Episode 18 Malam Keakraban

12.2K 686 17
                                    

"Nih untuk lo Lis." Anin menyodorkan sebuah kotak berlogo ayam di depan Lisa. "Dan ini untuk lo Mir," sambungnya lagi sambil menyodorkan kotak yang lain ke sosok Amira yang duduk tidak terlalu jauh dari pintu tenda.

"Thanks Nin," sahut Lisa dengan menggeser kotak berwarna merah itu ke samping kanannya, tanpa berniat untuk membuka.

"Lo nggak makan Lis?" tanya Amira seraya membuka kotak tersebut, kemudian mengeluarkan beberapa bungkusan berisi lauk dan sayuran dari plastik transparan. Ditariknya karet gelang yang mengikat bongkahan dari kertas pembungkus berwarna kecoklatan dan dihamparkan di lantai yang dilapis tikar plastik. Amira sedikit meneguk ludah pelan saat semua lauk sudah bersatu dengan nasi. Dia sudah nggak sabar untuk menyantapnya.

"Gue masih kenyang Mir," lirih Lisa tak bersemangat. Dia menyandarkan tubuhnya di tumpukan-tumpukan tas.

"The CK. The Connected Kitchen," baca Anin saksama sambil mengangkat kotak tersebut hingga mendekati wajahnya. "Kayaknya ini dari tempat Bang Yuda deh," tukasnya sambil meletakkan di lantai dan segera membukanya. Sama seperti Amira, perutnya juga minta segera diisi. "Dan mungkin karena ini, Bang Yuda bisa ada di Camp ini," timpalnya.

"Bang Yuda di sini?" Terdengar jelas nada terkejut dari suara Amira. Kedua bola matanya bahkan membelalak lebar.

Anin mengangguk pelan. "Iya, tadi gue dan Lisa melihatnya di parkiran. Dan karena itu jugalah mengapa Lisa menjadi cemberut dan tak bersemangat seperti sekarang," ujarnya dengan terkekeh kecil, menganggap lucu karena sikap Lisa yang selalu tak santai menanggapi kehadiran Yuda.

"Kok gitu? Bukankah lo seharusnya senang? Elo beruntung jadi pacar Bang Yuda," kata Anin di sela menyuapkan nasi. "Karena gue yakin, banyak cewek-cewek yang iri sama lo dan berharap bisa ada di posisi lo. Jadi jangan lo sia-siain," tambahnya dengan menekan kalimat terakhir.

"Gue justru iri sama mereka," lirih Lisa hampir tak terdengar.

"Kayaknya Bang Yuda mau datang ke sini," tutur Anin dengan pandangan tertuju pada sosok laki-laki yang berjalan mendekati tenda mereka.

Lisa mengikuti arah manik Anin sebelum mengembuskan napas panjang. Kemudian diedarkan pandangannya ke sekeliling, dilihatnya beberapa teman seangkatannya sedang memasang wajah takjub ke sosok Yuda yang terlihat tampan dengan hodie abu-abu dan celana jeansnya. Selama ini dia memang nggak pernah menyangkal, Yuda memang memiliki paras yang di atas rata-rata dengan alis tebalnya. Dia juga kaya dan mapan. Tipikal cowok yang sangat diidam-idamkan semua cewek. Hanya saja kelebihan-kelebihan itu tidak menggugah hatinya. Lisa masih belum bisa menerima Yuda lagi seperti dulu.

Yuda menghampiri tenda mereka dengan senyum merekah, bak ada seseorang yang memang sedang menanti-nanti kehadirannya. Banyak pengorbanan yang dilakukannya untuk bisa ikut acara jurusan Statistika ini. Selain harus merelakan masa liburannya, dia juga terpaksa merugi sedikit. Pihak panitia konsumsi membayar catering di tempatnya dengan harga yang sedikit minim.

Tapi tak apalah. Yang penting dia bisa berdekatan dengan Lisa dan ingin memastikan sesuatu, tentang dugaannya dua hari belakang ini. Dia merasa seperti orang yang sedang mengidam, ingin selalu makan ini itu, bahkan dia merasa kesal jika tak dipenuhi. Ciri-ciri umum dari orang yang sedang hamil. Dan sebagai sosok yang kodratnya tidak memiliki rahim, jelas kalau dia mustahil mengalaminya. Alhasil, hanya Lisalah yang ada dipikirannya. Apa mungkin Lisa sedang hamil? Dan cewek itu mungkin tak berniat untuk memberitahunya?

"Kamu nggak makan?" tanya Yuda saat melihat kotak di samping kiri Lisa yang masih tertutup rapat.

Lisa nggak menanggapi, dia justru lebih tertarik melihat keluar tenda.

"Lisa masih kenyang Bang," Anin memutuskan untuk mewakili. Pemikirannya tentang Yuda memang sudah sedikit berubah, sejak Lisa menceritakan kejadian pemerkosaan itu. Tapi rasa iba saat melihat reaksi tak acuh Lisa ke Yuda tak bisa langsung menghilang begitu saja.

ConnectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang