PART 30

33 3 0
                                    

Sudah dua bulan terakhir ini, Leo dan team membicarakan produksi Unrequited Love sebelum mereka berangkat ke Korea. Persiapan sudah mencapai delapan puluh lima persen. Setelah proses reading selesai, Anthony dan Fajar mengkoordinasikan persiapan setiap divisi.

"Oke, dari divisi artistic ada kendala apa?"

"Eung..tidak ada sih, Bos. Semua perlengkapan sudah siap paling nanti kalau ada yang kurang koordinasi sama wardrobe"

"Oke".

"Divisi perlengkapan?"

"Paling nanti kendalanya packing-packing barang sih, Bos".

"Oke. Itu semua bisa kita antisipasi, dan untuk masalah packing kita semua bisa bantu. Karena kita memang bawa banyak barang kan". Fajar pun menceklist tulisan yang berisi daftar nama-nama barang yang harus dibawa.

"Bagaimana dengan astrada?"

"Breakdown untuk scene di Korea masih di fotokopian, setelah ini saya ambil batrei kamera untuk cadangan, clapper board nya sudah lengkap, rolling stand nya juga sudah diperbaiki"

"Baik, sepertinya pra keberangkatan tidak ada masalah"

"Kalau dari pemain ada yang mau disampaikan? Leo, Jasmine, Frans, Gyta, Raras, Bayu, Yudha, Edlyn?"

"Nggak ada, Pak".

"Okay, kalau begitu kita sudahi meetingnya sampai disini. Sampai bertemu lagi dua minggu lagi. Jangan lupa jaga kesehatan kalian, terima kasih".

************************************************

Nana tiba di rumahnya dan langsung merebahkan dirinya ke sofa. Mamanya datang sambil mengusap lembut rambut anak kesyangannya itu. "Bagaimana hasilnya sayang?"

"Aku, tidak lolos, Ma", Nana memposisikan dirinya duduk. Yang In Ha duduk disebelah anaknya itu. "Nggak papa kan, Ma?" Ujar Nana sambil memeluk sang mama. Baginya, dekapan mamanya lah yang mampu menghilangkan rasa lelah setelah seharian ini dia berada di luar rumah.

"Kamu tidak kecewa kan?"

"Tidak"

"Baguslah"

CLING

H-2 Bulan Liburan

"Ya ampun, Ma. Aku sampai lupa, sebentar lagi aku kan liburan".

"Oh, iya. Udah sampai mana persiapannya?"

"Tau nggak sih, Mah. Aku batal ke Bali, karena kemarin Bali kana da gempa. Jadi ya, kita mau cari aman akhirnya ganti destinasi ke Jeju deh hehehehhe...."

"Apalagi Jeju doang. Pengennya yang jauh, tapi ujung-ujungnya Korea-Korea juga. Yah, apalagi kan kita Cuma berencana, Tuhan kan yang menentukan? Eh tapi, kamu natalan disini kan?"

"Iyalah, Ma"

"Ya sudah, kamu istirahat dulu sana".

"Kalau gitu, aku ke kamar ya, Ma"

****************************************

Jason:Guys, kita ketemuan yuk, udah H-2 bulan nih

Ki Yong:Weekend ini aku kosong. Gimana yang lain?

Jin Hee:Call

Hae Joon: Bisa

Raina: Sorry, ada photoshoot

Nana: Sama...

Ki Yong: Ya sudah, yang bisa aja

Jason: Di tempat biasa ya

***************************

Di Breeze Cafe

Jang Ki Yong dkk bertemu untuk merencanakan itenerary liburan mereka selama di Jeju. Kali ini Jang Ki Yong berusaha untuk tidak terlambat lagi. Dia pergi dari rumahnya setengah jam sebelum jam pertemuan dimulai, padahal jarak dari rumah ke kafenya lima belas menit saja. Ia bahkan memilih menggunakan bus daripada naik mobil untuk menuju kesana.

"Jadi, apa sudah terpikir kita akan naik apa?", Tanya Jang Ki Yong.

"Bagaimana kalau pesawat? Kita pasti kan bawaannya banyak, tidak mungkin jika naik kereta, apalagi kapal", Ujar Jason.

"Ah ya, kau benar, Hyung"

Jin Hee tampak memeriksa aplikasi tiket disebuah web pencarian. "Guys, aku menemukan tiket ke Jeju dibawah satu juta. Paling mahal tujuh ratus ribu, pukul dua siang"

"Apa ada penerbangan lain selain itu?"

"Tidak ada, kau tahu kan, ini mendekati liburan tahun baru. Pasti semuanya sudah penuh"

"Ah ya, kau benar"

"Ambil sajalah"

Akhrnya mereka semua setuju untuk membooking tiket pada pukul dua siang.

"Baiklah, tiket pesawat sudah clear, sekarang bahas itenerary". Jang Ki Yong pun mengeluarkan secarik kertas yang dibawanya didalam tas polo miliknya. Tanggal keberangkatan mereka sudah disetujui oleh yang lainnya yakni tanggal 26 Desember hingga 2 Januari.

"Kemana destinasi pertama kita?"

"Bagaimana kalau Cheongsando, tempat itu cocok sekali untuk fotografi karena view nya sangat bagus"

Jang Ki Yong mulai menuliskan tempat yang disarankan Jin Hee.

"Sinuido. Itu khusus untuk tempat sunset-an"

"Seogwipo!" Ujar Ji Hee dan Dae Ha bersamaan.

"Ah, iya bagus sekali"

"Jeolmul". Saran Jason.

"Ah ya, Ki Yong-ah, apa kita lebih baik rental mobil saja?", Ujar Hae Joon.

"Wah, ide bagus. Baiklah nanti ku carikan. Jangan lupa foto dan share ke grup ya  hasil hari ini"

***************************************

Malam hari di balkon rumahnya, Leo merenungi sesuatu sangat lama sampai tak mendengar suara mamanya memanggil.

"Sayang, kamu ngapain, kok mama panggil nggak dengar? Ayo, makan dulu"

"Euh, iya, Ma. Sebentar lagi"

Mamanya pun mendekat. "Lagi ada masalah?"

Leo menunduk. "Aku tak tahu, keputusan yang aku ambil, udah benar apa belum".

"Tentang apa?". Leo hanya memeluk erat mamanya.

"Syuting".

Sang mama pun melepaskan pelukannya. "Sejak kapan kamu ragu sama project film? Bukannya ini hobi kamu?"

"Bukan, Mah. Bukan itu. Aku...aku takut nggak all out aja pas menjalankan syuting nanti"

"Yang ke Korea itu bukan?"

"Setiap kesana, aku..aku merindukan wanita itu. Jujur, sampai sekarang, aku belum bisa melupakannya".

Sang mama pun mengajak Leo duduk. "Terkadang, apa yang kita inginkan belum tentu kita bisa dapatkan, Sayang. Lagian, mama yakin kamu nggak akan bertemu dengan wanita itu. Ingat. Belum tentu ketemu".

Airmata Leo menetes. "Maafkan Leo ya, Ma"

"Ya ampun, Sayang. Sampai segitunya kamu mencintainya. Kalau sampai kamu bertemu dengan wanita itu, tunjukkan kamu bisa hidup tanpa dia. Anak mama nggak boleh lemah karena masalah cewek. Ngerti?"

Leo mengangguk mengerti. 

"Yaudah, ayo makan".

THE RIGHT TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang