1.awal

228 30 8
                                    

BAGIAN SATU
NOW PLAYING : BUDI DOREMI - FRIENDZONE


****

Dimas keluar dari garasi rumah, lalu melajukan mobilnya ke samping rumah dimana ada rumah Ersya disana. Dimas menyandarkan punggungnya di kursi mobil, menunggu Ersya keluar dari rumahnya.

Ersya masuk kedalam mobil dengan wajah kusut dan ditekuk. Hari ini ada yang aneh dengan gadis itu, biasanya kalau seperti ini dia sudah ngomel dari A-Z.

"Tumben bawa mobil." Tanya Ersya menoleh ke Dimas.

"Berat kali Ca, bawa mobil." Timpal Dimas logis.

"Terserah!." Jawab Ersya singkat.

Sebenarnya Dimas lebih suka pergi sekolah memakai montor, berhubung montornya sedang di bengkel hari ini dia terpaksa memakai mobil.

"Tuh muka kusut kenapa?" Tanya Dimas sedikit melirik ke arah Ersya.

"Bukan urusan lo." Jawab Ersya.

"Lo Pms? Sakit?" Dimas mencoba mencairkan suasana.

"Lo bisa diem nggak sih." Ketus Ersya.

Dimas hanya menghela nafas dan mengusap dadanya, harus ekstra sabar jika menghadapi Ersya.

"Kebiasan, lo kalo lagi marah marah suka lupa pakai seat belt," gerutu Dimas. "Gue gak mau lo kenapa napa terus gue diomelin Bunda sama Tante  Dea seharian."

"Kalo lagi nyetir tuh ngadep ke depan, gue gak mau mati mendadak apalagi sama lo." Cetus Ersya.

Dimas hanya bergumam kecil sambil fokus pada kemudinya, membuat Ersya mendelik kesal. 

"Lo udah minum vitamin Ca?" Tanya Dimas lagi.

Kepala Ersya mengangguk. "Udah, males ah Dim harus minum vitamin terus, minum obat terus gak ada yang peduli juga sama gue."

"Heii.. lo gak boleh gitu Ca, Mama Papa lo itu sayang sama lo. Mereka kerja keras kayak gitu demi lo, biar lo bisa sembuh. Jadi jangan beranggapan mereka gak peduli sama lo, itu semua mereka lakuin demi lo." Penjelasan Dimas

Ersya menatap datar, "Papa nyaranin buat berobat keluar negeri." 

Dimas terdiam, dengan begitu jarak akan memisahkan mereka. Tapi, dengan pergi berobat ke luar tidak menutup kemungkinan Ersya bisa sembuh dengan cepat. 

RUMIT [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang