Episode 6 Bisakah Kita Menjadi Teman Saja

22.8K 1.2K 35
                                    

Tubuh Lisa tersentak terbangun. Matanya terbuka lebar seraya menoleh ke kiri dan ke kanan, memindai seisi ruangan yang bisa tertangkap retina. Raut Wajahnya yang semula menegang, kini mulai tenang tatkala menyadari dimana dia berada sekarang. Lisa ingat kalau semalam Yuda membawanya ke gedung bertingkat ini, mengurungnya di dalam kamar apartemen laki-laki itu.

[J-Hope] Yeah nuga nae sujeo deoreopdae

I don't care maikeu jabeum geumsujeo yeoreot pae

Beoreokhae jal mot igeun geosdeul seutekki yeoreo gae

Geodeuphaeseo ssibeojulge seutaui jeonyeoge

BTS feat Steve Aoki Remix

Lisa spontan menoleh ke bufet di samping tempat tidur di mana suara JHOPE berasal. Keningnya sedikit mengerut sebelum mengambil. Setahunya, benda segiempat ini telah disita oleh Yuda, tetapi mengapa sekarang ada di kamar ini? Apa malam tadi Yuda masuk ke sini?

Dilihatnya layar ponsel. Ternyata telepon via WhatsApp dari Anin.

"Halo Nin," ucap Lisa setelah ponsel itu tertempel di telinga.

"Lo di mana, Lis?"

"Gue...." Lisa ragu-ragu untuk menjawabnya, takut Anin salah paham.

"Lo sama Bang Yuda ya sekarang?"

Lisa memilih diam.

"Kata Mbak Yuli, malam tadi lo pergi sama Bang Yuda. Dan sejak subuh tadi gue nggak melihat lo," jelas Anin di seberang telepon. "Lo nginap di tempat dia, ya?"

"Nggak. Gue nggak ada niat nginap di sini, gue dipaksa," jawab Lisa dalam hati, masih memilih bungkam.

"Lo nggak ngapa-ngapain kan dengan Bang Yuda? Lo nggak ena-ena kan sama dia? Ingat, lo baru aja masuk kuliah, masa depan lo masih panjang."

Lisa membuang napas kasar. Dia merasa sedikit tersinggung dengan ucapan Anin. Memang Anin kira dia cewek apaan. Dia nggak mungkin melakukan hal "itu" sebelum menikah. Sekalipun cinta, Lisa pasti akan menolak melakukannya. Dia masih memegang teguh larangan agamanya.

"Jadi lo di mana sekarang?" tanya Lisa lagi.

"Ada apa lo nelpon gue, Nin?" Lisa tidak menjawab, justru melontarkan topik lain.

"Gue mau pergi ke kampus sekarang, soalnya gue mau ngerjain tugas dengan kelompok gue. Lo mau bareng gue atau naik transjakarta saja nanti?" Biasanya Lisa memang selalu menebeng motornya bila mau pergi ke kampus. Mereka selalu memiliki mata kuliah dan kelas yang sama.

"Gue naik transjakarta aja, Nin."

"Oke deh. Gue duluan ya," ujar Anin sebelum panggilan telepon itu berakhir.

Ditariknya napas panjang dan diembuskan pelan. Kemudian Lisa turun dari tempat tidur. Saat itulah matanya menangkap sebuah foto yang terpanjang di atas bufet. Ternyata foto yang dilihatnya malam tadi bukanlah mimpi belaka.

Kemarin malam, setelah capek berteriak hampir satu jam agar Yuda melepaskannya, Lisa memutuskan untuk tidur saja. Dia sedikit kelelahan mengingat hampir seharian dia berada di lingkungan kampus. Ketika hendak berbaring di atas tempat tidur, matanya menangkap foto itu, foto yang memperlihatkan dia tersenyum lebar mengarah ke kamera. Dia masih ingat kapan foto itu diambil, seminggu setelah Yuda menyatakan suka kepadanya.

Lisa mencoba tidak ingin peduli atau penasaran mengapa fotonya terpanjang di sana. Dia segera berjalan menuju ke kamar mandi, berniat untuk membasuh mukanya agar terlihat lebih segar. Setelah itu dia berjalan mendekati pintu, berharap pintu itu tidak terkunci lagi. Dan ternyata harapannya kali ini terkabul.

ConnectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang