi wajahnya dengan buku. Melihat banyak siswi yang sibuk menggoda habis-habisan bahkan sampai memberikan Wendy kotak susu dan biskuit cokelat.
Wendy malu sekali jadi pusat perhatian. Dia tidak suka tempat keramaian yang mengelilingi dirinya.
" Wendy, mau jadi pacar aku nggak!?"
Wendy terkejut. Ia langsung berbalik dan berlari sambil di kejar-kejar oleh para siswi yang sibuk sekali menyatakan cinta secara mendadak padanya.
Bruk!!! Wendy menumbur seseorang saat di tikungan hingga keduanya jatuh berdua di lantai.
" Maafkan aku!!" Wendy merangkak mendekati kacamatanya. Namun ia terdiam bingung melihat matanya dapat menatap jelas sekitar. Wendy terduduk lutut di lantai. Ia memegang kacamatanya sambil melihat sekitar banyak sekali siswa siswi mengelilinginya.
Wajah mereka nampak jelas, tidak rabun bahkan terasa berat saat tidur memakai kacamata. Wendy berdiri perlahan dari duduknya. Dia memegang kacamatanya yang perlahan tangan itu turun ke bawah dengan sangat lemas.
" Wendy, gwaenchanha?" Tanya mereka terus menerus pada Wendy yang masih terdiam bingung, bungkam, kaku dan kalut.
" Wendy? Kamu dengar?" Mereka membuat jentikan tangan di depan mata Wendy. Pria itu langsung berbalik, berjalan cepat pergi dari sana sambil di tatap khawatir semua orang.
Brruuurrrr~~~!!!!
Wendy memasukkan kepalanya ke dalam ember yang berisi air bersih. Ia berada di sanding lapangan. Membasahi wajahnya dan dia pukul-pukul pipinya.
" Bukan mimpi!!" Kata Wendy yang kembali kesal kemudian ia masukkan kepalanya ke dalam ember lagi.
" Aarggghhh!!!!!!!!!!!" Teriaknya dalam air.
Byyyuurrr!!!!!! Kepala Wendy langsung ia tegakkan lagi. Mengusap wajah dan rambut sambil melihat sipit sebuah sepatu tinggi berwarna pink putih tepat di depan embernya.
Wendy perlahan mendongak sambil mengusap-usap hidungnya yang kemasukan air. Mengikuti postur kaki putih kemudian bertemu dengan rok sepaha dan seragam rompi biru putih yang di kenakan SM.
" Kenapa kamu melakukan nya?" Tanya Irene yang menatap Wendy langsung oleng ke belakang dan pingsan.
" Omo!!" Kejut Irene melihat Wendy kejang-kejang tidak jelas hingga gadis ini berlari ke arahnya dan terjongkok di samping tubuh Wendy.
" Ya!! Gwaenchanha!?"
***
Wendy menarik perlahan selimut tebal di UKS. Ia berbalik membelakangi dua gadis yang sibuk berbicara.
" Tadi dia kejang-kejang." Kata Irene melirik punggung Wendy sesekali.
" Dia perlu istirahat aja kok Rene." Kata Jihyo, anak kesehatan kelas 3-6.
Wendy menarik lagi selimutnya hingga menutupi kepala. Dia memejamkan matanya penuh penyiksaan karena Irene susah payah membawanya ke UKS akibat ulahnya sendiri. Masa kejang-kejang sih lihat Irene!? Ampe pingsan bikin susah anak gadis orang!!
Pokoknya Wendy malu sekali sekarang!! Malu dengan Irene dan malu pada diri sendiri. Mungkin kalau ada Bao, dia akan bingung melihat tingkah aneh Wendy.
" Wendy gwaenchanha Jihyo?"
" Mhh."
" Uhh....berikan padanya!"
" Nado."
" Aku juga."
Jihyo menerima banyak sekali makanan yang di sodorkan siswi padanya. Sempat menganga karena tidak sedikit siswi yang memberikan makanan untuk Wendy. Memangnya Wendy sanggup menghabiskan nya sendiri!?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lightning Love ✓ [C]
FanfictionWendy hanya tau dia mencintai seseorang. Seorang pria yang tidak maruk dengan kehidupan. Dia hanya ingin disayang apa adanya. " Wendy, aku mencintaimu." - I " Kamu bisa datang padaku kalau kamu mencintaiku." - R