" Padahal aku udah bilang tadi, samaku aja." Kata Irene pada Wendy yang masih perapatan kedua tangan, merunduk seperti di omel orang tua.
Mata Irene menoleh ke arah Rose yang sibuk menguyah snack sambil mengganti siaran tv.
Irene datang mendekat. Ia berdiri di samping Rose duduk yang sedang menyeruput minumannya.
" Gomawo."
" Mhh."
Irene berbalik langsung. Ia menarik tangan Wendy keluar dari rumah kediaman Park.
Di lirik oleh Rose dari jendela ruang tengah. Melihat mobil sport biru milik Irene sudah berlalu ke luar pagar rumahnya.
Acuh sekali dan dia lebih memilih menonton tv sambil menguyah makanannya.
***
" Disini aja?"
" N-ne.."
Irene melirik sekitar. Wendy menginginkan dirinya di antar sampai tepi jalan saja.
" Go-gomawo...i-irene.." Wendy memberi tundukan sopan nya di luar mobil. Irene mengangguk sambil tersenyum melihat Wendy berbalik dan ia lihat di balik kaca mobilnya.
" Bao..." Panggil Wendy melihat anjing nya langsung menggonggong senang karena dia sudah pulang.
Wendy terduduk di karpet bawah kasur nya. Memberi makan Bao dengan sosis yang tadi ia beli di supermarket.
" Bao, kamu nggak bosan makan ini terus?"
" Aniyo."
" Khamjagiya!!" Wendy termundur cepat, menjauh dari Bao yang tadi berbicara padanya.
" Bao!! Kamu bisa bicara!!" Tunjuk Wendy dengan sangat gemetaran.
Bao mengangkat duduk badannya. Dia memiringkan kepala sambil melihat Wendy yang ikut miring.
" Wendy, aku berterima kasih padamu."
" Omo!!!" Wendy menyeret tubuhnya menyudut di lemari baju.
" Ka-kamu bicara!!"
" Aku bukan anjing seperti yang kamu pikirkan. Hanya wujudku yang seperti ini." Jawab Bao.
" Nu-nu-nugu!?"
" Hanya numpang tinggal." Jawab Bao yang mendekati Wendy kemudian ia tertidur di depannya.
" Kamu anjing siapa?"
" Aku sudah bilang, aku bukan anjing! Hanya wujudku saja yang seperti ini."
" Lalu? Kenapa kamu mendekatiku!?"
" Karena itu tujuanku ke sini. Bertemu denganmu, mengubah hidupmu jadi lebih baik. Ngerti ara?" Wendy memberi gelengan tidak taunya. Bao langsung mengerang kesal melihat otak Wendy loading kalau bukan soal pelajaran.
" Aku di lahirnya ke dunia karena tidak dengan cuma-cuma. Malaikat akan marah padaku nanti kalau aku tidak memenuhi dan menyelesaikan tugas dengan baik."
" Malaikat?"
" Ne. Aku di tugaskan malaikat untuk mengubah hidupmu sampai kamu benar-benar bahagia. Setelah itu, kamu akan kembali seperti semula setelah mendapatkan semuanya. Aku akan pergi dari sini dan kembali menghilang dari bumi."
Wendy mengangguk paham. Ia merundukkan kepalanya dengan wajah lesu.
" Kamu sudah di dekati Irene. Kamu tidak suka?" Tanya Bao melihat Wendy yang menatap sendu dirinya sekarang.
" Ini bukan aku. Kalau dia dekat hanya karena wajahku yang sekarang, aku rasa itu bukan cinta namanya." Bao melemaskan kedua telinganya.
" Semuanya akan berubah sesuai dengan apa yang kamu lakukan. Mungkin seseorang menyukaimu sekarang. Tapi saat kamu berubah kembali seperti semua, perjuangkan hal itu karena kamu layak di pandang." Jelas Bao membuat Wendy tersenyum kecil sambil mengelus kepala Bao yang tertidur di atas kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lightning Love ✓ [C]
FanfictionWendy hanya tau dia mencintai seseorang. Seorang pria yang tidak maruk dengan kehidupan. Dia hanya ingin disayang apa adanya. " Wendy, aku mencintaimu." - I " Kamu bisa datang padaku kalau kamu mencintaiku." - R