YEAY! UBBY UPDATE!
Alhamdulillah Ubby sudah mendingan. Terima kasih doanya ya para pembaca yang selalu sabar menunggu♡
Ubby terharu gmn gt dah di spam chat sama readers :v (MAKLUM AUTHORNYA JOMBLO HIKS HIKS) intinya ubby bangga punya kalian!!!♡♡♡♡
Salam sayang dari Ubby untuk readers yang selalu mendukung vote dan comment. Semoga yang masih jadi silent readers cepat diberikan hidayah. Aamiin. :*
-
-
-
-Zita menatap malas buku tebal di hadapannya. Berkali-kali ia menguap lebar. Di tambah guru Fisika yang sedari tadi masih betah menuliskan banyak rumus di papan tulis.
Sampai akhirnya ada seseorang yang masuk memberitahukan sesuatu.
"Maaf, permisi. Bapak Didi kedatangan tamu dari sekolah SMA Taruna." ucap salah satu siswa yang sepertinya disuruh oleh guru piket untuk menyampaikan pesan.
"Baik, terima kasih Nak." ujar Pak Didi.
Zita tersenyum senang di balik buku tebalnya, yang ia harapkan akhirnya terwujud. Ia bisa tidur.
"Maaf bapak akhiri pembelajaran hari ini, karena saya ada urusan yang tak bisa ditinggalkan. Mengingat masih ada waktu dua jam, bapak kasih tugas dan dikerjakan dengan teman sebangku. Terima kasih." ucapnya seraya memberi setumpuk kertas pada ketua kelas lalu keluar kelas.
Sekelas hanya mendengus sebal dan pasrah.
Zita sudah tak peduli lagi dengan keadaan sekitarnya. Ia benar-benar mengantuk, karena seharian kemarin ia menghabiskan waktu bersama Wikan.
"Ta, ada tugas nih." bisik Wikan menyikut pelan lengan Zita.
Zita menoleh tanpa menjauhkan kepalanya dari tangan yang ia jadikan bantal di atas meja.
"Mata lo sembab banget, abis nangis?" Tanya Wikan.
"Ngantuk." Jawab Zita singkat.
Wikan ikut menaruh kepalanya di meja dan menatap Zita. Jaraknya sangat dekat. Jika Zita tidak sedang mengantuk, pasti ia sudah senang tak tertolong.
"Ngantuk banget?" tanya Wikan.
Zita mengangguk, "Ini mataku udah lima watt. Jangan diajak ngobrol mulu." kesalnya.
"Kalo tidurnya begitu nanti badan pada sakit."
"Biarin ajalah, udah diem." acuhnya.
Wikan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia mengambil kursi di belakangnya, dan menambahkannya ke tempat mereka.
"Ta bangun."
Zita sedikit membuka matanya, "Apa lagi Wikan?" tanyanya sebal.
Wikan menepuk-nepuk pahanya, "Tidur sini. Gue yang ngerjain tugasnya."
Zita benar-benar membuka matanya, "Beneran? Aaaa baik banget." ucapnya seraya berbaring dan menjadikan paha Wikan sebagai bantal. Ia tak peduli dengan keadaan kelas, ia hanya ingin tidur.
Wikan hanya tersenyum kecil melihat Zita yang langsung masuk ke alam mimpi. Mulutnya yang mungil sedikit terbuka, napasnya teratur. Wikan mengelus pelan kepala Zita, menyingkirkan beberapa anak rambut yang menutupi wajah Zita.
"Nice dreams." bisiknya lalu beralih pada beberapa kertas yang ada di mejanya. Ia mulai mengerjakan beberapa soal fisika.
Tiara dari jauh hanya tersenyum lebar, tak sia-sia kemarin ia meminjamkan motor dan kedua helm spiderman milik adiknya. Lihatlah keduanya semakin dekat.
