5. BROKEN HEART PART 2

3.1K 88 8
                                    

You Into Me
✿Part 5

Playlist : Rixton - Me and My Broken Heart

Vote
°
°
°
Coment!!
°
°
Happy Reading😍

"Awww" satu kata yang sangat tepat untuk mengawali pagi ini.

Tentu saja! Posisi mereka berdua masih sama seperti kemarin malam. Dengan tangan kiri Laura menjadi bantal Albara dan kepala Albara masih setia berada di ceruk leher Laura.

Satu kata yang cocok untuk adegan ini adalah pegal.

Susah payah Laura melepaskan tangannya dari Albara dan berhasil, yah meskipun memakan waktu hampir setengah jam. Namun Laura bahagia karena bisa terbebas dari kukuhan Albara mode galau.

"Sshhhh" desah Laura sambil sesekali menggoyang-goyangkan tangan kirinya yang terasa linu.

Diapun segera berjalan menuju kamar mandi, membasuh muka kemudian berjalan kearah dapur

Dan kosong!

Stok bahan makanan Albara telah habis, sudah jelas siapa dalangnya.

Siapa lagi kalau bukan Laura.

Merasa iba dengan kondisi Albara yang sekarang, Laura pun berinisiatif berbelanja bahan makanan di minimarket depan.

Laura mengendarai mobil putihnya menuju minimarket, saat melewati kompleks perumahan elit ia tak sengaja melihat pemandangan yang seharusnya tidak dia lihat.

Pagi-pagi buta begini Laura disuguhi pemandangan seorang Devan berjalan dengan seorang wanita berbaju kurang bahan memasuki kompleks perumahan elit tersebut. Kalau dilihat-lihat dari sini sepertinya wanita itu berkebangsaan Korea, karena wajahnya sangat familiar seperti artis-artis Korea.

Setahu Laura rumah Devan bukan disini. Ah sudahlah Laura tak mau ambil pusing positif thinking aja, mungkin ia salah lihat. Laura kan belum mandi mungkin itu yang mengakibatkan otaknya berfikir yang aneh-aneh. Efek belum mandi.

Tak berselang lama akhirnya Laura kembali ke apartemen Albara. Dia langsung menuju kearah dapur untuk menata semua bahan makanan yang ia beli barusan.

"Sejak kapan disini?"

Tiba-tiba suara dingin dan angkuh membuat aktivitas Laura terhenti. Ternyata Albara sudah bangun. Ada apa dengan suaranya? Kemarin saja menangis-nangis tidak jelas seperti anak kecil minta permen tapi tidak di kasih. Sekarang berubah lagi menjadi angkuh dan dingin.

"Sejak kemarin malam," lanjut Laura tidak ambil pusing kemudian melanjutkan aktivitasnya.

"Kemarin malam?" gumam Albara dengan nada rendah namun masih bisa didengar oleh Laura "Jadi yang kemarin itu bukan mimpi?" sentak Albara membuat Laura terkejut.

"Biasa aja kali Al, gak usah ngegas. Kaget aku nih!" marah Laura.

"Yaudah masak yang banyak, aku lapar!" pinta Albara kemudian dia pergi menuju kearah tv layar lebarnya dan mendudukkan pantatnya di atas sofa yang kemarin mereka gunakan untuk tidur bersama.

You Into MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang