16

2.5K 190 59
                                    

Yeay! Liburan! Ada yang kangen ubby gak?:((((

-
-
-
-

Hari pertama menjadi pacar seorang Wikan Clarkson, Zita sedikit mengubah penampilannya. Rambut pirangnya sengaja tak ia kepang seperti biasanya. Ia sudah rapi dengan seragamnya.

Jika biasanya hari pertama jadian si cowok akan melakukan hal-hal romantis. Entah sekedar ucapan selamat pagi yang manis atau memberi kejutan lainnya.

Namun, segala khayalan dan ekspetasi seorang Razita buyar digantikan dengan raut wajah masamnya. Ia baru saja membuka pintu, seseorang yang sudah membuat dirinya dan Wikan terluka berdiri di hadapannya.

Zita langsung saja menutup pintunya kembali, namun tenaganya kalah, Ravi menahannya.

"Zi, gue mohon dengerin penjelasan gue dulu...," lirihnya penuh penyesalan.

Dengan wajah sarkas Zita mendelik tajam, "Apa? Penjelasan kalo gue ini cewek murahan? Gak tau diri? Gak punya harga diri? Iya? cih! Oh my god, i really hate you."

"G-gue gak maksud kayak gitu, gue cuma....,"

"I DON'T CARE!"

BRAK!!

Zita membanting pintu dengan keras, bahkan ia tak peduli jika tangan Ravi terjepit pintu.

Zita mendengar suara Ravi yang berkali-kali menyerukan kata 'maaf'. Zita tak menghiraukan suara Ravi bak kicauan burung.

Zita kembali memakan sandwich-nya yang tertunda. Sembari mengunyah ia melirik ponsel pintarnya, berharap ada notifikasi dari seseorang yang baru menjadi pacarnya. Namun nihil.

"Punya pacar rasa jomblo, dasar pacar kutub!" keluh Zita seraya menelan kuat-kuat rotinya tanpa dikunyah terlebih dahulu saking kesalnya.

"Kenapa sih Wikan tuh gak ada romantisnya sama sekali? Nembak maksa, ya kan Zita jadi gak bisa nolak. Ja-"

"Jadi kalo gue gak maksa, mau nolak?" suara berat seseorang memotong ucapan Zita. Wikan.

Hah?

Zita mematung, ia menelan ludahnya susah payah. Darimana datangnya manusia kutub itu? Pikirnya.

"Pacar apaan ngomongin di belakang." sindir Wikan dengan suara datar.

Zita memberanikan diri untuk menoleh, dan benar saja pacarnya yang tampan itu sedang bersandar di dinding.

"Hehehehe," tawa Zita seraya cengengesan, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sejak kapan kamu dateng?"

"Pas si kunyuk dateng,"

Hah? Kunyuk? Apa itu? tanya Zita terheran-heran, tapi ah sudahlah!

"Ck, kenapa kamu biarinin dia masuk sih?!"

Bukannya menjawab, Wikan malah mengambil sesuatu di nakas meja. Ah ya! Sandwich ternyata yang ia ambil.

"Buka." ucap Wikan seraya mengarahkan dagunya ke mulut Zita. Memberi kode agar kekasihnya itu membuka mulutnya.

Zita membuka mulutnya menerima suapan potongan kecil sandwich.

"Udah romantis belum?" tanya Wikan dengan nada menyindir.

Zita menahan senyumnya, ia ingin mengerjai kekasihnya. Kapan lagi seorang kutub seperti ini, hahahaha.

"Belum...," sahut Zita.

Wikan mengernyit, lalu beberapa detik kemudian ia menarik lengan Zita agar lebih mendekat. Ia mendudukkan Zita dipangkuannya, dan memeluk pinggang ramping kekasihnya.

FIRST (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang