PART 54

23 2 0
                                    

Sudah setengah jam Raina menunggu Nana untuk memasuki studio. Kejenuhan Raina bisa teratasi dengan bermain arcade di salah satu tempat permainan. Tak berselang kemudian, pundaknya ditepuk seseorang.

"Oi, sorry ya lama. Macet nih"

"Hhhfft....lama banget sih tuan puteri". Jawabnya bete

"Hehehehe maafin"

"Yaudah, ayo masuk."

Mereka menghabiskan waktu selama satu setengah jam penayangan film FreeMan. Sebuah film bergenre thriller. Mereka berdua merupakan salah satu penggemar genre tersebut namun tak jarang mereka sedikit ketakutan jika menyaksikan scene-scene yang menyeramkan. Tak jarang Nana menutupi wajahnya saat melihat film itu.

"Mau makan apa lo?". Tanya Raina saat keluar dari studio.

"Steak"

"Hm, alright!"

Setelah menemukan restoran steak yang mereka inginkan, kedua wanita itu langsung memesan makanan yang mereka inginkan dan tak butuh waktu lama untuk menunggu pesanan mereka karena pengunjungnya masih sedikit.

Raina bermaksud untuk mengajak Nana pergi karena ingin mengatakan sesuatu hal yang penting tentang hubungan mereka, demi membantu Leo.

"Na, kapan-kapan double date yuk sama pacar gue. Lo ajak Leo juga sekalian"

Nana hanya meresponnya dengan anggukan tanpa bersuara karena sedang sibuk melahap steaknya.

Raina mengamati gerak-gerik Nana yang menurutnya sekit aneh. Tak biasanya sahabatnya ini tak menatap lawannya ketika berbicara. Gesture tubu Nana menunjukkan bahwa ia sedang gelisah akan sesuatu.

"Sekarang lagi project apa, Ran?". Kata Nana.

"Persiapan signgle terbaru gue"

"Wiih...keren...keren..."

"Kalau kau sendiri?"

"Project film baru"

"Gimana, Na kesan lo LDR an sama Leo?"

Nana terdiam. Ia menunduk dan berusaha memilih kata-kata yang akan diucapkannya.

"Fine-fine aja. Ya aku sama Leo sama-sama sibuk, jadi LDR an hanya sebatas chat. Tapi untungnya dia mengerti itu kok"

Sekali lagi Raina mengamati gesture tubuh Nana yang menunjukkan ketidaknyamanan saat mebicarakan topic tersebut. Hal itu jelas terlihat di mata dan kedua tangan Nana yang sedikit keras menggenggam pisau di tangan kirinya.

Telepon Nana berbunyi. Raina mengintip sejenak layar handphone sahabatnya itu. "Eih, panjang umur tuh orangnya vidcall. Angkat gih"

"Hai". Nana berusaha memberikan senyum terbaiknya.

Lagi dimana? Ramai amat

"Lagi hangout nih, sama Raina". Nana mengarahkan layarnya memperlihatkan wajah Raina.

Wah, apa kabar, Ran?

"Baik...baik...Nana kesepian tuh jarang ditelepon sama lo"

"Ish Ran apaan sih. Lebay". Desis Nana.

Hahahahahha...bisa jadi...bisa jadi. Em, Na. Aku udah pesan tiket di bulan Februari nanti, tanggal sepuluh. Sampai nanti ya

"Hmmm...okay"

"Tanggal sepuluh? Wah pas kalau gitu. Yo, gue mau ngajakin lo double date sama pacar gue"

Wah, seru tuh. Atur aja, Ran. Gue ngikut

THE RIGHT TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang