7. GOING CRAZY

5.7K 123 5
                                    

You Into Me
Part 7

Playlist : Liam Payne, Rita Ora - For You

Vote
°
°
°
Vote

"Laki-laki memang brengsek hehehehe," racau Laura tidak jelas sambil mengangkat gelas ditangannya dan mengarahkannya kepada Will.

"Bajingan Brengsek Mati Kau!" kali Laura melemparkan gelas yang dipegangnya itu kearah Will yang berada di depannya, yang hanya dipisahkan oleh meja bar yang berbentuk setengah lingkaran.

Ttyyaaarrr

"Hei wanita gila, apa yang kau lakukan???" teriak Will frustasi dibuatnya.

Pasalnya gelas itu melayang mulus kearah almari yang berisi beberapa botol bil, untung yang pecah bukan lemari nya tapi gelasnya. Kalau lemari nya yang pecah bangkrut sudah Laura mengganti rugi.

Sedangkan Albara hanya bisa mengulum senyumnya. Jarang-jarang dia melihat gelagat asli Laura seperti saat ini. Sangat jujur dengan perasaannya dan mengeluarkan semua rasa sakit yang iya rasakan.

Dalam hatinya Albara bersumpah akan menghukum dan menghancurkan orang yang bernama Devan itu yang berani membuat sahabatnya ini menjadi seperti sekarang.

Belum selesai rundung hatinya gegara Milly sekarang harus ditambah lagi dengan Laura yang ikut-ikutan meradang hatinya.

"Hiks hiks hiks," terdengar suara tangis pilu dari arah Laura.

"Will lagi...." pinta Laura mengangkat ujung jarinya dan menunjuk ke arah almari yang penuh dengan minuman beralkohol dibelakang Will yang tadi ia lempar gelas.

"Bawa dia pergi Bar! Dia sudah mabuk," ucap Will frustasi yang ditujukan kepada Albara yang hanya diam saja memandangi semua gelagat Laura.

"Jangan sebut-sebut nama pria gila itu!" racau Laura kembali yang mana kali ini sukses mencuri atensi kedua pria itu, apa lagi Albara sudah memelotot ke arah Laura.

"Jika saja pria gila itu tidak membatasi gerak ku malam ini, mungkin sekarang aku sudah enak-enakan di kamar hotel bersama mangsaku!"

Sudah cukup, kali ini Albara sudah benar-benar tersulut emosi. Niat Albara kan melindungi Laura dari para penjahat kelamin yang tidak bertanggung jawab. Laura malah ingin menyerahkan dirinya sendiri ke lubang neraka.

"Baiklah ayo pergi, sudah cukup kau main-main," Albara harus bertindak dan menginterogasi Laura, bisa-bisanya Laura berpikir seperti itu.

Namun saat Albara hendak menarik tangan Laura agar bangun dari kursi yang diduduknya, tangan Albara lagi-lagi ditepis oleh Laura.

Albara hanya diam sembari menatap Laura intens, Laura pun balik memandangi wajah Albara dengan seksama.

"Hei kau...... Kenapa wajahmu sama seperti wajahnya?"  racau Laura sembari menoel-Noel wajah Albara.

You Into MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang