Tepukan riuh terdengar di ruangan teater, sekarang adalah hari terakhir anak teater latihan untuk pertunjukan lusa nanti. Keysha tersenyum menatap teman teman satu ekskulnya, iya sangat senang dengan latihan hari ini.
Keysha mengambil air minum di dalam tasnya, ia sangat haus setelah sedari tadi terus mengucapkan dialog yang sudah ia hapalkan. Keysha melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya, sudah jam 5 sore, Keysha sudah latihan dari jam satu siang, akhir akhir ini Keysha sering izin jam pelajaran.
Keysha kali ini berperan sebagai seorang kakak dari peran utamanya, kali ini iya tidak menjadi peran utamanya. Keysha berpamitan pada teman ekskulnya untuk pulang, karena latihan memang sudah selesai.
Keysha memainkan Cardigan pink nya untuk menutupi kaus putihnya ia hanya memakai baju kaus putih lengan pendek dan celana training olahraganya. Rambutnya ia ikat kembali membenarkan ikatannya yang mulai longgar.
Saat Keysha hendak keluar dari ruangan latihan matanya menatap seorang pria yang sedang bermain basket sendirian, Keysha tau itu siapa, tapi apa yang ia lakukan sendiri. Sekolah bubar jam tiga, dua jam lalu.
Keysha berniat menghampiri namun rasanya canggung saat mengingat bahwa sudah satu minggu mereka sudah jarang berbicara bertemupun tidak. Keysha hendak meninggalkan lapangan namun suatu teriakan terdengar dari arah lapangan jadi Keysha kembali berhenti.
Terlihat Al sedang menerima telpon lalu mengambil tas yang ia simpan di bawah ring basket dan pergi dengan terburu-buru. Tanpa di sadari Keysha mengejar Al, namun Al sudah pergi dengan motornya.
Keysha jadi penasaran kenapa dengan Al.*****
Keysha baru saja selesai mandi, sebuah handuk membukus kepalanya, malam ini dirinya akan menyiapkan perlengkapan untuk teaternya nanti. Sekarang hari kamis dan tepat di hari sabtu ia akan tampil di gedung sekolah, untung saja banyak peminat yang akan menonton di lihat dari karcis teater nya yang terjual 500, lebih dari target.
Keysha mengeluarkan tiga tiket dari tas nya ini tiket teaternya satu untuk Adel dan Devina dan satu lagi untuk Papah nya, jika papa nya datang Keysha akan sangat senang tapi jika tidak Keysha sudah biasa.
Keysha keluar dari kamarnya untuk mengambil makan malam, namun suara telpon ponselnya membuat ia tak jadi membuka pintunya dan lebih dulu mengambil ponselnya.
Keysha keluar dari kamar nya dengan ponsel yang menempel pada telingan kananya, mendengar kan Adel yang sedang curhat.
"Gimana gimana?"
"Jadi ya gue keselah sama bokap gue, gue tuh gak butuh duit Key, yang gue butuh itu perhatian nya bukan duitnya. Dari kecil gue tuh cuman di kasih duit aja. Pantes aja nyokap gue lebih milih nikah lagi kali ya," cerita Adela keluarga Adela memang sudah tak bisa di sebut baik lagi, apalagi ketika Mamah nya bercerai dengan papahnya.
"Hush gak boleh ngomong gitu, mereka orangtua lo juga."
"Ya... Habis nya gue kesel banget bokap gue baru pulang dari London sekarang berangkat lagi ke Paris, emang kerjaan nya lebih menarik kali ya dari pada anaknya."
"Papah lo kerja juga buat lo kan, kalo papa lo gak kerja lo pasti gak punya sepatu sampe buat kamar buat sepatu sepatu lo itu," Keysha duduk di meja makan lalu menuangkan nasi dan lauk pada piringnya.
"Yaelah gak gini juga kali, gue jadi males pulang kerumah."
"Emang lo ada di mana.?"
"Gue di rumah Om gue papanya Al."
Seketika ingatan nya tertuju kepada Al.
"Eh Al ada di rumahnya gak?"
"Gak ada tuh kayaknya lagi sama Gevan kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKEY
Teen FictionBerawal dari satu kopi yang tumpah dan membuat keysha harus mengenal Al yang terkenal oleh tingkahnya yang brandal. Tapi Al bisa membuat hidup keysha yang penuh dengan masalah, bisa membuat hidup nya kembali berwarna. Hingga, sebuah rahasia dari Al...