18

552 50 15
                                    

Terik matahari pagi sangat menyengat kulit, hari senin yang cerah tapi tak secerah wajah para murid. Karena hanya hari senin lah yang membuat mereka lebih rajin dari biasanya. Ada upacara.

Semua atribut harus lengkap, karena beberapa guru BK mengecek satu persatu atribut mereka. Yang tidak lengkap, jangan harap bisa bersatu dengan kawan rajin lainnya.

Anak enam dan Tiara sudah datang lebih cepat. Mereka baru saja turun dari minibus milik Dandi. Ya, minibus.

"Kayak mau piknik keluarga anjir make minibus," ucap Randi seraya menutup pintu.

"Ingin pergi tamasya~~~" senandung by Dafa.

"Repot banget kalo beda mobil, irit tempat lah itung-itung hahaha." ucap Dandi, si pemilik minibus yang entah ia kapan belinya.

"Rajin asli lu, Di." takjub Tiara yang membuat Dafa membuang napas kasar.

"elah timbang minibus, besok gue bawa pesawat tempur biar cepet." kesalnya.

Tiara memutarkan bola matanya malas.

Mereka belum pergi dari parkiran, sambil menunggu sang ratu Blyss. Yap! Razita.

Wikan melirik jam tangannya, hmmmm belum dateng juga, batinnya.

Mereka menunggu sambil santai memakan camilan keripik singkong yang Alvin bawa. Sekalian testimoni rasa, ibunya berjualan aneka keripik.

"Renyah banget, mantaplah inimah." puji Rivan sambil mengunyah.

Alvin tersenyum, "anjay first testimoni nih,"

Tiara menawarkan ke Wikan, "Mau kagak lu, keburu abis."

"Mager ngunyah." balasnya singkat.

Dafa mengejek, "Yaelah, laga lu bang!"

Wikan tak menghiraukan.

Matanya hanya fokus pada parkiran motor, belum datang juga.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya, "Halooo!!!!" sapanya riang.

Wikan kaget sekaligus lega, "Lama."

"Nungguin yaaa pacarkuuu." balas Zita dengan senyuman manis yang tak pernah luntur dari wajahnya.

"Iya."

Zita mendengar suara kriuk-kriuk ramai sekali, ia menoleh.

"Zi, cobain dong keripik emak gue." tawar Alvin menyodorkan sebungkus keripik singkong.

"Wahhh, mau dong!!!" Zita mengambil dengan antusias.

Zita memakannya, dan ia tak lupa menyodorkan satu keripik singkong tersebut dan mengisyaratkan Wikan untuk membuka mulut.

"Aaaaa,"

Tiara dan yang lainnya memutar bola mata dengan malas, bahkan berdesis sebal.

"Tadi lu gue tawarin kagak mau anjir!" sebal Tiara.

Wikan memeletkan lidahnya, "Kan disuapin pacar."

Alvin melempar keripiknya dengan sebal, "Taik!"

"Pernah berbuat dosa apa aku di masa lalu hingga tak pernah merasakan ke-uWuan seperti ini." ucap Dafa dramatis.

Dan......semuanya meninggalkan Dafa yang masih memasang muka sok merananya.

"Kampret lo semua! Tungguuuuu!"

*°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°*

Upacara masih berlangsung, sedangkan para murid sudah mulai misuh-misuh karena pegal, lemas, kepanasan, dll.

FIRST (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang