PART 52

29 2 0
                                    

"Cie-cie yang habis ditembak sama Leo." ledek Raina sambil mencolek dagu Nana.

"Apaan sih, Ran. Udah deh berhenti goda-godain."

"Guys, kayaknya aku nih, yang menang taruhan. Siapa yang kemarin se team denganku?". Teriak Raina.

"Taruhan? Apaan?"

Raina memposisikan Nana untuk duduk. "Kau jangan marah dulu ya, jadi tuh, kita taruhan, kau akan  ditembak sama Ki Yong atau Leo. Kita jadi terbagi dua kubu. Karena kita menang, jadi anak-annak yang kalah bakal masakin kita besok. Begitu, cantik."

"Ah, ya ampun, gitu aja pakai taruhan segala"

"Eits, nggak papa dong, buat seru-seruan aja."

Ki Yong pun masuk ke villa. Ki Yong masih mematung memandangi Nana. Wanita itu melepaskan mantel dingin yang ia kenakan sejak tadi.

"Eung, Ki Yong-ah. Makasih ya, mantelnya"

"Ah, iya, sama-sama". Jawabnya singkat dan langsung pergi ke kamar.

CLING!

Sebuah chat masuk dari Leo.

Akhirnya lo tahu kan, siapa yang Nana pilih? Jadi gue harap lo jauhin dia

Rupanya, chat dari Leo tak Ki Yong balas, karena ia memilih untuk menenggelamkan tubuhnya ke kasur.

********************************

Nana terduduk di tepi kolam sendirian. Dirinya kembali teringat dengan kejadian yang baru saja ia alami. Sesekali, wanita itu masih merenungi pilihannya. Mungkin ini pilihan terbaik. Pikirnya. Namun ada yang aneh dengan hatinya. Kacau. Nana membenamkan wajah dengan kedua telapak tangannya. Airmatanya menetes. Ia menangis tanpa suara.

Na, udah tidur?

Nana mengabaikan siapa pengirimnya.

Sebuah telepon berdering dari handphone Nana. Dari Leo rupanya. Nana segera mengusap airmatanya.

"Halo"

Kamu udah tidur?

"Belum. Kenapa?"

Aku, ingin mengajakmu keluar sebentar

"Baiklah"

******************************

Leo sudah menuanti Nana keluar dari villa dengan senyum yang sangat merekah. "Aku, ingin mengajakmu ke taman"

"Yaudah, Yuk"

Leo dan Nana berjalan menyusuri dinginnya malam yang menusuk. Keduanya masih sama-sama diam malu, untuk membuka pembicaraan.

"Leo"

"Nana"

"Kamu dulu, Na"

"Kamu, duluan aja"

"Hm, ladies first dong"

Nana menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Leo. "Terimakasih ya, selama ini kamu telah membuktikan bahwa kamu benar-benar tulus sayang sama aku. Terimakasih juga karena kamu masih menungguku". Ucapnya sambil memegang tangan Leo. Kini Leo yang bergantian memegang tangannya.

"Karena aku mencintai kamu, Nana". Ujar Leo sambil mencolek hidung Nana.

Nana memeluk Leo erat. Tak terasa airmatanya jatuh didalam pelukan itu. Na, lo harus belajar mencintai Leo

"Aku sudah tidak sabar ingin memberikan warna dalam hubungan kita ini. Aku akan menjadikanmu wanita paling bahagia di dunia."

Leo melepaskan pelukannya. "Besok, pesawat jam berapa?"

THE RIGHT TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang