PART 31

32 3 0
                                    

Hari keberangkan crew Unrequited Love pun tiba. Kedua puluh lima orang itu  berangkat sesuai dengan jadwal yang ditentukan, yakni tanggal sepuluh. Masing-masing mereka tampak sibuk berlalu lalang mempersiapkan barang-barang yang hendak dinaikkan ke dalam bagasi. Rata-rata mereka membawa barang-barang pecah belah, sehingga mereka me-wrapping barang bawaan mereka meskipun sudah dimasukkan ke dalam kardus.

Dengan menggunakan pesawat Asiana Airlines, mereka bertolak dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul tiga sore dan kemungkinan tiba di Korea Selatan pada pukul sepuluh malam atau pukul delapan malam waktu Indonesia.

Sama halnya dengan Jang Ki Yong dan kawan-kawan, kesepuluh orang itu pun tampak berbelanja keperluan liburan. Lebih tepatnya, para wanita. Para lelaki hanya menemani mereka berbelanja keperluan. Mereka semua hunting perlengkapan liburan hingga pukul sepuluh malam. Namun mereka cenderung menikmatinya karena hari itu adalah malam minggu.

"Oh iya, kalian udah pada beli perlengkapan buat Natal?"

"Kalau aku sih sudah, tinggal hias-hias. Eh iya, ini hanya saranku, bagaimana kalau kita main ke rumah-rumah kalian pas natal? Sekalian pamitan karena besoknya kan kita langsung berangkat". Timpal Hae Joon.

"Yang benar saja, kau ingin mengunjungi sembilan rumah kita dalam satu hari?!". Semua pun tertawa mendengar ide Hae Joon.

"Ya bukan begitu juga"

Yaudah, gini deh. Kan kita ketemuan langsung di bandara, Nah malam natalnya pergi main dulu ke rumah siapa gitu...Oh iya, rumah lo kan suka ngadain open house, Ki Yong-ah", Ujar Hae Joon.

"Eh, iya, benar juga. Nih yang buat cewek-cewek, FYI saja ya. Diantara kita-kita yang paling sering mengadakan acara-acara itu tuh keluarganya Ki Yong. Tidak hanya natal dan tahun baru saja, hari biasa pun, kalau mamanya  masak apa kita pasti  diundang, disuruh makan bersama. Mana masakan mamamu enak lagi" Cerocos Tae Joon.

"Ah, kau saja yang ketagihan"

"Hahahahhahahahha"

"Eh, tapi seriusan, Ki Yong-ah. Orang tuamu  bisa tidak, aku kan hanya memberikan saran"

"Iya, tapi harus datang semua loh. Nanti akan kutanyakan dulu"

********************************

"Persiapan kamu buat liburan gimana? Sudah selesai?"

"Iya, Ma. Sudah kok". Jawab Ki Yong sambil mengoleskan roti tawar. "Em, Ma. Natalan ada acara nggak di rumah?"

"Kayaknya sih, tidak. Kenapa tuh?"

"Makan malam disini bareng temen-temen boleh nggak , Ma. Sebelum besoknya aku berangkat liburan"

"Oh, ya tentu boleh, dong. Mama malah senang.  Memang yang ikut liburan ada berapa orang?"

"Termasuk sama aku, jadi sepuluh orang"

"Wah, banyak sekali. Kau ingin masak apa?"

"Apa saja"

Na Ra mendekati meja makan. "Berapa lama kau ke Jeju?"

"Sampai tanggal dua"

Na Ra mengambil roti yang hendak dimakan Jang Ki Yong dan memakannya sedikit. "Enak sekali"

"Ngomong-ngomong persiapan lo udah sampai mana?"

"Ya kurang lebih delapan puluh persen sih. Yang belum paling cetak undangan".

"Ada e-wedding invitationnya kan? Mau kusebarkan ke temen-temen"

"Iya, bisa diatur"

"Noona, apa kau ada kenalan rental mobil?".

"Oh iya. Kau kan butuh mobil ya disana. Ya sudah, nanti kuberikan  kartu nama anak buahku. Dia punya rental mobil di Jeju"

"Oke siap! Makasih Noona!"

********************************

Shooting hari ini, sudah berjalan selama sepuluh jam. Anthony selaku produser memberikan evaluasi berkaitan dengan jalannya shooting. Tentunya evaluasi berjalan santai, bahkan diantara mereka ada yang sambil membawa camilan dari kamarnya.

"Kalau buat saya evaluasinya sejauh ini baik. Hanya, masih ada adegan-adegan yang kurang pas menurut saya. Jadi menurut saya, kita perlu take ulang supaya keliatan sempurna dan natural. Nah untuk adegan-adegan yang saya koreksi itu ada lima scene. Nah menurut saya, setelah adegan di set yang sama itu selesai, langsung kita arahkan nanti ke scene-scene yang salah. Mengerti?"

"Siap, Mengerti!"

"Oke, sutradara ada tambahan?"

"Ya. Untuk para pemain coba lebih dihayati peran kalian masing-masing. Ekspresi wajahnya perlu dilatih lagi, terus untuk artistic perkap besok sudah siap kan?"

"Iya, sudah Pak"

"Kalau begitu, mengingatkan saja, jadwal untuk besok, kita ke daerah Busan. Diharapkan semuanya yang terlibat produksi Unrequited Love harap bangun pagi!". Katanya menegaskan.

"Kita sudah harus berangkat paling telat jam setengah tujuh. Kita sudah siapkan tiga mobil, kita harus berangkat pagi, supaya maksimal jam 9 kita udah mulai syuting. Paham? Oh iya, nanti kita bakal cari makannya di Busan. Jadi silahkan kalau yang mau bawa camilan bawa saja"

"Siap, Pak!".

Mereka akhirnya membubarkan diri.

"Eh, Jasmine, lo bangunin gue dong". Pinta Gyta dan Raras.

"Gue juga nggak bisa bangun pagi. Eh pakai alarm aja deh. Ntar siapa yang bangun duluan bangunin yang lain, termasuk cowok-cowok".

"Hmmm...boleh juga ide lo"

"Oh iya, yang cowok-cowok, bapak-bapak jangan merokok didalam kamar ya!". Kata astrada.

"Siap!!!". Jawab mereka kompak.

********************************

"Joo Hae Ra-ssi, ke ruangan saya sekarang ya". Perintah Na Ra yang baru saja hendak memasuki ruangannya.

'TOK'

'TOK'

'TOK'

"Ya, silahkan masuk".

"Oh, mana file yang saya minta?"

Joo Hae Ra meletakkan dokumen itu dihadapan Na Ra. "Hm, kalau tema urban rencananya mau ambil daerah mana?"

"Kali ini sih Perancis sama Jerman. Disitu juga ada list tempat-tempat yang akan kita kunjungi"

"Modelnya sudah ada?"

"Sudah. Stephanie Hwang sama George Jason dari Perancis"

"Hm...". Na Ra membaca CV George Jason. "Bagus juga. Ah, ya. Untuk make up model nanti tak perlu mencolok, nanti agak berat soalnya di wajah, terus yang saya lihat disini pipi George nanti agak lebih ditiruskan ya, terus pastikan dia udah cukur brewoknya. Karena pipinya agak tirus, lebih baik sisakan hanya jambangnya saja. Itu semua saya serahkan ke kamu"

"Baik, Na Ra-ssi"

"Oh iya, jadwal selama saya cuti honeymoon buat tahun depan sudah kamu susun?"

"Iya, sudah Na Ra-ssi"

"Kalau begitu, langsung kirim ke email saya saja ya. Oke, selamat kembali bekerja"

Kemudian Na Ra pun membuka chat kantornya lewat pc. Dan meng-klik nama Sung Tae Ja dan mulai mengetik sesuatu disana. Namun tiba-tiba ia urungkan. 

THE RIGHT TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang