20 (END)

373 31 0
                                    

Hari ulang tahun Dafa pun tiba, jika siapapun yang bicara "udah gede aja segala ulang tahunan" Mereka tidak mengerti, bahwa ucapan itu sangat berarti bagi Dafa.

Dafa dibantu oleh bibi yang sudah seperti ibu kedua baginya itu sedang menata berbagai makanan. Ia senang sekali karena ulang tahunnya di masa remaja ini, ada anak 6 juga Zita dan Tiara yang akan menemaninya.

Ia tersenyum puas setelah melihat semuanya selesai, gapapa setahun sekali harus begini memang.

"Dafa!!! Main yuuuuk!"

sebuah sorakan riuh terdengar, Dafa sudah tahu betul siapa pemilik suara menyebalkan itu. Yuppp! Alvin!

Ia segera membukakan pintu, dan tadaaaa~~~ kerempongan pun terlihat jelas.

"SELAMAT ULANG TAHUN DAFA SI CONGOR BADAK!!!!" teriak Alvin dengan tangan yang sibuk memegang bingkisannya yang banyak itu.

Dafa meringis mendengarnya, "Njir suara Lo kek toak!"

"silahkan masuk wahai para tamu terhormat." ujar Dafa terkekeh.

Mereka memasuki rumah besar itu, hawanya terasa dingin dan sepi sekali.

Tiara pun tersentuh, ia jelas betul merasakan betapa kesepiannya Dafa selama ini. Ia benar-benar pandai menyembunyikannya.

"Waahhh! Lo nyiapin begini niat banget bro!" ujar Randi.

"Iya dong! Setahun sekali coy harus seru!" sahut Dafa dengan secercah senyuman.

"Happy Birthday, Dafa." ucap Zita dengan senyuman tulus.

"Thank you, Zi!" jawabnya.

Tiara yang membawa seloyang kue pun akhirnya buka suara, "Ini....emmm ... happy birthday ya."

"Aduh si ayang repot-repot aja nih, makasih yaaa."

"Ini Lo tiup dulu lilinnya, semoga makin dewasa ya Lo jangan kek bocah mulu!" kata Tiara.

Dafa menyengir lebar, mereka semua duduk di meja makan. Tentunya Dafa duduk bersebelahan dengan Tiara.

Dafa meniup lilinnya dan di hati kecilnya ia berharap sederhana ingin selalu bersama dengan teman-teman baiknya ini.

"Lo ngundang kita doang, Daf?" tanya Rivan.

"Iyalah, siapa lagi temen gue kalo bukan Lo pada."

"Kita? ngabisin makanan sebanyak ini???" tanya  Dandi tak percaya.

"Mau Lo bungkus bawa pulang juga gapapa."

"anjir malu-maluin." kekeh Dandi.

Mereka makan sambil melayangkan lelucon seperti biasanya. Rumah yang tadinya sepi menjadi hidup kembali.

****

Setelah makan-makan, mereka berkumpul di ruang tengah. Canda tawa selalu dilontarkan untuk memecah keheningan.

"Ini emak gue bikinin Lo berkilo-kilo keripik macem-macem isinya. Kesukaan Lo semua nih." ucap Alvin menjelaskan isi bingkisan besarnya.

Dafa tersenyum lebar, "Waduh jadi ngerepotin, sampein makasih banyak ya buat emak Lo. Bilangin, duh Dafa jadi makin sayang."

Alvin mendesis sebal, "Iye iye."

Alvin juga membuka bingkisan satunya lagi, sama sih isinya keripik juga. tapi yang ini buat di makan bersama. Ia tahu mereka menyukainya.

"Nih buat kita!!!"

Tiara langsung merebutnya, "Makasih Vin, buset dah gak usah repot-repot Napa, jadi seneng kan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FIRST (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang