Episode 19 Karena Gue...

12.5K 776 40
                                    

Yuda setengah berlari menghampiri Bara yang sedang duduk sambil merokok di samping tenda, sekali-kali dia menanggapi lontaran dari cowok berambut cepak yang duduk jongkok di depannya. Setelah menelusuri dari pos kelima hingga pos pertama, bertanya mengenai Lisa setiap bertemu para peserta makrab di tengah-tengah perjalanan, dan berakhir di tenda tempat cewek itu, Yuda masih belum bertemu dengan Lisa. Begitupula dengan Anin, cewek jangkung itu juga belum bertemu dengan Lisa, padahal katanya sudah tidak ada lagi kelompok yang melakukan jelajah malam. Dengan kepanikan yang melanda, Yuda memutuskan untuk mencari Bara, berharap Bara bisa memberikan sececah petunjuk tentang keberadaan Lisa.

"Bar, Lisa nggak ada," ungkap Yuda tanpa basa-basi.

Kerutan di dahi Bara langsung menekuk tajam. Kemudian dia berdiri, membuang puntung rokok ke tanah sebelum menginjak. "Maksud lo gimana? Gue nggak ngerti."

"Sepertinya Lisa belum kembali dari jelajah malamnya," jelas Yuda dengan suara yang sedikit bergetar. Dia benar-benar merasa sangat panik, takut gadis itu mengalami sesuatu yang buruk. "Gue sudah mencari ke tendanya dan menelusuri setiap pos, tapi gue belum juga melihat Lisa. Apakah mungkin terjadi sesuatu dengannya?" ucapnya terburu-buru.

"Tenang Yud, tenang," kata Bara mencoba menenangkan.

"Apa lo sudah tanya ke teman sekelompoknya?" laki-laki yang tadi berjongkok bertanya. Yuda memang tidak pernah berbicara dengannya, tapi dia cukup tahu namanya. Laki-laki itu dipanggil dengan Sam, kependekan dari Samuel.

"Belum," sahut Yuda sambil menggeleng.

"Sam, coba lo lihat daftar nama-nama kelompok sama Natasha, terus lo cari di tenda mereka. Apakah mereka sudah tiba atau belum? Minta beberapa panitia juga untuk bertanya ke kelompok lain, apakah mereka melihat Lisa dan kelompoknya?" perintah Bara yang langsung diangguki Samuel. "Telepon gue kalau sudah ada infonya," sambungnya lagi saat Samuel hendak beranjak pergi.

"Apa mungkin dia jatuh di lereng-lereng?" gumam Yuda.

"Semoga saja tidak," harap Bara.

Meskipun di Kampung Rimba-rimba ini terbilang cukup aman, tapi memang ada beberapa titik yang memiliki lereng yang cukup curam. Tetapi jalan setapaknya lumayan lebar untuk dilalui, kecil kemungkinan untuk jatuh jika berjalan di tengah-tengah. Malam ini juga cahaya bulan sangat terang dan di beberapa titik yang menjadi area jelajah malam sudah terdapat beberapa lampu. Bila dipikir- pikir, kecil kemungkinan kalau Lisa jatuh seperti yang dipikirkan Yuda.

"Gue harus segera mencarinya. Gue takut dia kenapa-kenapa," gumam Yuda sedikit linglung sambil bersiap untuk setengah berlari, hendak menelusuri area jelajah malam lagi. Di dahinya terdapat beberapa butir keringat yang sebesar biji jagung. Bahkan di punggung jaketnya tampak sedikit basah.

Bara menepuk pelan bahu Yuda. "Kita tunggu kabar dari Sam."

"Tapi gue—"

"Lisa pasti baik-baik saja," tutur Bara mencoba meredakan kegelisahan Yuda.

Yuda hendak kembali melontarkan kalimat kerisauannya, bertepatan nada dering yang berasal dari saku celana Bara berbunyi. Segera dirogoh dan diambilnya benda segiempat itu, langsung menggeser tombol hijau, kemudian menekan tombol speaker supaya laki-laki berjaket biru di sampingnya bisa mendengar.

"Gimana?" tanya Bara to the point.

"Ketiga teman kelompoknya sudah kembali. Tapi Lisa belum. Kata salah satu temannya, mereka berpisah di arah menuju pos kelima, setelah itu mereka belum bertemu Lisa sampai sekarang. Dan saat ini teman-teman panitia yang lain sedang bertanya-tanya ke anggota kelompok yang lain," terang Samuel dengan sedikit terburu-buru, ada kekhawatiran juga yang tersirat, ini menyangkut keselamatan salah satu peserta acara makrab mereka.

ConnectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang